Empress Xie : 30

6.1K 483 6
                                    


Manor pangeran Wu DiWei siapa yang tidak tahu tempat itu? Manor yang berada di luar istana, lebih tepatnya kediaman yang berada di bawah kaki bukit gunung bagian barat kerajaan MingWu.

Manor pangeran Wu DiWei atau biasa di sebut kediaman mentri DiWei merupakan kediaman yang paling di takuti banyak orang, kediaman itu merupakan kediaman besar yang nampak mewah dan hangat seperti kediaman-kediaman para mentri dan pejabat kerajaan pada umumnya. Namun di dalam kediaman inilah ada hal yang sangat di takuti banyak orang, Wu Xian Xi adalah orang yang di takuti di manor mentri DiWei. Dia adalah ayah dari kaisar Wu Chun Ying dan juga pangeran Wu DiWei, dengan kata lain Wu Xian Xi adalah kaisar terdahulu kerajaan MingWu yang memilih pensiun dari jabatannya disaat kaisar Ying berumur 27 tahun saat itu.

Kaisar Xi atau lebih sering di panggil kakek Xi di kenal sebagai kaisar yang kejam di masa pemerintahannya, ia tak pernah tanggung-tanggung memberi hukuman atau pelajaran kepada garis keturunannya sekalipun. Kakek Xi adalah pria tua yang selalu menganut keadilan dan kesama rataan, maka tak heran jika ia bahkan menghukum anaknya sendiri sama persis dengan hukuman yang ia berikan pada orang lain.

Saat ini kakek Xi lebih memilih tinggal di manor mentri DiWei ketimbang harus tinggal di dalam istana, alasannya karna ia sudah enggan mengurus ataupun ikut campur dalam urusan pemerintahan, politik dan masalah lainnya. Baginya hidup di luar istana itu bagaikan keluar dari sangkar emas, saat ini ia bisa menghirup udara segar tanpa harus pusing memikirkan banyak hal, ia bisa bergerak dengan bebas tanpa harus diawasi dan lebih penting hidupnya akan selalu tenang dan damai tanpa harus terusik atau terganggu dengan segala tipu muslihat bawahannya yang melakukan berbagaimacam cara untuk menjilat. Kakek Xi merasa semua bebannya telah hilang dan saat ini sangatlah bagus untuk menikmati masa tuanya tanpa tertekan.

"Bagaimana kau bisa tahu Zao'er?" tanya kaisar Ying mengulang pertanyaan mentri DiWei

Kedua mata putra mahkota Zao mulai berkaca-kaca, ia bergeser mengikis jarak yang terbentang antara dirinya dan Mei Yin. Mei Yin sama sekali tidak mengerti pembahasan mereka, namun saat ia menoleh pada putra mahkota Zao ia terkejut. Saudaranya itu menangis dalam diam, ia berusaha agar tangisnya tidak pecah. Mei Yin tahu, seorang pria adalah sosok yang kuat dan jarang sekali menangis, ketika mereka menangis itu berarti mereka sangat-sangat sedih.

Mei Yin menarik putra mahkota Zao, ia memeluk saudaranya itu dengan sangat erat. Mei Yin bahkan memberi usapan-usapan penengan penuh kasih pada saudaranya agar putra mahkota Zao segera tenang dan berhenti menangis.

Kaisar Ying yang melihat intraksi kedua anak kesayangannya menghela nafas berat, ia tak mampu berbuat apa-apa saat ini terlebih orang yang meminta Mei Yin di kirim ke manor mentri DiWei adalah ayahnya, kakek putra mahkota Zao dan Mei Yin.

Mentri DiWei pun sama, ia tak mampu melawan atau membantah permintaan ayahnya. Namun sebenci-bencinya ia pada ponakannya, Mei Yin, ia tidak akan pernah ingin membuat ponakannya itu terjerat dalam pengawasan juga pelatihan dari ayahnya. Tapi apa daya? Terkutuklah mereka yang selalu menyebar rumor perubahan Mei Yin, rumor tersebut bahkan sampai pada telinga ayahnya yang sudah tenang dimanornya. Ia tak tahu, begitupun dengan kaisar Ying untuk alasan ayah mereka meminta agar Mei Yin di kirim kemanornya.

"Yang mulia, anda tidak boleh mengirim mei mei. Anda jangan mengirim mei mei, ku mohon hiks" pinta putra mahkota Zao dalam pelukan adiknya

Putra mahkota Zao tak peduli anggapan banyak orang, ia tak peduli jika di cap lemah karna menangis. Ia tidak peduli. Semua orang berhak menangisi sebuah kesedihan, kemalangan dan segala hal yang menguras emosi mereka, tak peduli pada umurnya yang saat ini 23 tahun. Semua orang berhak menangis, baik tua maupun muda dan itu berlaku pada siapa saja.

"Zao'er bukan kah kau tahu? ayah sangat lemah akan permintaan kakekmu dan saat ini ayah terlalu pecundang dan penakut mempertahankan Yin'er, ayah tidak punya pilihan lain selain mengirim adikmu" kata kaisar Ying lesuh.

Deg!

"Ayah!"

"Gege!"

"Kalian tahu zhen tidak bisa berbuat apa-apa! Hal yang zhen paling takuti adalah Ayah, walaupun zhen menolak mengirim Yin'er  kemanormu DiWei, ayah akan tetap keras kepala meminta Mei Yin" kata kaisar Ying mulai pusing dengan permintaan ayahnya yang mendadak juga dengan protes adik dan anaknya yang menolak keras mengirim Mei Yin.

"Kita tidak punya pilihan lain selain mengirim Yin'er"

.
.
.
.
.
.
.

TBC

Written on Apr 10th, 2019

Tolong tandai typonya 😄
Vote + komen bila suka 💕
Jangan lupa share pada teman-teman kalian kalau cerita ini layak di baca 😉

Terimakasih 😘💕

Empress Xie [Sudah Di Ebookkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang