21

1.3K 187 55
                                    


Balik lagi setelah sekian lamaaa

Masih ada yg nunggu ini ga sih?

.

.

.

Hari semakin sore, kediaman keluarga Lai semakin sibuk mengingat makan malam pertemuan antar dua keluarga besar dari masing-masing calon mempelai akan berlangsung tak lama lagi.

Para asisten rumah tangga sedang bekerja keras di dapur untuk menyiapkan hidangan yang terbaik. Sesekali Luhan akan datang memeriksa dapur lalu kembali sibuk dengan segala persiapan lainnya.

Makan malam ini sebenarnya tidak akan terlalu formal mengingat tujuannya adalah untuk mengakrabkan diri satu sama lain. Lagi pula pernikahan yang direncanakan sudah pernah dibicarakan beberapa waktu lalu antar para orang tua.

Daniel memasuki rumah calon istrinya— juga rumah dimana ia tinggal selama ini— dengan semangat. Ia membungkuk hormat saat mendapati tuan dan nyonya Lai di ruang tamu.

“Apa Jinyoungie sudah pulang?” tanyanya.

Sehun dan Luhan mengernyit bingung. Bahkan mereka belum bertemu si sulung sejak anak itu pergi ke acara wisuda Daniel di kampusnya.

“Loh, ayah malah mengira Jinyoungie sedang bersamamu.”

“Tidak.. maksudnya, tadinya iya. Tapi dia bilang harus segera pulang karena ayah dan bunda menunggu.” Jelas Daniel bingung.

Luhan meremas lengan suaminya. Kenapa membingungkan seperti ini?

Jinyoung bilang pada mereka kalau ia akan pergi bersama Daniel, tapi anak itu berkata pada Daniel kalau ia harus menemui ayah dan ibunya. Tapi nyatanya Jinyoung justru tidak sedang bersama siapapun.


“Sekarang aku mau mengajaknya memilih cincin.” Ujar Daniel lagi dibarengi senyum tersipu. “Dimana Jinyoungie?”


“Dia sedang tidak di rumah, Daniel. Dia bilang mau pergi denganmu.”


Jawaban Luhan membuat Daniel merasa khawatir. Ini jelas tidak seperti Jinyoung biasanya. Anak itu selalu mengabari kemana pun ia pergi agar tidak ada yang cemas tapi sekarang— apa yang sedang Jinyoung lakukan sebenarnya?

Daniel naik ke lantai atas, hendak memeriksa kamar tunangannya itu tapi pintunya dikunci rapat. Ia lantas memeriksa kamar Guanlin. Tampak seperti biasanya tapi tidak ada siapa pun di sana.

Mungkin saja Jinyoung sedang pergi sebentar bersama Guanlin. Ia tidak boleh panik duluan. Berusaha berpikir positif, ia mencoba menelepon Jinyoung tapi ponsel anak itu tidak aktif. Menghubungi Guanlin pun juga tidak mendapat balasan.

Kurang dari tiga jam lagi makan malam besar ini akan berlangsung. Jinyoung seharusnya sudah di rumah saat ini, tapi bahkan lelaki manis itu tidak bisa dihubungi.


“Apa ayah tahu dimana Guanlin sekarang?”


.......


Di sinilah Lai bersaudara berada. Sebuah karavan nyaman yang terletak di balik night club yang masih tutup. Tempat berkumpul Guanlin dan ketiga temannya jika rumah Haknyeon sedang ramai.

Deeper || PanDeepNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang