because i love you

1.5K 198 7
                                    


20 Oktober 2018



"Enak tidak?"

"Hm, lumayan."

"Maaf, ini pertama kalinya aku membuat bubur."

Enam bulan sebelum pertemuan di bar. Seokjin duduk di tepi kasur Joohyun yang tengah terbaring sakit. Ia mengusap wajah kekasihnya yang berkeringat dingin dengan handuk lalu jemarinya menyisir rambut hitam itu dengan sayang.

Joohyun meremas lengan Seokjin gemas, "Jangan bilang ini juga pertama kalinya kau memakai kompor manual."

Wajah tampan itu merona malu. Hari ini ia membatalkan semua meeting-nya agar bisa menemani Joohyun.

Kekasihnya itu menolak dibawa ke rumah sakit dan ini malah membuat Seokjin semakin cemas. Untunglah demamnya mulai turun. Seokjin menyuapinya dengan sabar.

Butuh satu tahun baginya untuk bisa melihat Joohyun secara utuh. Wanita lain mungkin memujanya demi harta namun tidak dengan Joohyun.

Enam bulan pertama, ia sama sekali tidak melirik Joohyun bahkan ia nyaris tidak sudi. Enam bulan kemudian, Seokjin perlahan mulai jatuh pada pesona sederhana yang Joohyun miliki. Ia ingat debaran yang ia rasakan ketika berdekatan dengan gadis itu, atau rindu yang seenaknya menyelinap ketika sehari tak melihat senyumnya.

Joohyun sering menolak dan malah marah-marah jika Seokjin memberinya barang mewah. Joohyun bahkan menolak pergi kencan jika Seokjin datang dengan mobil mewahnya.

Namun tiba-tiba sosok itu hadir di tengah mereka.

Sosok Jisoo yang pemalu dan polos. Sketsa rapuh yang membuat Seokjin ingin melindunginya sejak pertama kali bersilang tatap.

Namun dibalik sikap naif Jisoo ternyata ia menyimpan sisi liar yang hanya dihadirkan untuk Seokjin. Jisoo memberikan apa yang setiap lelaki butuhkan.

"Seokjin..." teguran lembut Joohyun menyadarkan Seokjin dari lamunannya.

Tiba-tiba Seokjin mengecup bibir Joohyun lembut. Ia membelai bibir bawah Joohyun mesra sebelum ciumannya bergerak dengan ritme pelan dan halus. Joohyun meronta pada awalnya namun harus menyerah ketika Seokjin juga mengusap punggungnya. Ia menikmati ciuman tersebut sampai dadanya sesak kehabisan napas.

"Hey! Kau kan tahu aku sedang flu. Bagaimana jika tertular!" protesnya sambil memukul-mukul bahu sang kekasih.

Seokjin hanya menyambutnya dengan kekehan manis.

Tawanya cepat berganti dengan gurat keyakinan. Ia menghujani Joohyun dengan tatapan lembut penuh harap.

"Joohyun, jadilah istriku, menikahlah denganku," pintanya sungguh-sungguh. Permintaan tersebut diikuti dengan sebuah cincin yang ia sematkan dalam diam.

Hari itu, Seokjin berikrar dalam hati bahwa ia akan memberikan sepenuh hatinya pada Joohyun. Dia bertekad mengakhiri hubungan terlarangnya dengan Jisoo. Semua agar Joohyun-nya tidak terluka.

Semua karena ia amat mencintai gadisnya, Bae Joohyun.




[]

Truth or Dare ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang