“Katanya, kalau seorang penulis jatuh cinta padamu, kamu tidak akan pernah mati ...”
.
.
.
a story by: idewsmile
.
.
.
Oktober, 2016
Pukul dua belas tengah malam, Lee Chaeyeon masih berkutat pada laptopnya. Detik jarum jam dan suara jentik keyboard memenuhi apartmennya. Matanya yang berkantung tetap fokus pada layar laptopnya yang berpendar di atas meja, tidak memperdulikan kekasihnya yang menopang dagu jengkel di hadapannya.
“Kau seriusan mau mendiami aku terus?”
“Diamlah sebentar. Aku sedang menulis.”
Sakura menghelas napas mendengar jawaban singkat Chaeyeon. Ia bangkit lalu berjalan menghampiri kekasihnya itu. Chaeyeon tetap mengetik untai demi untai kata tanpa memperhatikan Sakura sama sekali. Ketika Sakura berdiri tepat di samping Chaeyeon, ia melingkarkan kedua tangannya pada pundak Chaeyeon, menggelayutinya sambil turut menatap layar laptop. Dan lagi, Chaeyeon tak mengindahkan kelakuannya.
“Kau menulis tentangku lagi?"”
“Sebenarnya—” Chaeyeon menarik bangku agar mendekati dirinya dengan kaki- lalu menggendong Sakura dari pangkuannya, dan mendudukannya di bangku sampingnya. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya, “—aku menulis novel dan kebetulan nama Miyawaki Sakura cocok dengan ceritanya.“
“Cih, jangan membual—” Sakura menyeringai sambil menopang dagunya. Matanya terus mengamati Chaeyeon yang kembali berkutat pada laptopnya. “Tidak ada yang namanya kebetulan. Daun jatuh dari pohonnya saja sudah ditakdirkan Tuhan.”
“Berarti, aku ditakdirkan untuk menulis novel dengan namamu sebagai karakternya.“
“Bukan,” Sakura langsung menutup laptop Chaeyeon, mengalihkan perhatian gadis yang lebih muda dari dirinya. Chaeyeon mendelik kesal pada gadis di sisi kirinya, sedang kekasihnya itu menangkupkan kedua belah telapaknya pada pipinya, menunjukkan pose imut di hadapan Chaeyeon. “Kau ditakdirkan untuk mencintaiku.” lanjut Sakura.
Bibir Chaeyeon berkedut-antara kesal dan menahan senyum karena kekasihnya ini memang menggemaskan sekali. “Kudengar, orang yang jago merayu itu sulit jatuh cinta.“ Lee Chaeyeon kembali mengangkat tubuh Sakura, lalu mendudukannya di pangkuannya.
Yeah, menulis sambil cuddling bukan ide buruk. Chaeyeon meletakkan dagunya pada pundak kanan Sakura, kemudian membuka kembali laptopnya dan lanjut mengetik.
“Kata siapa? Aku berjuta-juta kali jatuh cinta sejak...” Sakura berpura-pura menghitung dengan jemari mungilnya. Jari-jari itu menyembul lucu dari lengan kaos bergaris kebesaran yang dipakai Chaeyeon. “Pokoknya sejak pertama kali bertemu denganmu. Aku sampai lupa kapan. Tiap detiknya, aku jatuh cinta.“
“Lihat, mulut manis dan lidah licinmu ini berusaha untuk mendistraksiku, ya?“ Chaeyeon mencubit bibir kekasihnya dengan sebelah tangan. Sakura mengaduh pelan, setelahnya keduanya tertawa bersama.
“Kau sudah menulis ini sampai seribu halaman lebih. Tidak berniat untuk membukukannya?"”
Chaeyeon mengangkat bahu. “Tidak pernah terpikirkan.”
"Kau penulis tapi sudah lama kau tidak menerbitkan buku apapun. Tidakkah itu menyedihkan?"
"Sama sekali tidak. Selama aku masih menulis, aku tidak akan terlihat menyedihkan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Iz Project
FanfictionAll authors participate for IZ*ONE. Support all member