25. My Perfect Boyfriend [I Love you]

560 14 4
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi, kini seorang gadis sedang berjalan menuju parkiran mobil.

Gadis itu asyik berjalan sambil mendengarkan lagu dari earphone yang dipakainya, tiba-tiba ada seseorang yang menendang kaki gadis itu sampai ia terjatuh.

"Aaaw," gadis itu meringis kesakitan.

"Itu baru awal pembalasan gue," ujar orang itu.

Elsa spontan melihat kearah orang yang telah membuatnya terjatuh, Elsa merasa orang ini pernah berurusan dengannya, tetapi sialnya ia sama sekali tidak mengingatnya.

"Lu siapa?" Tanya Elsa binggung, Elsa berusaha berdiri, walaupun kedua lutut dan sikunya merasa sakit.

"Lu lupa sama gue? Gue orang yang pernah lu sawer uang di sekolah ini," ujar orang itu pada Elsa.

"Hah? Siapa?" Tanya Elsa yang semakin kebinggungan.

Orang itu membawa Elsa kebelakang pos satpam, ia tidak mau banyak orang-orang yang melihat perdebatannya dengan gadis dihadapannya itu.

"Ngapain lu bawa gue kesini?" Tanya Elsa.

"Gue Teguh! Kakak kelas yang pernah lu permalukan di depan siswa-siswi disini," balas Teguh.

"Oh, lu mau balas dendam?" Tanya Elsa tak acuh.

"Bukan saatnya, tunggu pembalasan gue," ujar Teguh mengancam.

"Lu gak puas buat gue jatuh?" Tanya Elsa kesal.

"Itu belum seberapa," jawab Teguh, ia pun pergi meninggalkan Elsa sendirian di tempat itu.

Elsa segera pergi menggunakan mobilnya dengan kencang, ia saat ini ingin pergi ke tempat yang jauh untuk menenangkan pikirannya.

Elsa pergi ke dalam hutan yang sangat lebat, ia ingin mengunjungi sebuah tempat yang mampu membuatnya tenang.

Elsa berdoa semoga teman kecilnya sedang ada di tempat itu, ia mau melihatnya secara langsung, karena ia tidak mau lagi melihatnya lewat tulisan di dinding kayu maupun sebuah kertas.

Alfian gue membutuhkan lu sekarang~ batin Elsa.

Setelah beberapa jam, kini mobil sport hitam berhenti dengan mulus di belakang sebuah rumah pohon yang terbuat dari kayu.

Setelah beberapa jam, kini mobil sport hitam berhenti dengan mulus di belakang sebuah rumah pohon yang terbuat dari kayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elsa kemudian memasuki rumah pohon itu dengan wajah yang muram. Rumah pohon itu adalah saksi dari kesedihan hidupnya selama ini dan di rumah pohon ini juga, Elsa bisa menjadi dirinya sendiri.

Saat ia membuka pintu, ia melihat keseluruhan dinding yang dipenuhi tulisan tangan dirinya dengan Alfian.

Elsa pun mendekati sebuah dinding yang terletak di dekat tempat tidur dan ia pun mengeluarkan spidol di tasnya. Elsa kemudian menulis sesuatu di dinding itu dengan air mata yang terjatuh.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang