17. My Perfect Boyfriend [Obat]

546 19 20
                                    

BRUGGH ---Suara pintu didobrak dengan keras.

Lima perampok bersenjata menyerang kediaman Adijaya, hingga semua orang yang berada di sana dibuat kaget oleh mereka.

"JANGAN ADA YANG BERGERAK! KALAU TIDAK, GUE AKAN MENEMBAK KALIAN SEMUA," ancam salah satu perampok itu dengan menodongkan pistol kearah mereka.

Lima perampok itu membawa senjata yang berbeda-beda, tiga orang perampok membawa pisau, satu orang perampok membawa linggis dan satu orang perampok lagi membawa pistol.

"Kakak, Bella takut," ujar Bella dan memeluk Elsa dengan erat.

Tiba-tiba dua orang masuk dengan seragam satpam, keadaan keduanya begitu memperihatinkan, kedua satpam itu datang dengan wajah babak-belur dan lemas.

Satpam itu langsung menyerang Kelima perampok dihadapannya, Kristi yang melihat kegaduhan dirumahnya, merasa takut akan keselamatan anak-anaknya.

Kristi, Bima, Bella, dan Elsa berkumpul di satu titik yang sama. Elsa melihat Kristi yang sangat cemas akan keselamatan anaknya, Bella yang ketakutan, dan Bima yang sangat marah.

Tidak lama satpam itu terjatuh tidak sadarkan diri dan kelima perampok itu melangkah maju untuk mendekat pada pemilik rumah.

"SERAHIN SEMUA HARTA LU," ujar perampok itu kepada Kristi.

"Kalau mau uang, kerja!" balas Bima dengan marah.

Bima pun berkelahi dengan kelima perampok itu. Elsa ingin membantu, tapi tangannya digenggam oleh tangan Bella.

"Kakak, mau kemana?"

"Kakak, mau nolongin kak Bima. Bella di sini sama Tante Kristi, jangan kemana-mana."

"Emang kakak bisa berantem?"

"Bisa."

"Elsa, tolong kamu jangan ke sana, Tante khawatir kamu kenapa-napa"

"Jangan khawatir Tan, Elsa gak akan kenapa-napa. Tante tolong telpon polisi agar segera ke sini."

"Baik."

~Maaf Guru, Elsa enggak bisa diam saja, jika ada pemberontak terjadi dan Elsa harus menolong keluarga Adijaya, maaf~ batin Elsa.

Elsa pun ikut menyerang perampok itu, ia berpikir bagaimana Bima bisa mengalahkan kelima perampok bersenjata itu sendirian dengan tangan kosong.

Elsa berdiri tepat di samping Bima dan didepannya terdapat kelima perampok yang ingin menyerang mereka berdua.

"Kenapa lu ke sini? Pergi! Ini berbahaya," ujar Bima pada Elsa. Bima sangat menghawatirkan pacarnya itu, ia memang berpenampilan seperti cowok dan sifatnya kasar, tapi ia tetap seorang cewek yang harus dilindungi.

"Gue suka tantangan yang berbahaya," balas Elsa tersenyum. Bima ingin melihat Elsa tersenyum manis padanya seperti ini, tapi ini bukan situasi yang diinginkan Bima.

"HEY BOCAH, KAMU GAK TAKUT MATI APA?" Tanya perampok itu dengan menodongkan linggis kearah Elsa.

"Gak! Karena tujuan hidup gue adalah mati," balas Elsa dan berusaha mengambil senjata yang ada di hadapannya, yang artinya sang pemilik juga ikut melangkah maju mendekat pada Elsa. Kemudian, Elsa segera menendang perut perampok itu hingga terpental agak jauh.

"BAIK! KITA SEMUA AKAN MENGABULKAN TUJUAN HIDUP MU, SEKARANG," ujar perampok itu setelah ia berdiri. Mereka semua pun berkelahi dengan hebat.

Sudah lama mereka berkelahi, Elsa banyak terkena goresan pisau ditubuhnya, sampai ia tergores pisau dibagian perutnya. Sedangkan Bima, ia juga tidak kalah banyak terkena goresan pisau di seluruh tubuhnya.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang