16

1K 163 58
                                    

Kok makin hari makin pendek :)

Maaf ya aku lg mentok bgt sama Deeper, udah ngetik tapi cuma mampu dapet segini. Maafkan daku ya guys :'

Sebagai gantinya malam ini aku bakal up Still Ma Bae juga, jgn lupa di cek yaa nanti~
.
.
.
.

"Biar aku antar, ayo."

Jinyoung mengabaikan teman-temannya dan berlalu dari kelas begitu saja.

Daehwi menatap sedih punggung Jinyoung, ditemani Samuel yang berusaha menghiburnya.

"Ayolah, Jinyoung. Kami memang akan ke rumahmu, lebih baik kau pulang bersama kami," ujar Woojin sambil berusaha menyamai langkahnya dengan Jinyoung yang terburu-buru.

"Tidak, terima kasih."

"Kalau soal Daehwi kau tidak perlu ikut mobil Sam. Aku bawa mobil hari ini, ada Hyungseob-"

"Sudah kubilang tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri, Park Woojin!" balas Jinyoung kesal.

Setelahnya ia meneruskan langkah menuju gerbang depan. Tidak Guanlin, tidak temannya sama-sama annoying.

"Kalau kau di ganggu Lucas di jalan bagaimana?"

"Urus saja urusanmu!"

Teriakan lantang Jinyoung mengundang perhatian beberapa murid lainnya. Sekarang sudah jam pulang, hampir semua penghuni sekolah berbondong-bondong menuju gerbang.

Jinyoung acuh tak acuh, terserahlah orang akan berpikir apa toh hari ini sudah kelewat buruk baginya. Ia hanya ingin pulang dan berdiam diri di kamar.

"Jinyoungie!"

Sosok Daniel berdiri di luar halaman sekolah, ia tersenyum seraya melambaikan tangan. Membuat para siswa berbisik-bisik memuji pesona Daniel yang tampak keren hanya dengan pakaian santainya.

Jinyoung memperlambat langkahnya saat Daniel justru menyongsong keberadaannya. Padahal ia sudah berniat untuk pulang dengan bus. Melihat wajah Daniel membuatnya kembali merasa kesal. Ia butuh waktu sendiri.

"Sayang, kau tidak terlihat baik-baik saja. Kau habis menangis, kan?" tanya Daniel khawatir saat Jinyoung sudah berada tepat di hadapannya.

"Apa anak itu mengganggumu lagi? Kim Donghan, benar?" Daniel menghujani Jinyoung dengan pertanyaan. Jelas sekali kalau ia khawatir.

Jinyoung tersenyum mengejek, dihempaskannya tangan Daniel dari bahunya.

"Hyung benar-benar tidak tahu atau hanya pura-pura tidak tahu, hm?"

"Jinyoungie, apa maksudmu? Hyung khawatir-"

"Bukannya kau sudah tahu seperti biasanya? Informanmu memangnya tidak memberi tahu?" sinis Jinyoung.

Daniel yang mengerti arah pembicaraan Jinyoung kembali merasa bersalah. Diraihnya tangan kecil tunangannya itu tapi yang ia dapat hanyalah penolakan.

"Hyung pasti tahu apa yang terjadi! Berhenti berpura-pura!"

"Sayang, hyung tidak. Hyung sudah berhenti, kau tidak menyukainya kan? Hyung tidak lagi-"

"Kau puas hyung? Kau senang membuatku bertengkar dengan teman baikku sendiri!?"

Daniel terdiam. Untuk pertama kalinya Jinyoung semarah ini padanya. Kondisi sekolah yang masih ramai membuat mereka menjadi pusat perhatian para murid yang lalu-lalang. Beberapa bahkan terang-terangan mencibir mereka.

Deeper || PanDeepNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang