34. My Perfect Boyfriend [Alasan Hidup]

428 25 10
                                    

Seorang pria berjalan mendekati meja makan yang sudah ada banyak pelayan disana. Setelah sampai, ia pun duduk dan mengambil sepasang roti tawar, lalu mengoleskan selai coklat pada roti yang dipegangnya.

"Elsa belum bangun?" Tanya pria itu pada salah satu pelayan yang sudah lama bekerja di rumahnya.

"Belum den," jawab pelayan itu.

"Tolong bibi bangunin Elsa, soalnya Dhaniel takut kalau Elsa telat ke sekolah," ujar Dhaniel pada Bi Santi. Hari ini adalah hari yang sangat penting untuk adiknya, hari dimana adiknya akan mengikuti olimpiade antar sekolah.

"Baik den," jawab Bi Santi. Saat Bi Santi hendak berjalan, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, karena melihat Elsa sedang berjalan menuju meja makan.

"Itu non Elsa, den," ujar Bi Santi sambil menunjuk ke arah Elsa.

Dhaniel tersenyum melihat adiknya yang sedang memandang kepada dirinya. Tapi tidak lama kemudian, Elsa memalingkan pandangannya pada Bi Santi.

"Pagi adikquee," ujar Dhaniel pada Elsa yang sudah duduk disampingnya.

"Bi, Elsa mau makan nasi goreng pedas, bibi bisa buatin kan?" Tanya Elsa pada Bi Santi. Elsa sengaja tidak merespon sapaan dari abangnya, hari ini ia sangat kecewa pada abangnya.

"Bisa non, tunggu sebentar ya non," balas Bi Santi pada Elsa.

"Ok," jawab Elsa.

Bi Santi pergi ke dapur untuk membuatkan makanan yang diinginkan oleh anak majikannya itu. Sedangkan Dhaniel, ia melirik kearah Elsa dengan tatapan binggung.

Dari kemarin malam, entah iya benar atau tidak, tapi Dhaniel merasa adiknya itu terlihat berbeda, sifatnya menjadi dingin dan cuek pada dirinya.

#Flashback on

Jam 23:55, Dhaniel baru sampai dirumahnya setelah mengantarkan Tasya pulang. Ia melangkah masuk ke dalam rumahnya dan ketika ia akan berjalan menghampiri lift, tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Bang, dari mana ajah lu?" Tanya Elsa yang sedang berjalan menghampiri abangnya.

"Biasa main ke rumah teman, lu ngapain belum tidur?" Tanya Dhaniel balik.

"Nungguin lu," jawab Elsa singkat.

"Perhatian banget sih adik gue, jadi makin sayang, " ujar Dhaniel sambil mencubit pelan kedua pipi Elsa gemas.

"Perhatiannya dari mana coba? Gue cuman nungguin lu pulang," ketus Elsa.

"Ketus banget sih, ada masalah? Cerita sama Abang," ujar Dhaniel lembut. Ia yakin pasti mood-nya Elsa sedang tidak baik, makannya Elsa sejutek itu pada dirinya.

"Lu tadi kemana? Main sama siapa?" Tanya Elsa jutek.

Wajah Dhaniel tiba-tiba terlihat gugup dan juga ketakutan, ketika mendengar pertanyaan dari Elsa. Dhaniel tidak mungkin memberitahu Elsa kalau ia pergi ke club, bisa-bisa ia dijadiin perkedel oleh Elsa.

Dhaniel juga tidak bisa memberitahu Elsa, kalau ia sudah mengantarkan seorang gadis, karena Elsa tidak mau kasihsayang dari abangnya dibagi ataupun terbagi dengan orang lain. Jika Elsa tahu soal Tasya, mungkin Tasya sekarang tidak bisa hidup dengan tenang di dunia ini.

~Maaf Sa, gue harus bohong sama lu~ batin Dhaniel.

"Main ke rumah Irvan, sama teman-teman gue lah, Arans dan Sandi," jawab Dhaniel berusaha tenang supaya Elsa tidak curiga.

Elsa tak menyangka kalau Dhaniel tega berbohong padanya, padahal ia sudah mempercayai Dhaniel lebih dari hidupnya sendiri.

Elsa memang sudah mengetahui kemana dan dengan siapa Dhaniel pergi, dan ia juga sudah mengetahui kalau Dhaniel mengantarkan seorang cewek. Kenapa Elsa bisa tahu? Karena dari awal, ia mengikuti kemana Dhaniel pergi malam ini.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang