Jangan pernah berpikir Mei Yin akan menyerah dan melupakan masalah festival lomba kerajaan terbaik kekaisaran Ming. Pasalnya siang ini ia akan kembali membujuk ayahnya yang kesekian kalinya selama seminggu setelah mendengar penjelasan putra mahkota Zao, ia meminta ayahnya agar kerajaan mereka ikut serta dalam festival.Siang ini Mei Yin bahkan memasak berbagai makanan lezat yang untuk pertama kalinya. Para dayang yang bertugas sebagai juru masak istana sempat terkejut saat Mei Yin sudah ada di dalam dapur istana bersama pengawal pribadinya Qiao Xe dan pelayan pribadinya Jiao Zhu saat hari masih terbilang sangat pagi.
Keterkejutan mereka tidak hanya sampai di situ. Mereka kembali di kejutkan saat Mei Yin memasak, mereka bahkan tak mampu berkedip saat melihat betapa lihainya Mei Yin memasak dan betapa tak berpengaruhnya asap yang kerap kali membuat orang sesak karna asap dari tungku perapian.
Ada beberapa dari mereka bahkan meneteskan air liur saat semua masakan Mei Yin selesai tepat menjelang makan siang. Aroma dari masakan yang ia masak tercium begitu lezat dan mengugah selera.
Mereka mulai tersadar saat para dayang dan kasim mulai memindahkan masakan Mei Yin dalam sebuah meja-meja kecil untuk di bawa ke istana emas.
"Katakan bahwa apa yang kita lihat hanyalah mimpi!" Kata kepala dayang juru masak kerajaan.
"Apakah tadi ia hanya memasaknya makanan sebanyak itu sendirian?" Tanya dayang senior juru masak kerajaan.
"Tidak bisa di percaya!"
* * * * *
Mei Yin memasuki ruang kerja ayahnya dengan keringat masih membasahi pelipisnya setelah semua makanan yang ia masak tertata rapi di atas meja ruang makan yang ada di istana emas yang kini selama satu bulan dua minggu telah kembali di fungsikan.
"Ayah!" Panggil Mei Yin yang menghampiri kaisar Ying dan seperti biasa ia akan memberi pelukan.
"Apa yang terjadi? Mengapa kau bau asap Yin'er" tanya kaisar Ying saat pelukan keduanya terlepas.
Mei Ying terkekeh sebelum menjawab "Rahasia!"
Kaisar Ying hanya mampu mengeleng melihat tingkah Mei Yin yang semakin hari selalu memberi kejutan dan warna baru, ia menatap putri kesayangannya saat ini sedang memelukan putra kesayangannya sambil melempar candaan. Melihat hal itu senyum kaisar Ying terbit di wajah keriputnya. Entah mengapa hari-harinya yang dulu suram kini berubah dengan perubahan putrinya.
"Ayah, apakah anda tidak ingin menyusul?" Tanya Mei Yin yang sudah berada di ambang pintu bersama putra mahkota Zao.
Kaisar Ying mengerjap membuyarkan lamunanya sebelum ia beranjak dari duduknya dan menyusul kedua anak kesayangannya.
* * * * *
Mereka baru saja selesai makan siang, namun tidak ada henti-hentinya kaisar Ying dan putra mahkota Zao memuji masakan kali ini yang amat sangat nikmat dan lezat.
Mei Yin yang mendengar hal itu tersenyum senang karna usahanya jelas tidak sia-sia, sebab ayah dan kakaknya nampak begitu menikmati makan siang mereka.
"Ayah" panggil Mei Yin yang langsung mendapat perhatian kaisar Ying dan putra mahkota Zao
"Ada apa Yin'er?" Tanya kaisar Ying.
"Ayah tidak bisakah ayah mempertimbangkan kembali untuk ikut festival itu?" Tanya Mei Yin hati-hati.
Mendengar hal itu membuat raut wajah kaisar Ying berubah mesam dan muram.
"Sudah berapa kali ayah katakan kita tidak akan ikut festival itu! Mengapa kau tidak mengerti juga?" Tanya kaisar Ying tanpa sadar suaranya naik satu oktaf karna diliputi amarah.
"Ayah melakukan ini karna ayah tak ingin kembali merasakan malu atas perbuatanmu, ayah sudah mampu lagi mengangkat kepala ayah saking malunya dengan kerajaan lain juga pada rakyat kerajaan kita. Mengapa kau tak ingin mengerti? Semua ini ayah lakukan demi kebaikan bersama" lanjut kaisar Ying dingin
"Jangan pernah memohon untuk hal ini lagi sebab ayah tak ingin kembali merasakan malu dan mengecewakan rakyat karna perbuatanmu!" Kaisar Ying memperingati dengan nada dingin dan tajam yang menohok hati.
Wajah Mei Yin sudah sangat merah menahan tangis akibat cercaan dari kaisar Ying. Pada akhirnya kaisar Ying pun meledak karna lelah akan semua perbuatannya memalukannya beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang lalu.
Mei Yin beranjak, ia pergi dan meninggalkan istana emas dengan perasaan sakit dan terluka.
Putra mahkota Zao hanya mampu menghela nafas lelah sebab ia tahu akan seperti ini akhirnya. Ia tidak menyalahkan adiknya juga tidak menyalahkan ayahnya, ia hanya menyesal karna ayahnya meneriaki Mei Yin dengan penuh amarah. Hal itu jelas merupakan hal baru bagi Mei Yin yang selalu di manja sedari kecil.
"Bukankah itu sangat keterlaluan, YANG MULIA?" Tanya putra mahkota Zao sengaja menekan kata 'Yang mulia' di akhir pertanyaannya
Pertanyaan putra mahkota Zao menyadarkan kaisar Ying dari emosinya, ia sama sekali tidak peduli perkataan putra mahkota Zao dan membalas pertanyaan putra kesayangannya dingin.
"Biarkan saja, sesekali Yin'er harus di beri ketegasan. Ia harus tahu dan sadar, segala apa yang ia inginkan tidak sepenuhnya akan ayah selalu kabulkan"
.
.
.
.
.TBC
Written on Apr 1th, 2019
Jaat ih kaisar Ying 😑😑!
Tolong tandai typonya 😄
Vote + komen bila suka 💕
Jangan lupa share pada teman-teman kalian kalau cerita ini layak di baca 😉Terimakasih 😘💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xie [Sudah Di Ebookkan]
Historical FictionWARNING ⚠ [CERITA TELAH DI HAPUS BEBERAPA PART. JIKA INGIN MEMBACA SECARA LENGKAP, SILAKAN BELI E-BOOKNYA DI GOOGLE PLAY] . . . Follow me 😉💕 Written on Mar 30th, 2019 * Bagaimana rasanya, jika tiba-tiba saja kau terbangun dari sebuah peti mati dan...