04 | Bukan Teman ( bego 3 )

579 27 5
                                    

Ini dia bab barunya :)
Happy reading....

Ketika hal konyol terjadi, berpura-pura tidak saling mengenal adalah solusi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika hal konyol terjadi, berpura-pura tidak saling mengenal adalah solusi.

***


"Diem!" bentak Galuh untuk kesekian kalinya.

Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya. Suasana kantin tidak begitu ramai, sedang. Hanya menyisakan tidak lebih dari lima belas orang.

Kevin tidak gentar, dia terus mengganggu laki-laki itu dengan senyuman jail yang khas miliknya. Kali ini, dia tidak hanya menggelitiki tubuh Galuh saja, melainkan ikut memencet layar ponsel yang sedang Galuh gunakan.

Kesal, Galuh sangat kesal. Hal yang paling menyebalkan ketika penyakit Kevin kumat—menggangu Galuh bermain game.

Sedangkan Erick, mengamati Arletta yang sedang bermain gelas milik teman-temannya. Gelas tersebut, berisikan varian rasa seperti: jus jeruk, es teh, jus mangga, fanta, sprite, coca cola, dia campur semua dengan takaran yang sudah dia perhitungkan sebelumnya.

Kemudian Bella tengah mengambil video vlog untuk dia post di snap instagram miliknya. Ines sendiri memandang Galuh dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, berandai-andai jika itu adalah Sehun EXO.

"Nes, nih minum." Bella menyodorkan gelas yang sedari tadi Arletta mainkan, mengabaikan tatapan kesal perempuan itu.

Ines menerimanya dengan senang hati, tidak sadar dengan isinya. Sedetik kemudian, dia minum tanpa ada rasa curiga sedikit pun . Rasa aneh menyerang indra pengecap Ines. Tanpa pikir panjang, dia menyemburkan air dalam mulutnya hingga mengenai wajah Galuh.

"Bangsat! Kalah," makinya.

Kemudian laki-laki itu menatap tajam Kevin. Namun bukannya takut atau merasa bersalah, Kevin menunjukan kedua jari jempolnya kepada Galuh. Tidak lupa senyum yang mengejek sebagai bumbu. Hadiah yang luar biasa untuk sebuah kekalahan.

Pandangannya beralih ke Ines, di mana perempuan itu sedang gugup untuk mengambil sesuatu.

"M-maaf, enggak sengaja," lirihnya. Kemudian dia menyodorkan sapu tangan berwarna merah muda kepada Galuh.

Galuh mengambilnya dan mengelap wajahnya dengan kasar.

"Ta, gue denger lo abis bobol mobil?" tanya Kevin penasaran.

"Bobol?" tanya Arletta dengan tertawa meremehkan, "bobol itu apaan?"

Bella menjitak kepala Arletta kuat-kuat. Bukannya Perempuan itu kesakitan, melainkan semakin tertawa.

"Jadi, tukang bobol itu hal terkeren yang pernah ada Ta," jelas Kevin.

"Ngada-ngada lo!" tandas Erick.

Sedetik kemudian, Arletta beranjak dari tempat duduknya dan menggebrak meja. Dihirupnya oksigen sebanyak yang dia bisa, perlahan namun pasti dihembuskan karbon dioksida.

"TATA, TUKANG BOBOL MOBIL!" teriaknya.

Semua orang menatap Arletta dengan pandangan aneh. Tetapi Arletta tidak memperdulikannya. Perempuan itu berlari keliling kantin meneriakan jika dirinya adalah pembobol mobil yang keren.

"Lo si!" bisik Erick.

"Pura-pura gak kenal aja," balas Kevin dengan mengecilkan suaranya.

Dan benar, mereka semua mencoba untuk menyibukan dirinya dengan ponsel masing-masing. Berharap mereka sudah berkamuflase dengan yang lain.

"Gila tuh cewek."

"Orang gila nyasar ke sekolah, njir."

"Gak punya urat malu tuh orang."

Seperti itulah reaksi yang ditimbulkan Arletta saat ini. Kemudian perempuan itu berlari menjauhi area kantin dan masih berteriak tidak jelas. 

"Rik, bukannya itu temen lo?" tanya seorang laki-laki yang duduk tidak jauh darinya.

"Bukanlah, mana mungkin temen gue kaya gitu."

Kemudian Bella berbisik, "Pergi yuk."

Saran tersebut diterima, dengan segera mereka beranjak dan pergi dari tempat itu. Sangat memalukan memiliki teman yang urat malunya memang sudah putus sejak lahir.

****
Kalian punya temen yang gak ada urat malu?

Yes / Yes

'''
Bluerasia

Bego Girl [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang