15

1.2K 175 54
                                    

Mana yg nungguin ini hm??

Buka-buka galeri banyak bgt foto" uwu Baejin hmm, jd kangen :")

.
.
.
.
.

“Jinyoung-ah, maafkan aku. Aku hanya—“

“Sudah cukup, aku mengerti.” Jinyoung melewati Daehwi yang menghadangnya di pintu masuk kelas begitu saja.

Daehwi menatap melas pada Jeno dan Hyunjin untuk meminta bantuan tapi kedua temannya itu hanya menggeleng pelan.

Semalam Jinyoung dan Daehwi sudah membombardir groupchat yang beranggotakan mereka berempat soal masalah Daehwi yang menjadi spy Daniel untuk mengawasi Jinyoung dan memberitahukan segala aktivitas Jinyoung— yang sebenarnya ia tidak ingin kalau Daniel sampai tahu.

Jeno dan Hyunjin juga tak kalah terkejut saat tahu apa yang dilakukan Daehwi. Bukankah dia tahu kalau Jinyoung sangat tidak ingin masalahnya dan Guanlin sampai diketahui orang tua mereka dan juga Daniel? Dan Daehwi dengan mudahnya membocorkan semua yang Jinyoung bagi ke mereka pada Daniel.

“Aku tidak bermaksud membuat masalahmu semakin besar Jinyoungie, sungguh!”

Daehwi tidak menyerah, ia duduk di bangkunya tapi Jinyoung justru pergi dari sana. Tas punggung yang baru beberapa detik lalu ia letakkan di atas meja kini di sampirkannya kembali di bahu dan dengan cepat meninggalkan kelas. Mengabaikan panggilan cemas Jeno dan Hyunjin serta bisik-bisik penasaran dari teman sekelas mereka lainnya.

“Dimana Guanlin?” tanya Jinyoung pada Samuel dan Woojin yang sedari tadi ternyata memperhatikan dari luar kelas.

“Dia tidak masuk.”

“Ah bocah sialan itu,” Jinyoung mengacak rambutnya kesal.

Guanlin belum pulang ke rumah sejak kemarin. Satpam di rumahnya mengatakan kalau Guanlin pergi dengan motornya sore hari dan sampai saat ini ia belum juga pulang. Bahkan anak itu membolos sekolah— hm, itu sudah biasa sih sebenarnya.

“Kalian berkelahi lagi kan?”

“Tidak!”

“Jangan berbohong!” bentak Jinyoung.

Ia kehilangan kendali akan emosinya saat ini. Tak habis pikir Guanlin justru membuat masalah disaat masalah yang ada sudah sebegini memusingkan Jinyoung.

“Wajah kalian babak belur begitu, dan Haknyeon juga tidak masuk kan?”

Woojin dan Samuel saling melempar pandang. Menyuruh satu sama lain untuk menjawab pertanyaan Jinyoung.

“Tsk, sudahlah. Tidak seorang pun yang bisa membantuku. Samuel, urus pacarmu, sepertinya dia menangis.”

Tepat saat Jinyoung melanjutkan langkahnya untuk kabur dari kelas, bel masuk berbunyi. Woojin dan Samuel meneriakinya, bertanya kemana ia akan pergi tapi Jinyoung tidak berniat menjawab.

......

Untuk pertama kalinya Jinyoung membolos. Duduk sebangku dengan Daehwi membuat Jinyoung pun merasa ia tidak akan bisa fokus dengan pelajaran jika ia tetap memaksakan diri untuk belajar. Ia tidak marah, hanya sedikit kecewa.

Jinyoung mengerti kalau apa yang dilakukan Daehwi semata-mata karena mengkhawatirkannya, tapi seharusnya itu semua tidak perlu. Terutama Daniel, ia seharusnya tak perlu membuat Daehwi menjadi informannya seperti ini, Jinyoung pasti akan menceritakan semua pada pria itu cepat atau lambat.

Deeper || PanDeepNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang