02. My perfect Boyfriend [Dian pratama]

1.2K 33 10
                                    

"Ismi?" Orang yang namanya dipanggil menoleh ke belakang. "Hukuman lu udah selesai, sekarang lu masuk kelas!" Ardiansyah, ketua kelas tersebut memerintahkan. Ismi menghela napas dan menurunkan lengannya yang sedari tadi menghormat bendera yang memang matahari saat ini sedang terik-teriknya.

"Elsa?" Tanya Ismi pada Ardiansyah.

"Kalau Elsa hukumannya sampai bel istirahat pertama berbunyi," jawab Ardiansyah santai. "Panas nih, buruan, dong," ujar Ardiansyah sedikit membentak.

Ismi menepuk bahu Elsa. "Gue duluan, Sa." Elsa mengangguk sebagai jawaban tanpa minat mengeluarkan suara.

Gadis berambut hitam panjang itu menyusul langkah ketua kelasnya yang sudah agak jauh di depan. Sekarang di lapang dengan cuaca yang juga sama teriknya membuat Elsa berkali-kali mengelap peluh di keningnya.

25 menit berlalu.

"Nih minum, Sa." Seorang cowok meyodorkan minuman mineral pada dirinya. Elsa langsung menengok pada orang yang memanggil namanya dan mengambil air tersebut saaat mengetahui sang pemilik suara.

"Thanks," balas Elsa dan meneguk air tersebut karena tenggorokannya terasa kering. "kenapa lu bisa ada di sini, Yan?" tanya Elsa seraya kepalanya ia tolehkan ke kanan di mana Dian berada.

"Tadi gue liat lu lagi sendirian di lapang yang terik gini, pasti lu haus kan?" jawab Dian gampang.

"Sekarang lu belajar gih, nanti lu dihukum," suruh Elsa dan mengembalikan minuman pada Dian. Elsa mendorong badan Dian supaya pergi ke kelasnya.

"Lagi jamkos," jawab Dian dan kembali berdiri di samping Elsa tanpa peduli beberapa pasang mata memperhatikan mereka.

"Oh," balas Elsa dan kembali menghormat bendera.

"Kenapa lu bisa dihukum?" tanya Dian.

"Dijebak"

"Masa bos gue dijebak?" tanya Dian dramatis namun kembali ia menoleh pada Elsa. "Eh, btw dijebak sama siapa?"

"Orang"

"Yang bener dong? Penasaran gue?"

"Lu nanya mulu, kaya wartawan," balas Elsa sebal dan Dian hanya terkikik geli.

"Ehk iya Sa, nanti malam jam sembilan ada acara." Dian memberitahu.

Elsa mengangguk. "Siap," kata Elsa.

Elsa menghembuskan napas dan mengelap peluh di keningnya, untung saja bel istirahat sudah berbunyi sebelum ia ambruk di tempat.

"Ke kantin bareng yuk, Sa?" Ajak Dian.

"Ambilin dulu handphone gue di tas!" suruh Elsa.

"Iya, siap."

"Gue tunggu di kantin utama"

"Iya"

Elsa yang berjalan menuju kantin utama untuk mengisi perutnya yang meminta jatah. Sementara Dian langsung masuk ke dalam kelas XI IPA 3, sesampainya di sana yang kebetulan siswa-siswi pergi keluar hanya tiga gadis yang tengah bercengkrama di satu meja.

Dian meraih tas Elsa dan hendak membukannya namun terhenti saat tangan seseorang mencekal.

"Lu siapa? Datang-datang nyelonong ke kelas orang langsung ngotak-ngatik tas temen gue? Maling, yah?" Antari menyerobot Dian dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya aneh. Masa teman gadisnya bisa berteman dengan gadis cerewet seperti ini.

"Gue Dian dari kelas Mia 2 dan inget yah cewek china, gue bukan maling!" Balas Dian sebal membuat Antari mencebik sama kesalnya. Cewek China? Kenal aja enggak, ish.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang