12 | Apa aja, lah ( bego 8 )

1.5K 72 4
                                    

Dia cantik, dia unik, dia menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia cantik, dia unik, dia menarik.
Tetapi perilakunya bagaikan anak yang tidak dididik.

***

Erick menundukan kepalanya, antara kesal ataupun malu. Kesal karena ini bukan kesalahannya, dan malu karena memiliki teman seperti Arletta. Erick menatap perempuan itu dari ekor matanya, terlihat tanpa tau malu, dia tengah memakan ice cream rasa pisang dengan nikmat.

Laki-laki itu menghembuskan nafas kasar. Bagaimana bisa Arletta begitu santai menghadapi guru BK yang terkenal kejam ini?

Mereka dipanggil ke ruang BK bersama, bertanggung jawab atas semua kekacauan yang baru saja terjadi belum lama ini. Beruntung, tidak terjadi masalah yang lebih besar. Jika itu sampai terjadi, Erick tidak yakin apa yang akan perempuan itu dapatkan setelahnya.

"Kalian Ibu skors tiga hari," putus Bu Endang, "jangan sampai kalian mengulangi kejadian memalukan ini lagi!"

"Erick, skors itu apa?" Arletta menatap Erick dengan mulut yang belepotan terkena ice cream.

"Enggak sekolah dalam waktu yang di tentukan," jelasnya.

Arletta tersenyum lebar-senang. Matanya berbinar. Kemudian berlari keluar meninggalkan Erick dengan menyernyitkan kening.

"TATA DI SKORS!" teriaknya berulang kali. Kemudian langkahnya terhenti kala bertemu seseorang yang bahkan dia tidak kenal. "Tata diskors, loh" begitulah katanya.

Arletta memasuki kelasnya, kemudian berteriak. "TATA DISKORS, KALIAN PASTI IRI!!" Beruntung kelas sedang jam kosong, membuat Arletta tidak kembali mendapatkan hukuman.

Semua pasang mata memandangnya aneh. Arlettta tampak terlihat sanagat senang, bukannya sebaliknya.

"Tata diskors, Tata diskors," nyanyinya terus menerus.

Sesaat setelahnya perempuan itu tertawa terbahak-bahak yang diikuti oleh semua orang. Ines tampak sangat berantakan, rambutnya tidak tertata rapi, begitu juga pakainnya yang sudah tidak jelas. Keadaan yang begitu memalukan bagaikan orang gila.

"DIEM!" bentak Ines menggema ke seluruh kelas. Kemudian dia menyisir rambutnya dengan jari. Beberapa dari mereka mulai berbisik tidak jelas. Namun Ines tidak perduli.

Arletta duduk di samping Cantika. Perempuan itu tampak sangat anggun. Membuat Arletta ingin menjahilinya.

"Ar, Erick gimana?" tanya Cantika.

"Erick milik Tata."

Cantika tersenyum kemudian. "Erick akan jadi milik aku."

"Sayangnya, Erick cuma suka sama cewe yang pake sempak putih kaya Tata," ucap Arletta bangga. Ditariknya lengan baju Cantika-untuk membersihkan mulutnya yang kotor. Dia baru sadar setelah melihat dari pantulan layar ponselnya.

"Be the way, kemaren abis balik sekolah lo kemana, Bell?" tanya Ines, "nyokap lo telpon gue."

Bella mengalihkan pandangannya-menatap Ines. Matanya berubah drastis, seakan menutupi sesuatu.

"Gue kehujanan, trus neduh di rumah kosong sama kevin."

"Sampe malem?" Ines bertanya kembali.

"Hujan badai, baju gue basah ya udh terus kita pesen gopud," jujur Bella," buat angetin badan."

"Kasian abang gojeknya, enggak punya hati lo."

Kemudian Bella kembali berkutat dengan ponselnya melihat instagram. Hal menarik muncul di brandanya.

"Bakalan ada festival tahunan nih," ucapnya kemudian, "dibuka untuk umum."

"Ngeband yuk," ajak Ines.

"Tata libur, enakan tidur." Perempuan itu menjulurkan lidahnya, mengejek.

"Ka, lo bisa main alat musik atau nyanyi?" tanya Bella. Mungkin saja perempuan itu dapat menggantikan Arletta.

"Gue bisa nyanyi."

"Tapi klo band doang, nggak waw. Kita harus buat sesuatu yang menarik perhatian. Tapi apa?" Ines berfikri cukup srius. Dia ingin terlihat cantik, dan menghilangkan gosip hari ini. Dia ingin menunjukan sisi yang berbeda.

Hening. Tidak ada yang memiliki ide sama sekali dan memang malas untuk melakukan hal menyusahkan seperti itu.

Mereka memikirkan diri sendiri. Seperti halnya Cantika yang ingin dekat dengan Erick. Arletta yang ingin tidur panjang dan Bella yang menginginkan libur-berkencan dengan Kevin.

Ines menggebrak meja di depannya seketika, suaranya cukup nyaring. Membuatnya menjadi pusat perhatian untuk kesekian kalinya. Mungkin dia mendapatkan ide yang cukup gila.

"Apaan goblok, ngagetin gue. Ponsel gue jatoh, untung enggak lecet," cecer Bella.

"Dapet ide Nes?" tanya Cantika srius.

"Enggak." Ines nyengir kuda.

Cantika hanya tersenyum manis dan mulai berpikir-sesuatu yang akan membuat dia di untungkan dalam festival tersebut. Tapi apa?

Setelah lama berkutat dengan nama Erick di dalamnya, Cantika pun mendapatkan sebuah ide yang akan membuatnya menarik perhatian Erick.

"Besok, abis pulang sekolah, dateng ke rumah gue. Enggak usah banyak tanya."

Cantika pasti akan berhasil kali ini. Pengalamannya tidak akan sia-sia. Erick pasti akan terkesan.

***
Jujur, rasanya kebegoan Arletta kurang goblok. Jadi maafkan:)

'''
Bluerasia

Bego Girl [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang