04. My perfect Boyfriend [Bima Adijaya]

917 31 17
                                    

Sesampainya Elsa di parkiran ia berjalan menuju koridor kelasnya, di tengah perjalanan ia melihat seorang cowok playboy sedang menggoda mangsanya.

Elsa pun memutar bola matanya malas pada cowok playboy itu dan hendak berjalan kembali, tetapi tangannya di pegang dari belakang. Elsa yang di pegang tangannya itu memutar tubuhnya ke belakang.

"Woy, lu mau kemana?" Tanya Bima sambil memegang tangan Elsa.

"Kelas," jawab Elsa datar dan melepaskan tangan Bima dengan kasar dari tangannya.

"Oh, nih bawa!" Balas Bima memerintah dan menyodorkan tasnya tepat di depan wajah Elsa.

"Ogah," jawab Elsa dengan mendorong tas yang ada di hadapannya kepada pemiliknya.

"Okeyyy, sekarang lu tanda tangan surat ini!." Tegas Bima dan mengambil sebuah surat, lalu menyodorkannya pada Elsa.

Elsa mengambil surat tersebut dan ia baru tau apa maksud surat ini dengan dirinya. Sebuah surat yang di dalamnya berisi tentang Hukuman Elsa, yang harus menuruti semua kemauan Bima dalam dua hari. Di lengkapi juga dengan materai 6000 dan juga tanda tangan Bima sebagai pihak yg mengajukan surat tersebut.

Elsa lalu duduk di sebuah kursi tidak jauh dari Bima, ia mengambil pulpen dari tasnya dan perlahan-lahan mendatanggani surat di hadapannya dengan wajah malas.

"Sini," Bima berjalan mendekati Elsa dan merampas surat yang sudah di tandatangani oleh Elsa. Lalu memasukan surat itu ke dalam tas milik dirinya.

"Nurut sama gue, mulai hari ini!" Ujar Bima tegas dan membuang tasnya pada Elsa yang telah berdiri dari tempat yang tadi di duduki.

Elsa hanya diam dan mengikuti kemauan Bima, walaupun di dalam hati kecilnya dia ingin membunuh cowok yang ada di depannya itu.

"Ikut gue!" Tegas Bima pada Elsa yang sejak tadi hanya diam.

Bima mulai berjalan dan diikuti Elsa dari belakang. Elsa tidak bisa menolak perintah Bima, karena ia sudah terikat dengan kontrak dan jika ia menolak pastinya akan terjerat dengan masalah hukum negara ini.

Sudah hampir 5 menit Elsa mengikuti kemana Bima berjalan, Elsa tersadar bahwa Bima berjalan ke arah ruangan lain dan bukan ke kelasnya.

"Woy tunggu, mau kemana?" Teriak Elsa yang membuat Bima melirik ke belakang.

"Apa?" Tanya Bima dengan memandang Elsa.

"Kelas nya kelewat!" Jawab Elsa tegas.

"Siapa juga yang mau ke kelas," jawab Bima dan melanjutkan jalannya.

"Woyyy, tunggu," teriak Elsa pada Bima yang terus berjalan. Elsa pun dengan terpaksa mengikuti kemana tujuan Bima.

Bima memasuki ruangan yang sudah di lengkapi alat-alat untuk bernyanyi, yang tidak lain adalah ruangan musik.

"Nih! gue mau ke kelas," Ujar Elsa dengan melempar tas Bima ke kursi yang terletak agak jauh di tempat Bima berdiri.

"Tunggu! siapa yg nyuruh lu pergi?" Tanya Bima yang mampu menghentikan Elsa ketika hendak pergi dari ruangan musik.

"Kan gue udah nurutin yang lu mau? Trus apa lagi?" Tanya Elsa.

"Lu harus di sini!" Bentak Bima sambil memainkan gitar yang di pegangnya.

"Tapi--," ucapan Elsa terhenti ketika Bima mulai bicara.

"Sini lu, jangan banyak tanya!" Suruh Bima.

Elsa berjalan mendekati Bima yang sibuk memainkan gitar dan duduk disebelah bangku yang di duduki Bima.

***

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang