05. My perfect Boyfriend [Ramadhaniel]

892 31 20
                                    

Seorang gadis bertopi hitam itu memasuki rumah mewahnya dengan didampingi seorang cowok di sebelahnya. Keduanya berjalan bersama menuju sofa yang terletak di ruang tamu.

Ketika mereka sudah duduk di sofa, seorang wanita paruh baya menghampiri mereka berdua.

"Non, sekarang sudah jam setengah sepuluh, kok baru pulang jam segini non?" Tanya Bi Santi yang melihat anak majikannya baru pulang. Elsa hanya diam tanpa menjawab pertanyaan pembantunnya.

"Yaudah non mau di buatin apa?" Tanya Bi Santi yang melihat anak majikannya bersama seorang cowok yang sudah lama ia kenal.

"Lu mau minum apa, Yan?" Tanya Elsa pada Dian.

"Jus jeruk aja," jawab Dian.

"Jus jeruk satu, Bi," jawab Elsa. Bi Santi pun meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Lu tunggu dulu di sini, gue ke kamar dulu," Ujar Elsa.

"Mau gue anterin?" Tanya Dian sedikit tersenyum.

"Gak perlu," jawab Elsa tak acuh dan berjalan menuju lift.

Ketika Elsa berjalan mendekati lift, tiba-tiba ada seseorang dari belakang yang memegang tangannya. Elsa langsung berbalik ke belakang dan terkejut saat mengetahui siapa yang sedang ada di hadapannya itu.

Cowok itu langsung memukul perut Elsa dengan kakinya. Elsa pun terpental agak jauh di tempat ia semula berada dan seketika itu juga mereka berdua berkelahi layaknya seorang musuh.

Dian yang melihat kejadian tersebut hendak bangun dan menyusul Elsa, tapi ia di hadang oleh Bi Santi.

"Mau ke mana, den?" Tanya Bi Santi sambil menghadang Dian.

"Ya bantuin Elsa lah, dia kan gak bisa berantem Bi," jawab Dian cemas.

"Jangan ke sana," ujar Bi Santi.

"Emang dia siapa Bi? Tau tau mukulin Elsa?" Tanya Dian kesal dan sedikit penasaran siapa yang sedang berkelahi bersama Elsa.

"Nanti juga tau," jawab Bi Santi dan Dian pun kembali duduk.

15 menit berlalu

Sudah lama mereka berkelahi tetapi Elsa sama sekali tidak memukul, menendang, atau membalas pukulan cowok tadi. Elsa hanya terlihat menghindar dan menghindar, walaupun terlihat jelas Elsa tidak berani memukul cowok tersebut. Sedangkan cowok itu menendang perut Elsa berungkali, memukul dadanya, memukul bagian sisi bibirnya, sampai mengeluarkan sedikit darah.

Mereka berkelahi dengan serius, Elsa berlari masuk lift dan disusuli cowok itu. Mereka terus berkelahi walaupun ada di lantai 2. Dian yang melihat Elsa berkelahi dengan seorang cowok di lantai atas, sedikit cemas pada Elsa.

Elsa sekali lagi terkena pukulan di perutnya hingga terpental melewati pagar pembatas dan jatuh ke lantai bawah. Terdengar suara keras benturan badan Elsa pada lantai.

"Elsaaaaaa," teriak Dian dan hendak menolong Elsa dan sekali lagi dia di hadang oleh Bi Santi.

"Jangan ke sana," ujar Bi Santi.

"Apaan sih ini udah keterlaluan," ujar Dian dengan nada marah pada Bi Santi.

"Bibi udah liat sering kaya gitu, sejak non Elsa SMP," Jawab Bi Santi tenang.

"Apa? Emang cowok itu siapa sih?" Tanya Dian kaget ketika mendengar perkataan Bi Santi.

"Dia den Ramadhaniel, kakak nya non Elsa," jawab Bi Santi.

"Hah kakak? Perasaan Elsa gak cerita kalau dia punya kakak. Dan ketika gue sering ke sini, gak melihat dia sama sekali tuh?" Tanya Dian penasaran tingkat Dewa.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang