07 | Tanpa Sadar

1.1K 44 15
                                    

Bab baru lagi:)
Happy reading....

Binar di matamu selalu terpancarkan hingga menghapus kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Binar di matamu selalu terpancarkan hingga menghapus kegelapan.

***

Galuh meletakan alat pel ke gudang penyimpanan dekat toilet laki-laki. Tubuhnya terdorong masuk ke tempat gelap nan sempit itu—oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Lo!—"

Orang itu membekap mulutnya secara paksa. Apakah dia akan diperkosa saat ini? Tidak punya adab melakukan hal mesum di sekolah, seharunya dia sedikit memiliki tata krama. Misalnya melakukannya di tempat yang lebih baik, mungkin Galuh akan mau melakukan itu. #diamuk_Galuh:v

"Diem, entar ketahuan," bisik seseorang itu.

Suara yang lembut dan begitu menengkan untuk pendengarnya. Galuh sangat tau dia siapa, seseorang dengan mata yang terus berbinar kala melihatnya. Mungkin dia kepedean, namun begitulah adanya. Perempuan itu bernama Ines Narandy, sahabatnya.

Kemudian, Galuh menyingkirkan tangan itu dari wajahnya. Hembusan nafas kasar terdengar kentara dari laki-laki itu.

"Gak usah pegang-pegang!" ketusnya dengan volume suara yang rendah.

Keringat mengalir bebas di pelipis Galuh. Nafasnya tercekat begitu hebat, dihirupnya udara sebanyak yang dia bisa. Namun nihil. Udara di dalam ruangan ini masih belum cukup untuknya. Jantung Galuh berdetak tidak beraturan, tubuhnya mulai gemetar hebat ketakutan. Dia tahan mati-matian.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya untuk keluar, tidak sanggup untuk menahanya terlalu lama.

"Jangan pergi dulu, entar gue ketangkep Ikan Nila." Ines masih setia memegangi kenop pintu sekuat tenaga.

Suara ketukan benda tersebut mengagetkan keduanya. Ines semakin menahan gagang pintu itu dengan susah payah. Keringat mulai mengalir di pelipis Ines, jantungnya berdegup tidak beraturan, untuk persekian detik dia menahan nafasnya. Dia tidak mau terkena hukuman hampir setiap hari.

"Biar gue," ucap Galuh.

Ines senang, ternyata laki-laki itu peka. Karena dia sudah tidak sanggup untuk menahan pintu ini kembali. Meski dia tidak tau siapa gerangan sebenarnya, mengingat di ruangan ini tidak ada secercah cahaya yang membantu Ines untuk melihat.

Tetapi hal lain terjadi, bukannya laki-laki itu menahan pintu tersebut, melainkan dia membukanya.

Cahaya mulai masuk ke netra mereka, silau. Ines menyipitkan matanya. Kesal, perempuan itu sangat kesal. Tapi hal lain kembali terlihat. Tentang laki-laki itu yang hampir saja terjatuh jika saja tidak ada orang lain di hadapannya. Mereka tampak tengah berpelukan saat ini.

"Woi! Apa-apaan ini bajingan?" teriak laki-laki yang memeluk Galuh.

"Gay!" jawab Ines.

Kedua mata perempuan itu memebelak tidak percaya. Dia bersama Galuh untuk waktu yang tidak sebentar. Dan Galuh memeluk laki-laki saat ini? Benar-benar gila.

Ines pergi berlari menjauhi sepasang laki-laki di hadapannya. Dia geli melihat hal tersebut.

***

Maaf, buat bab ini enggak panjang. Buat yang follow Blue pasti tau alasannya apa. Blue akan berusaha buat up dua bab setiap hari. So, tungguin terus ya:)

'''
Bluerasia

Bego Girl [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang