1

6.1K 396 103
                                    


Lelaki tampan sekaligus manis dengan postur tubuh menawan itu menarik napas gugup untuk kesekian kalinya.

Dia— Lai Jinyoung bahkan sesekali mengigit jari tangannya sendiri. Kacamata hitam yang bertengger manis di hidungnya bahkan tidak bisa menyembunyikan pergerakan bola matanya yang gusar.

Sebuah mobil hitam berhenti tak jauh darinya, dua orang lelaki tampan turun. Kali ini ia menghela napasnya jengah.

“Aku kira Renjun dan Chenle.” Sungutnya.

“Chenle menangis terus jadi Renjun juga ikut menangis, mungkin agak lama baru sampai,” jawab salah satu diantara keduanya yang berambut hitam. “Mama dan papa sedang dalam perjalanan kemari untuk mengantar keberangkatanmu.” Sambungnya— Seo Changbin, sepupu Jinyoung.

“Aishh.. mereka cengeng sekali, kan aku bisa berkunjung ke sini nanti.” Balas Jinyoung malas— tapi diam-diam tersenyum sendu.

Ia melirik jam tangannya sekilas, masih ada 30 menit sebelum waktu keberangkatannya ke Seoul— kampung halamannya.

Sudah lima tahun sejak Lai Jinyoung datang dan menetap di Shanghai untuk belajar. Meninggalkan kedua orang tuanya dan seorang adik di Seoul.

Selama lima tahun ia tinggal bersama paman dan bibinya— orang tua Changbin, dan selama lima tahun itu pula ia tidak pernah bertatap wajah langsung dengan keluarganya. Ia tidak pernah pulang selama lima tahun ini.

Itulah yang sedari tadi membuatnya gugup, sekaligus senang pastinya. Ini kali pertama setelah lima tahun lamanya ia akan bertemu lagi dengan keluarga kecilnya.

“Hei, Lucas, kau kenapa?” tanya Jinyoung yang baru menyadari sosok lain. Lelaki tampan di samping Changbin itu hanya diam sedari tadi— menatapnya sedih.

“Tsk! Come on, Youngie. Dia murung sudah sejak sebulan setelah tahu tentang rencana kepulanganmu ke Seoul." jawab Changbin mewakili.

"Calm bro, apa yang kau takutkan? aku tidak akan melupakanmu." Jinyoung memeluknya sekilas, sekedar untuk menenangkan lelaki yang jauh lebih tinggi darinya itu.

Lagi pula Jinyoung sudah terlalu malas melihat wajah muram Lucas, seolah ia akan pergi ke Kutub Utara dan menikah dengan seekor beruang kutub saja.

"Bisakah aku percaya?" balas Lucas memelas. "Kau sudah menolakku berkali-kali itu tandanya kau memang tidak menganggapku."

“Lucas, kita tidak sedang membicarakan hal itu." Changbin menepuk bahu Lucas dengan penuh simpati. "Biar kuberi tahu, Jinyoung menyukai tipe laki-laki yang sepertiku dan—"

"Seo Changbin, hentikan omong kosongmu." sela Jinyoung pada Changbin yang tengah tertawa tanpa dosa. “Mendekati Felix saja tidak becus.”

Jinyoung tidak mengerti kenapa sepupunya ini begitu menyebalkan dan suka sekali mengganggunya, tapi nanti setelah Jinyoung kembali menetap di Seoul— seperti lima tahun yang lalu— ia pasti akan merindukan sosok Changbin yang begitu menyebalkan.

"Kau tidak perlu khawatir, Jinyoung.. aku akan menyusulmu nanti." Lucas tersenyum menatap Jinyoung dalam. "Setelah aku menjadi orang yang sukses dengan usahaku sendiri, tidak ada alasanmu untuk menolakku."

Jinyoung dan Changbin sama-sama dibuat terkejut dengan perkataan pelan namun penuh kesungguhan dari Lucas. Belum sempat Lucas menggenggam tangan Jinyoung, lelaki itu lebih dulu mengangkat telapak tangannya untuk menepuk pelan bahu tegap Lucas.


"Baiklah, aku ingin lihat keseriusanmu, honey~" goda Jinyoung membuat Lucas terkejut. Lelaki jangkung itu kemudian mengangguk pasti diiringi senyum cerah khas dirinya.

Deeper || PanDeepNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang