20. My Perfect Boyfriend [Orang Asing]

564 12 2
                                    

Tutt tutt tutt tutt

Suara yang berasal dari benda persegi itu, membuat seorang gadis terbangun dari tidurnya. Gadis itu baru sadar kalau ia tertidur semalaman dengan kekasihnya, di balkon kamarnya.

"Ada apa?" tanya Elsa dengan nada lembut saat menerima telepon dari seseorang dan menempelkan benda persegi itu di kupingnya.

"Sa udah bangun?"

"Belum, gue masih tidur," ujar Elsa jutek.

"Hehe, maaf maaf. Tumben ajah gitu, lu jam segini udah bangun, biasanya kan masih rebahan di kasur."

"Gue bangun juga gara-gara lu," ujar Elsa kesal.

"Yaudah maaf kali, gue nelpon lu cuman mau tanya kesekian kalinya, sekarang Blhite tampil gak di resital musik?"

"Iya," ujarnya spontan.

"Kenapa berubah pikiran? Tadi di basecamp katanya Blhite gak akan tampil? Terus Sekarang tiba-tiba Blhite akan tampil, apa sebabnya?"

"Gue gak setuju, lu sewot. Gue setuju, lu juga sewot, apa sih mau lu?" Ujar Elsa dengan menambah oktaf suaranya.

"Lu"

"Hah?" Tanya Elsa tak mengerti apa yang dimaksud oleh sang penelepon.

"Luu--ak white koffie, hahaha."

"Oh," ujarnya cuek.

"Sa, mau dijemput, enggak?"

"Gak usah, lu kan berangkat sama bokap dan nyokap lu, gak enak kalau gue ikut," ujar Elsa menolak.

"Gak papa kok, nyokap dan bokap lu bisa hadir kan?"

"Lu juga tau jawabannya," ujar Elsa yang tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi jutek.

"Yaudah lah lu kan strong, jangan sedih. Orangtua gue kan, orangtua lu juga."

"Iya kakak," ujar Elsa dengan menampilkan senyuman di wajahnya.

"Hah?"

"Katanya orangtua lu, orangtua gue juga. Berarti, lu kakak gue dong?" Jelas Elsa.

"Lebih dari itu juga boleh"

"Maksud lu?" Tanya Elsa tak mengerti.

"Enggak"

"Oh," jawab singkat.

"Yaudah ya dek, adek mandi dulu biar gak bau asem."

"Iya kakak," ujar Elsa dengan menirukan suara anak kecil.

"Love you"

"Love you to," balasnya dengan senyuman, Elsa pun mengakhiri sambungan telepoan itu.

Saat Elsa hendak menyimpan handphone-nya, seorang cowok sudah menunggu dan menatapnya dengan tatapan yang tajam seperti ingin mengintrogasi dirinya.

"Siapa?" Tanya Bima dengan nada marah.

"Manusia," jawab Elsa cuek.

"Siapa?" Tanya Bima lagi dengan meninggikan oktaf suaranya.

"Manusia," jawab Elsa lagi.

"Siapa?!" Sentak Bima dengan suara yang keras.

"Dian," jawab Elsa spontan gara-gara sentakan Bima.

"Harus gitu sampe bilang Love you to?" Tanya Bima dengan menekan 3 kata terakhir.

"Kalau gue mau gimana?" Tanya Elsa balik.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang