duapuluh tujuh

2.4K 220 0
                                    

jimin melangkahkan kakinya ke dalam studio tempat kerja yoongi.ruangan itu kosong sejak dua hari lalu karena kepindahan yoongi.minjung yang tahu masalah jimin hanya bisa membiarkan jimin melihat-lihat.

"jika kau sudah selesai pergilah,kau akan mengganggu karyawan disini."

jimin mengabaikan minjung dan tetap berada ditempatnya.

"huft...yoongi ada di daegu,temui dia dan selesaikan masalahmu.jangan menggangguku." minjung mengalah,ia tahu jimin sedang mencari yoongi.

"kau tahu,tapi kau menyembunyikan nya,apa maksudmu hah.." jimin kembali terpancing.

"aku hanya melakukan tugasku,kuharap kau tak berbuat nekat.para wartawan masih mencari keberadaan yoongi.jika kau menemuinya itu akan membahayakan keselamatan yoongi dan kau juga." minjung mencoba memberi tahu jimin.

"bilang saja kau iri.aku tahu kau menyukai yoongi dan kau tahu yoongi lebih menyukaiku,itu sebabnya kau melakukannya kan." berbicara dengan jimin yang emosi itu tak akan mempan.

"terserah padamu,aku sudah memperingatkanmu." minjung pergi kembali keruangannya tanpa mau perduli apa yang jimin lakukan.

jimin tak menghiraukan peringatan sojun.ia nekat pergi ke daegu untuk menemui yoongi.ia harus bicara serius pada yoongi tentang bagaimana perasaannya.

dua jam lebih jimin mengendarai mobilnya dan sekarang ia sudah berada di depan sebuah rumah sederahana yang jimin tahu ada yoongi didalamnya.

tok..tok..tok

jimin mengetuk pintu,lima menit tak ada jawaban.

tok..tok..tok..

lagi jimin mengetuk tapi masih tak ada jawaban.

"kau mau apa."

hampir saja jmin mengetuk lagi,tapi seseorang dibelakangnya menginterupsi.jimin menoleh,mendapati yoongi dan hyojung berdiri didepannya.

"yoongi hy..ung..." jimin luruh,pertahanannya hancur saat melihat keadaan yoongi.
walaupun yoongi terlihat masih sama cantiknya namun jimin sadar jika yoongi semakin kurus.bahkan pipi chubby yang sering ia kecup sekarang hilang.jimin tak tahan lagi ia menghamburkan dirinya kepelukan yoongi dan menangis.ia tak bisa jika harus berpisah dengan yoongi.

jimin memang masih anak labil,tapi jimin yakin perasaannya pada yoongi bukanlah hanya sekedar rasa suka tapi sebuah cinta yang mungkin sudah terlalu dalam.

"jim..jimin kau kenapa..jangan begini." yoongi mencoba melepaskan pelukan jimin tapi nihil karena jimin memeluknya terlalu erat seperti tak mau kehilangan yoongi.

"orang-orang akan melihat kita,lebih baik kau membawanya masuk." hyojung berujar datar.ia mendahului yoongi dan masuk ke rumah.

"kita bicara di dalam." walau dengan susah payah akhirnya yoong bisa membawa jimin masuk.jangan lupa pelukan yang sedari tadi belum terlepas.

"minumlah dulu,tenangkan dirimu..setelah itu berceritalah.." yoongi mengelus sayang surai hitam jimin mencoba memberikan kenyamanan.walaupun tak ada suara yang terdengar tapi yoongi yakin jika jimin masih menangis.

"oppa,dia siapa." somin bertanya pada hyojung yang sedang berada di dapur.ia sedang menata bahan makanan yang baru saja mereka beli.

"somin jangan ikut ne,itu masalah orang dewasa.sekarang makan kue stroberi ini,oppa membelikannya untukmu." hyojung menggiring somin ke halaman belakang,agar tak mengganggu yoongi dan jimin.

"hyung..kenapa kau tak memberitahuku jika kau pindah." jimin mulai berbicara saat ia mulai merasa baik.yoongi memasang wajah datar.apa jimin menangisinya hanya karena ia pindah.

"kau menangisiku karena itu,hah..ternyata kau benar-benar masih anak-anak." yoongi menghela nafas.ia bahkan sudah khawatir dengan keadaan jimin tadi yang sangat kacau.

"bukan itu..aku merindukanmu hyung,jangan meninggalkanku." jimin memohon nadanya dibuat seiba mungkin agar yoongi percaya.

"kau pikir aku tidak,tapi untuk apa kita saling merindukan jika tak ada status yang jelas." yoongi bukanlah anak-anak lagi ia akan mengatakan apapun yang mengganjal dihatinya.

"maaf hyung..tapi untuk sekarang aku tak berani menyatakan perasaanku.aku merasa belum pantas mengatakan cinta padamu.aku sadar jika aku hanya seorang anak labil yang mencintai seorang pria dewasa sepertimu.bolehkah aku meminta sedikit waktumu lagi hyung.bisakah kau menungguku sedikit lagi...aku akan mengatakan cinta padamu saat aku sudah pantas menjadi pendamping mu.tapi sekarang,yang harus kau tahu adalah tak ada orang lain yang menempati hatiku hyung..."jimin menggenggam tangan yoongi dan membawanya ke dadanya.merasakan detak jantungnya yang selalu lebih cepat saat bersama yoongi.

yoongi tak bisa menahan airmatanya.mungkin jimin masihlah anak labil,tapi yoongi tak bisa berbohong kalau dirinya sangat tersentuh ucapan jimin.

"apa kau merasakannya hyung,apa kau juga memiliki perasaan yang sama." yoongi mengangguk,kini giliran ia yang membawa tangan jimin ke dadanya.detakan yang sama cepatnya dengan miliknya jimin rasakan di telapak tangannya.jimin senang cintanya terbalas,walau jimin sendiri tak yakin apa ia bisa memenuhi janjinya pada yoongi.

"hyung...bolehkah." jimin memandang yoongi dengan tatapan gelap dan menuntutnya,yoongi hanya mengangguk.

jimin memajukan wajahnya,bibir tebalnya meraih bibir mungil yoongi,mengecapnya dan mulai melumatnya pelan.

yoongi terbuai ciuman jimin hingga tak sadar ia membuka mulutnya membiarkan lidah jimin mengobrak-abrik isi didalamnya.suara kecipak tak terelakan..

"eunghh..jim jangan disinihh..." yoongi menahan tangan jimin yang hampir menarik turun celana yoongi.jimin melihat sekitar dan tersadar jika mereka masih di sofa ruang tamu,dan bisa saja seseorang memergokinya.

"dimana kamarmu hyung." yoongi menunjuk dengan tangannya.jimin membawa yoongi digendongan koalanya,bibir mereka kembali menyatu bahkan saliva yang menetes tak di hiraukan.nafsu sudah merasuki keduanya.

brakk..

"shhhh..."

"ahhnnnn jimin.."

"jiminhh plea..se..."
pintu kamar yoongi tetutup kasar.setelahnya hanya suara desahan yang terdengar.hyojung sampai harus menutup telinga somin.niatnya untuk mengambil minum harus terhenti karena suara-suara aneh dari kamar yoongi.

hyojung tak berniat mengganggu ataupun merusak moment mereka.ia tahu yoongi sangat mencintai jimin,dan hyojung harus mulai mempercayai jimin kali ini.

"oppa tadi itu suara apa..kenapa aneh sekali.." hyojung hanya mampu terdiam karena ucapan polos somin.

"lupakan saja..mungkin mereka kepedasan.sekarang bagaimana jika kita pergi makan eskrim.

" benarkah...ayo oppa kita pergi."somin tertawa riang di gendongan hyojung.



























nextorstop💜💙💚💛

maaf untuk nc nya aku potong lagi karena aku masih penulis baru.lain kali aku buat full deh.tapi nggak janji ya..

love you my lovely readers.thanks for your stars😘😘








MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang