13 | Asik! ( bego 9 )

1.6K 85 0
                                    

Bab baru lagi:)
Jadi bab yang dulu festival aku ilangin 90%. Semoga kalian suka.
___________________

Happy reading ....

Pertemuan pertama memanglah sebuah kebetulan semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan pertama memanglah sebuah kebetulan semata.
Namun pertemuan kedua adalah jodoh yang tidak kemana.

***

"Beli apa, ya?" tanyanya kepada diri sendiri.

Untuk kesekian kalinya, Arletta berputar-putar melihat kesana kemari-barang yang terpajang. Mulai dari camilan, bahan dapur, aneka sabun, peralatan tulis, dan lain-lain.

"Ambil aja semua."

Kemudian perempuan itu tersenyum. Lebih baik tidak perlu memikirkan yang membingungkan. Itu sangat mudah-pikirnya.

Arletta mendorong trolli kembali-mengambil aneka camilan kesukaannya, susu strawberry, mie instan dan boncabe, beberapa sabun yang dia pilih random, pulpen dengan aksen ice cream di tutupnya, kemudian skincare yang tidak dia mengerti. Semua dia ambil dengan jumlah yang tidak sedikit.

Setelah di rasa cukup, Arletta membayarnya di kasir. Belanjaan tersebut memakan harga berkisar tujuh ratus ribu rupiah, beruntung dia membawa ATM kakaknya.

Perempuan itu berjalan dengan riang, kemudian dia berjalan kembali ke rumah. Tetapi berhenti sebentar ketika melihat seorang pria paruh baya tengah mengayuh sepeda, di depannya terdapat gerobak ice cream. Dengan cepat Arletta menghalangi pria tersebut.

"Berhenti kau penjahat!" Arletta menunjuk seseorang di hadapannya. Menirukan tokoh anime yang belum lama ini dia lihat dari leptop kakaknya.

Pria tersebut, tidak mengerti dengan apa yang perempuan yang tak jauh darinya lakukan.

"Pak, beli ice creamnya semua. Anter ke rumah Tata di sana, warna cream," ucap Arletta, "entar orang rumah yang bayarin, Pak.

"Baik, Neng."

Pria itu kembali mengayuh sepedanya ke arah yang sudah dia lalui belum lama ini. Arletta melambaikan tangan, kemudian berpikir.

"Cream sama putih sama, 'kan?" gumamnya, "samain aja."

Perempuan itu bersiap berlari ala ninja Naruto. Namun gagal tertabrak oleh seorang laki-laki tinggi-memakai kemeja putih yang di balut dengan jas hitam. Belanjaan Arletta sendiri jatuh berserakan.

"Minggir! Jalan pake mata!" bentak seseorang tersebut. Laki-laki itu terlihat gusar, pandangannya mengamati sekeliling. Takut jika mereka sudah berhasil menemukan dirinya.

"Hebat, ajarin lari pake mata, dong!" teriaknya tidak kalah sengit.

Dia tidak memghiraukan Arletta dan mulai melangkahkan kakinya. Terlihat darah mengalir di jari-jarinya, tak lupa sobekan besar di lengan jas.

Arletta menarik lengan yang tidak baik-baik itu dengan cukup kuat. "Jangan pergi, ajarin dulu."

"Minggir!" Dorongnya hingga perempuan tersebut tersungkur.

Tetapi Arletta masih tetap kukuh dengan pendiriannya. Di pukulnya lengan laki-laki itu dengan cukup kuat. "AJARIN!"

Ringisan kesakitan dia tahan sebisa mungkin. Memalukan ketika terlihat lemah di hadap seorang perempuan. Di tiupnya luka itu dengan perlahan, berharap rasa sakitnya sedikit mereda.

Arletta menarik laki-laki itu menuju rumahnya-berlari. Pagar besi nan kokoh menjulang tinggi dia buka perlahan. Tarikan perempuan itu tidak kunjung berhenti, membuat orang tersebut terus meringis menahan rasa sakit.

"Pelan, njir. Sakit!"

"Bunda, abang! Tata pulang," serunya menggema ke seluruh ruangan.

Seorang laki-laki yang terlihat lebih tua dari Arletta menghampirinya. Tatapan tajam dengan rahang mengeras dia layangkan kepada orang asing itu. Dia adalah Dylan Pamungkas-kakak kandung Arletta, seorang Mahasiswa fakultas teknik.

"Enggak tau," jawab Arletta dengan tertawa kemudian.

Dylan mencekal kerah laki-laki itu, dengan tatapan membunuh yang tidak ketinggalan. Kecerobohan adiknya memang sering kali membuat masalah. Seperti saat ini, memasukan orang asing ke dalam rumah dengan santainya.

Sebuah bukulan Dylan berikan kepada seseorang itu-membuatnya tersungkur ke lantai.

"Asik!" senang Arletta.

Jantung laki-laki itu berdebar lebih cepat, nafasnya naik turun, keringat dingin memgalir di pelipisnya. Terlepas dari kejaran serigala, namun dia masuk ke kandang singa. Tamatlah riwayatnya.

****
Jodoh atau kebetulan?

Isi sendiri

'''
Bluerasia

Bego Girl [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang