Melihatmu tertawa karenanya, ada rasa sakit yang mendominasi, bukan hanya di dalam hati, tetapi juga di relung jiwa.
***
"Lagu yang akan saya nyanyikan, saya persembahkan kepada seseorang perempuan bernama Arletta."
Arletta berlari secepat yang dia bisa. Ada perasaan aneh yang menjalar di dadanya. Perempuan itu tersenyum senang menghaampiri Bian. Seakan Arletta mendapatkan pacar kaget. Perasaan yang luar biasa.
Arletta menginjakan kakinya di panggung dan musik mulai terdengar. Arletta tersenyum lebar dan mulai menggoyangkan tubuhnya asal.
Seluruh kota, merupakan tempat bermain yang asik.
Oh senangnya, aku senang sekali.
Kalau begini, aku pun jadi sibuk.
Berusaha, mengejar-ngejar dia.
Matahari menyinari, semua perasaan cinta.
Penonton mulai ikut bernyanyi, lagu sejuta umat yang tidak asing di telinga mereka. Kekecewaan sebelumnya dari penggemar laki-laki itu sudah terobati dengan lagu yang Bian bawakan. Bukan lagi romantis, melainkan soundtrack dari anime berjudul Sinchan versi Indonesia.
Tapi mengapa, hanya aku yang dimarahi.
Di musim panas, merupakan hari bermain gembira.
Sang gajahterkena flu, pilek tiada henti-hentinya.
Sang beruang tidur dan tidak ada yg berani ganggu dia.
Oh sibuknya, aku sibuk sekali.
lagu itu diulang kembali, membuat penonton semakin bersemangat. Banyak dari mereka ikut menggoyakan anggota tubuhnya seperti Arletta yang semakin antusias di atas sana.
"Kenapa? Cemburu?" tanya Galuh to the point tepat sasaran, ketika melihat wajah kesal Erick.
Erick mengalihkan perhatiannya sejenak, kemudian menatap Galuh singkat. "Cemburu? enggak dulu."
"Ngaku enggak dosa, Rik. Yang dosa itu kalo lo iri, dendam, mengumpat di dalam hati," Kevin ikut membuka suaranya dengan senyuman penuh arti.
"Brengsek!" Erick pergi meninggalkan kedua sahabatnya, perasaannya terlalu sulit untuk dikendalikan. Tidak seperti biasanya.
Berbeda dengan Galuh yang mulai mengambil video dengan ponsel miliknya.
"Ngapain?" tanya Kevin yang merasa aneh dengan kebiasaan baru laki-laki itu.
"Kenang-kenangan."
Kevin hanya mengangguk singkat. Kemudian teringat sesuatu. "Gue cabut dulu."
Sebelum Galuh menjawab, Kevin sudah pergi meninggalkan dirinya. Tempat yang begitu ramai, tetapi rasa seakan seorang sendiri, bagaikan di tempat sepi.
***
Arletta tertawa di belakang panggung ketika pertunjukannya bersama Bian telah usai. Air matanya sedikit keluar karena hal tersebut. Bian dan yang lain hanya memandang Arletta dengan penuh tanya. Tidak ada yang lucu, namun perempuan itu terus tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa?" Bian menyernyitkan keningnya.
"Liat!" Arletta menunjuk sebuah meja yang penuh dengan banyak aneka hadiah. "Tata joget di panggung dapet hadiah banyak."
Arletta tersenyum puas dengan pencapaiannya.
Bian terkekeh kemudian seraya mengangguk perlahan. Setidaknya Arletta meringankan bebannya membawa semua benda-benda menyusahkan itu. "Hebat."
Bian mengelus surai Arletta perlahan, membuat perempuan itu semakin melebarkan senyumannya.
Sebuah tatapan tajam memandang Bian dengan penuh emosi. Dingin yang begitu menyeruak, aura membunuh tidak kalah ketak.
Bian yang merasa diperhatikan mencari sosok itu, sosok yang membuat bulu kuduknya berdiri seketika. Untuk persekian detik, tatapan mata mereka bertaut. Kemudian Bian mengalihkan perhatiannya. Namun sebuah pukulan keras menghantam pipi kirinya. Rasa pegal dan ngilu menjalar dengan cepat.
"Anjing!" makinya.
****
Blue pikir bab ini terlalu sedikit, tapi awalnya emang mau buat shot story dan tiba-tiba jadi panjang. Buat nulis bab panjang di cerita ini itu susah. Mohon dimaklumi kawan T_T
'''
Bluerasia
KAMU SEDANG MEMBACA
Bego Girl [ HIATUS ]
Humor[ PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! ] Arletta adalah perempuan paling lemot dan tidak peka sama sekali. Dia suka salah paham dan begitu bego. Kebegoannya benar-benar berada di titik terendah bumi. Apapun yang perempuan itu lakukan, mampu membuat wajah E...