4 Desember 2018
21.15
Apartement
—
"Dia melamarmu? Wow, selamat! Aku turut bahagia!"
Tiga bulan sebelum pertemuan di bar, di waktu yang sama. Jisoo memeluk Joohyun erat sampai-sampai Joohyun kesulitan bernapas.
"Ya, dia melamarku ketika aku terbaring demam. Bayangkan, saat itu tampangku pasti kusut dan jelek sekali. Ditambah lagi suasananya jauh dari romantis—tapi kau bisa bayangkan betapa bahagianya aku ketika Seokjin akhirnya mengatakannya!" tutur Joohyun antusias.
"Astaga Joo, kau beruntung sekali. Calon suamimu begitu tampan, baik, romantis, kaya. Ah, dia nyaris sempurna…" Jisoo melepaskan pelukannya, "Lalu apakah kalian—hmm—melakukannya malam itu?" tanyanya tersenyum penuh selidik.
Kening Joohyun berkerut. "Tidak—tentu tidak. Kau tahu aku tidak akan melakukannya sampai kami benar-benar resmi menikah."
"Oh, ayolah Joo." Jisoo mengempaskan tubuhnya ke kasur empuk, "aku heran apa yang membuatmu tahan untuk tidak tergoda pada tatapan Seokjin padahal kalian sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Maksudku kalau aku jadi kau—"
Ucapan Jisoo menggantung.
"Apa yang akan kau lakukan jika menjadi aku?" Joohyun menyadarkan punggungnya ke tembok dengan tangan terlipat di dada.
Keheningan merayapi apartemen Jisoo yang sederhana.
"…ah tidak, lupakan saja."
[]