Haloo, aku balik~
Masih ada yg nungguin ga?Aku up siang aja, tumben yaa? Soalnya nanti malem aku mau khusyuk nyari link streming / sekedar mentengin TL liat W1 konser. Hikss :" emang ga modal aku tuh.
Jan lupa vomment nya yaa, tengkyuuu~
.
.
.
.
Jinyoung cemberut selama perjalanan pulang. Pertanyaan Daniel ia abaikan, tawaran camilan favoritnya yang menggiurkan ia tolak mentah-mentah.
Tepat setelah Daniel memarkirkan mobilnya di garasi rumah, Jinyoung buru-buru turun. Meninggalkan Daniel yang hanya menghela napas seraya menggelengkan kepala. Jinyoung terlalu keras kepala.Bocah itu marah pada Daniel karena telah memaksanya pulang sementara di sekolah masih ada satu mata pelajaran lagi. Daniel tidak punya pilihan lain, biar lah Jinyoung marah padanya daripada membiarkan lelaki manis itu terbaring dengan tidak elitenya di ranjang UKS sekolah.
“Oh, hai slut. Tumben kau sudah pulang?”
Langkah Jinyoung terhenti saat mendapati Guanlin berjalan santai dari arah dapur. Dengan satu tangan di dalam saku, dan tangan lainnya memegang kaleng soda, bocah tinggi yang masih berseragam sekolah itu mengernyit jijik saat lewat di samping Jinyoung.
“Ini kan belum waktunya pulang. Kenapa kau di sini?” tanya Guanlin. Entah serius bertanya atau hanya sekedar mengusik kakaknya.
Jinyoung berbalik balas menatap Guanlin dingin, “Apa pedulimu?”
“Heol, santai saja,” Guanlin terkekeh lantas menatap heran Jinyoung yang sedari tadi memeluk perutnya sendiri. Senyum sinis tersungging di bibirnya.“Perutmu sakit? Jangan-jangan kau sedang mengandung anak dari kekasihnya Donghan di Shanghai dulu. Such a lil’ bitch.”
Baik telinga maupun hatinya terasa panas, mendengar kalimat kasar itu keluar dari mulut Guanlin jauh lebih menyakitkan daripada saat Donghan menghinanya berkali-kali.
“Terserah. Aku mau ke kamarku.”Sedikit tertatih, Jinyoung menaiki anak tangga ke lantai dua satu per satu. Sementara Guanlin memperhatikannya dari bawah.
“Apa kau melakukan hal yang sama pada Daniel?” ucap Guanlin lagi. “Kau memberikan tubuhmu itu padanya begitu saja? Ohh atau kau bahkan melakukannya dengan banyak orang? Aku jadi khawatir kalau tiba-tiba saja Samuel putus dari Daehwi. Dan penyebabnya adalah kau yang menggoda Samuel—“
“LAI GUANLIN PERHATIKAN BICARAMU!”
Bukan Jinyoung tapi Daniel— yang baru saja hendak masuk. Pria bertubuh maskulin itu berdiri di ambang pintu lantas mengambil langkah lebar menuju Guanlin yang tampak sedang menantangnya.
Buru-buru Jinyoung menuruni anak tangga dengan cepat saat tahu keduanya akan berkelahi. Mendahului Daniel, Jinyoung menghadang tubuh besar pria itu. Kepala kecilnya menggeleng ribut.
“Tidak, hyung. Sudah, kau tidak perlu ikut campur Niel hyung! Biar aku—“
PLAK!
— biar aku yang melakukannya.”
Bukan hanya Guanlin, tapi Jinyoung sendiri kaget. Di pandangnya telapak tangan yang baru saja menghantam kuat pipi kanan Guanlin, meninggalkan bekas merah yang sama seperti di pipinya beberapa saat lalu yang ia dapat dari Donghan.
Iris coklat itu mulai berkaca-kaca, ditatapnya Guanlin yang masih blank. Setetes air mata mengalir di pipi Jinyoung tanpa sedikit pun isakan.
“Maafkan aku.” Lirih Jinyoung sebelum akhirnya berlalu ke kamar sambil menahan rasa perih di perutnya.
Daniel berdecih, memandang rendah Guanlin yang sangat ingin ia beri pelajaran sejak tahu sebrengsek apa ia pada Jinyoung.“Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Jinyoung dan mantan kekasihnya. Tapi aku tidak sebodoh itu untuk percaya begitu saja pada orang lain. Karena aku tahu, Jinyoungie bukan orang yang seperti itu.”
“Lagi pula Jinyoung itu laki-laki, mana bisa dia mengandung.” Sambung Daniel.
Napas Daniel terengah-engah setelah mengatakan semua yang ia tahan sejak mendengar cerita Hyunjin soal Guanlin di sekolah tadi. Dengan langkah lebar ia pergi dari hadapan Guanlin, menyusul Jinyoung yang sudah masuk ke kamar sambil membanting pintunya dengan kuat.
Guanlin masih terdiam di tempatnya. Memikirkan kembali semua ucapan yang terlontar dari mulutnya. Tapi ia tidak merasa salah. Buktinya, Luhan— ibunya, pria itu bisa mengandung. Bisa saja Jinyoung juga, yang jelas tidak mungkin dirinya.
Tak lama kemudian ia hanya mengangkat bahunya tak acuh seraya melempar kaleng soda kosong ke tempat sampah di dapur. Guanlin mengusap pipinya yang menjadi korban sang kakak, ia lantas meringis.
“Berlebihan, cih.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Deeper || PanDeepNiel
أدب الهواة-discontinue- ~'Feelings that shouldn't be deeper. Deeper love and much deeper hatred. PanDeepNiel area Lai Guanlin x Bae Jinyoung × Kang Daniel BXB ⚠️Incest ⚠️Mpreg top!kdn bot!bjy top!lgl