duapuluh enam

2.1K 208 0
                                    

"oppa temani aku tidur ne."

"kajja." hyojung menggendong somin di lengannya,membawanya ke kamarnya.

"oppa,apa kau punya pacar." hyojung menatap aneh pada somin.bagimana anak sekecil somin tahu tentang pacaran.

"kenapa."

"eomma bilang,kalu somin sudah besar somin bisa punya pacar.oppa kan sudah besar jadi apa oppa punya pacar." hyojung hanya menanggapi pertanyaan soomin dengan senyuman.

"apa oppa mau jadi pacar somin kalau somin sudah besar." hyojung tahu jika somin hanyalah seorang anak kecil,tapi entah kenapa ada rasa senang saat gadis kecil itu memintanya menjadi pacar.

"baiklah,oppa akan menunggu kau besar.sekarang tidurlah,semoga mimpi indah." hyojung mengelus surai panjang somin hingga membuatnya tertidur.

selama ini hyojung tak tahu apakah dirinya lurus atau belok.selama tujuh belas tahun hidupnya ia tak pernah memiliki pacar.selama ini hyojung hanya tahu bermain dan berkelahi juga menjaga yoongi,hanya itu.perkataan somin barusan membuat hyojung berpikir tentang bagaimanakah masa depannya.apa ia akan menjadi seperti yoongi atau tidak.

"somin sudah tidur." hyojung mengangguk saat seokjin bertanya.

"kau tahu somin selalu membayangkan jika ia akan bersama mu suatu hari nanti,dia selalu bercerita tentang mu.kupikir awalnya mungkin ia mengagumi mu tapi kurasa ia berharap bisa bersamamu." seokjin mengungkapkan apa yang harus ia ungkapkan.

"entahlah,aku belum memikirkannya,kuharap itu hanya khayalan anak-anak saja." hyojung sadar jika ia mungkin bisa saja menyakiti somin jika hal itu terjadi.









'tuan park minsoo apa pendapat anda tentang kabar yang beredar mengenai anak anda park jimin'

'apa ia seorang gay'

'apa anda baru mengetahuinya.'

'tolong beri klarisifikasi nya tuan park.'

park minsoo ayah dari park jimin hanya mampu mengepalkan tangannya saat para wartawan menunggunya di depan kantor,emosi yang memuncak ia tahan sampai ia tiba dirumah.selama ini para awak media dan karyawan mengenal park minsoo sebagai orang yang bijaksana dan dermawan.

"PARK JIMIN,ANAK SIALAN KELUAR KAU,AKU TAHU KAU DIDALAM..APA YANG KAU PIKIRKAN HUH." park minsoo berteriak lantang saat baru memasuki rumahnya,emosinya yang sudah meluap kini ia keluarkan.

"JISOO MANA ANAK KESAYANGANMU,JANGAN MENCOBA MENYEMBUNYIKANNYA." park minsoo semakin emosi saat istrinya datang mencoba menenangkannya.

"tenanglah..kau duduk dulu,aku akan mengambilkanmu minum..jimin ada dikamarnya." yah..sejak berita tentang jimin beredar ia kembali kerumahnya,sudah dua hari jimin mengurung diri dikamar.alasannya bukan karena ia takut tapi ia sedang mencari cara agar ayahnya tak ikut campur masalahnya.

"kau kira aku bisa tenang,seluruh warga korea tahu jika aku memiliki seorang anak yang melenceng dan kau menyuruhku tenang hah." park minsoo hampir saja memukul istrinya sebelum sungwon mencegahnya.

"appa tak berhak memukul eomma,appa kira semuanya salah siapa..apa appa lupa apa yang appa lakukan padaku dan jimin." sungwon menghempaskan tangan minsoo.

"kau..kau berani sekali dengan ku,selama ini aku sudah baik hati memberimu makan dan membiayaimu tapi ini balasan mu."

"aku tak pernah memintanya,bukankah kau yang menginginkan aku seperti ini.apa aku pernah berharap jadi seorang direktur.kau yang membuatku seperti ini,kau yang membuat mimpiku menjadi musisi hancur,dan kau juga akan melakukannya pada jimin.aku tak akan membiarkanmu.--"

plakk

"berani sekali kau bicara seperti itu pada ayahmu,jika kau tak mau menuruti kemauanku kau boleh pergi dari sini." sungwon memegangi pipinya karena tamparan keras ayahnya,bahkan sudut bibirnya berdarah.

"kau tak bisa melakukan itu padanya.jika ia pergi bukankah kau yang rugi.apa kau lupa jika ia adalah mesin pencetak uangmu." jimin berujar dingin,menuruni tangga dan menghadap ayahnya.sudah cukup ia bersembunyi,kali ini jimin harus melakukan tugasnya.

"kau tahu apa...anak sialan seperti mu tak berguna.kau berani menegakkan wajahmu di depanku setelah membuat keluarga ini malu huh..berani sekali kau."jimin mencegah tangan ayahnya untuk melukai wajahnya.

" sudah cukup kau mengahancurkan keluarga ini.bukan aku ataupun sungwon hyung yang melakukannya tapi kau sendiri yang menghancurkannya.aku tak perlu bantuanmu aku bisa menangani masalahku sendiri.jadi jangan ikut campur."jimin berlalu begitu saja meninggalkan tempat tinggalnya.jimin tak takut kalaupun ayahnya mengusirnya,selama ini ia sudah terbiasa hidup sendiri.sekarang yang harus jimin lakukan adalah memperbaiki semuanya.ia harus menjelaskan semuanya pada media.



jimin baru saja keluar dari apartemen yoongi dan mendapat kabar jika yoongi sudah pindah.kini tujuan jimin adalah rumah sahabat sejatinya,taehyung.



"hyung iih lepasin.." taehyung mengukung jungkook di sofa,membuat wajah jungkook memerah karena malu.

"ooh..lihatlah sepertinya kekasihku ini sedang malu- malu." taehyung mengusap pipi jungkook lembut membuatnya semakin merona.

"hyung..pergilah,kau berat." bukannya pergi taehyung justru semakin mendekat,hidung mereka bahkan bersentuhan.

"EEHM." shit!

taehyung mengumpat saat aksinya harus terhenti karena sebuah deheman dari makhluk ghaib bermarga park.

"sepertinya kau tak mengkhawatitkanku,kukira kita bersahabat." jimin duduk di depan taehyung.jungkook,jangan tanya dia dimana.dia lari dan bersembunyi saat sudah terbebas dari kukungan taehyung karena malu.

"kau bukan anak kecil lagi,lagi pula berita itu belum sepenuhnya benar.bukankah tujuan awalmu mendekati yoongi untuk membalas perlakuan hyojung padamu." jimin bimbang,tentu saja.dulu ia mendekati yoongi hanya untuk bermain-main.ia bahkan tak menyangka jika dirinya sudah jatuh ke dalam permainannya sendiri terlalu dalam.

"apa yang harus kulakukan tae."

"menurutmu...kau harus jujur dulu dengan dirimu.gunakan hatimu untuk memilih,jangan gunakan pikiranmu untuk masalah hati.sekarang aku tanya,apa kau mencintai yoongi." jimin diam,ia tak mampu menjawab karena ia sendiri belum yakin.

"aku tak tahu,aku selalu nyaman saat berada di samping yoongi.aku tak tahu apakah itu bisa disebut cinta atau hanya sebuah kasih sayang yang tak kudapatkan dari sungwon.aku tak tahu harus menganggap yoongi hyung seperti apa."

"lebih baik kau perbaiki dirimu dulu jim,yoongi bukan lagi remaja labil yang hanya memikirkan pacaran,ia mencari pendamping yang bisa menemaninya dan juga melindunginya.kau harus membuktikan jika kau bisa menjadi pendamping yang baik untuk hidup yoongi.tapi sebelum itu,kau harus cari tahu tentang perasaanmu dulu."taehyung sendiri sebenarnya tak tahu apa yang baru saja dikatakannya.tiba-tiba saja kalimat itu berada di otaknya.

sepertinya memang otak taehyung akan bekerja saat keadaan genting.






nextorstop💜💙💚💛

MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang