08 | Ranjau ( bego 6 )

2.4K 116 2
                                    

Bab baru lagi:)
Happy reading....

Dia merangkak mendekat ketika terusik, dia terbang ketika menyerang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia merangkak mendekat ketika terusik, dia terbang ketika menyerang.

***

Erick mengantarkan Arletta menggunakan motor king biru muda miliknya. Pagar besi yang menjulang tinggi nan kokoh menjadi latar kebersamaan mereka.

"Sana, pergi jauh-jauh. Semoga besok baru sampe, enggak usah balik lagi!" Meski mengatakan hal itu, Arletta tidak turun dari kendaraan tersebut.

"Setres. Rumah gue di depan, noh. Samping rumah lo, gobloknya diilangin napa Ta."

"Erick yang goblok, ranking satu mulu di kelas. Hidup itu buat tidur, bukan belajar!"

Ingin Erick mengucapkan sumpah serapahnya saat ini. Perempuan kesayangannya sangat bodoh, bagaimana bisa dibetulkan kembali jika sudah seperti ini?

Sedetik kemudian, Adletta turun dari motor Erick dan berlari menuju rumah laki-laki itu. Meninggalkan Erick yang hanya geleng-geleng kepala.

"Mama!" teriak Arletta. Suaranya memenuhi seisi rumah Erick.

"Mama di dapur sayang," jawab wanita paruh baya tersebut. Rosa namanya.

Arletta berlari cepat ke lantai dua, tepat kamar Erick berada. Tangga demi tangga dia naiki satu persatu. Kemudian dia buka pintu yang menghalangi langkahnya. Untuk persekian detik, perempuan itu berkeliling mencari tempat terbaiknya.

Karena tidak mendapatkan ide, dia mengambil sebuah plastik hitam sedang dari dalam tasnya. Ditaburkanlah isi dari pastik tersebut ke tempat-tempat yang mudah terlihat. Tidak lupa dia menyisihkannya sedikit untuk diletakan di toilet kamar tersebut.

Setelah usai, dia pergi dari TKP dan menuju ke dapur menemui mamanya Erick. Terlihat, laki-laki itu tengah memakan semangka yang begitu menggiurkan. Ingin rasanya Arletta memakan buah tersebut.

"Ma, ice cream Tata mana?"

"Mama belun stok lagi sayang," ucap Rosa, "Erick, ganti baju, abis itu temenin Tata beli ice cream."

Erick mengangguk setuju. Kemudian melangkahkan kakinya menuju tangga, dinaikinya satu persatu dengan perlahan.

"Ma, Tata pulang dulu ganti baju."

Setelah bersalaman dengan wanita paruh baya tersebut. Arletta berlari dengan kecepatan penuh. Tidak sabar mendengar hal luar biasa akan terjadi.

"Tata pulang!" teriaknya kembali.

Ayu tidak menghiraukan anaknya, tidak perduli. Karena sibetron azab lebih menarik dari pada anaknya sendiri.

Perempuan itu langsung pergi menuju kamarnya. Dilemparnya tas ke sembarang arah. Kemudian di bukanya aplikasi kamera dalam ponsel miliknya. Arletta berjalan menuju balkon, tepat setelahnya Erick menjerit dengan sangat kencang. Tidak lupa jingkrakan yang sangat eksotis.

"KECOA BANGSAT!" maki laki-laki itu.

Tawa Arletta pecah seketika. Tembok kaca tanpa terhalang satu helai gorden pun membuat perempuan itu mem-video kejadian tersebut dengan senang hati. Tidak lupa, dia mengirimkannya ke teman-teman untuk pembuktian balas dendamnya. Mengingat Mochi kesayangannya telah diberikan kepada orang lain.

Erick sudah tidak terlihat di kamarnya. Arletta yakin, saat ini laki-laki itu tengah menangis di bawah rok mamanya. Mengingat ketakutannya kepada kecoa adalah hal terburuk dari hidup Erick.

Senyum Arletta memudar. Ada rasa aneh yang menjalar dalam dadanya. Tentang Erick yang bertingkah aneh, tentang Erick yang tidak memperdulikannya. Pikirannya menerawang jauh, tepat siang hari berlangsung.

Cantika yang tidak mendengarkannya, dan Erick yang tidak melakukan apapun untuk Arletta. Perempuan itu tidak menyukai ada seseorang yang memeluk Ericknya. Laki-laki itu hanya miliknya seorang. Tapi anehnya, seakan Arletta bukanlah siapa-siapa.

"Erick!" bentak Arletta. Sedetik kemudian perempuan itu meninggalkan kelasnya.

Dia pergi berlari tanpa arah, bagaikan kakinya berjalan tanpa pengendalinya. Pikirannya kosong. Untuk pertama kalinya, Arletta merasakan perasaan aneh seperti ini. Rasanya seperti sedang bermain dengan ribuan kecoa yang menghinggapi tubuhnya.

Langkah Arletta terhenti di depan pintu kayu yang sudah rapuh-bertuliskan gudang. Mungkin memang inilah waktu yang tepat baginya untuk bertamu ke sarang hewan tersebut.

Dia harus berguru untuk menjatuhkan laki-laki buaya itu. Jika Erick benar-benar bertekuk lutut di hadapannya, maka Arletta akan segera menikah. Dan itu jangan sampai terjadi.

Walaupun begitu, Arletta akan tetap beguru meski dia tidak mau menikah dengan sahabatnya. Jika memang sudah terpentok tembok, maka dia harus memanjatnya.

Perempuan itu mengetuk pintu dengan cara menendangnya hingga bolong. Menimbulkan suara yang begitu menggema hingga ke koridor. Sangat sopan dan ramah.

Tidak cukup sampai di situ, dia menendangnya berulang kali hingga benda tersebut sudah berpulang ke Maha Kuasa. Berdoa dimulai! #:v

Terlihat banyak sekali benda-benda yang sudah tidak terurus. Debu dan sarang laba-laba ada di mana-mana. Kemudian Arletta disambut dengan ramah oleh tikus yang kabur dan kecoa terbang ke arahnya. Sambutan yang sangat luar biasa tentunya.

Dan begitulah cerita bagaimana Arletta mendapatkan kecoa mutan yang melegenda. Jika dilanjutkan akan menuai motivasi yang terlampau tinggi, eh kebencian yang bikin darah tinggi. Jadi mari kita lanjutkan ke bab selanjutnya. #diamuk_pembaca:v

***
Kalian phobia kecoa?
Yes / isi sendiri

'''
Bluerasia

Bego Girl [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang