Empress Xie : 25

5.8K 486 27
                                    


Mei Yin tidur sangat lelap karna kelelahan, hingga keesokan harinya ia baru terbangun saat matahari sudah berada pada puncaknya.

"Kyakkk! Aku terlambat latihan!" Teriak Mei Yin melompat dari peraduannya langsung menuju permandian diman Jiao Zhu dan dayang lainnya telah menyiapkan semua kebutuhan Mei Yin hari ini sejak beberapa jam yang lalu.

"Gawat, gawat, gawat! Bagaimana bisa aku kesiangan, paman DiWei pasti akan memberiku hukuman berat diluar nalar" kata Mei Yin panik di sela-sela mandinya.

Mei Yin hanya mandi kilat, setelah ia keluar Jiao Zhu sudah menunggunya dan akan membantunya memakai pakaiannya. Pakaian sutra berwarna kream dengan rok bawahan berwarna biru tua dimana di pinggiran roknya terdapat ukiran-ukiran kecil yang terbuat dari benak perak.

Setelah memakai pakaiannya untuk hari ini, Mei Yin tanpa menunda-nunda waktu mengambil ikat kepala yang terbuat dari sutra. Ia sangat buru-buru dan tidak memiliki waktu untuk menata rambutnya atau berias, selain karna di buru waktu menurut Mei Yin itu akan sangat percuma mengingat semuanya akan berantakan ketika ia pulang.

"Yang mulia, anda belum selesai!" Teriak Jiao Zhu

Mei Yin tidak mempedulikannya, ia mengumpulkan ramput panjangnya menjadi satu lalu mengikatnya dengan tali pengikat rambut. Mei Yin terus berlari, kadang kala ia melempar seyum pada para penghuni kerajaan yang berpapasan dengannya dan memberi salam.

Kaisar Ying tengah berjalan-jalan mengelilingi istana bersama beberapa mentri dan pejabat, mereka menikmati jalan-jalan siang mereka sambil membahas masalah pemerintahan.

Rombongan kaisar Ying berpapasan dengan Mei Yin yang tengah terburu-buru, walaupun Mei Yin di kejar waktu ia tak lupa menyapa kaisar Ying dan memberinya hormat.

"Hormat hamba pada yang mulia kaisar, semoga yang mulia panjang umur seribu tahun" kata Mei Yin membungkuk memberi hormat.

"Bangulah putri" perintah kaisar Ying.

Mei Yin mematuhi perintah dan kembali menegakan tubuhnya. Ia tersenyum sopan di hadapan para mentri dan pejabat kerajaan.

"Mengapa kau nampak buru-buru sekali?" Tanya kaisar Ying penasaran.

"Maafkan atas kesalahan hamba yang mulia, putrimu ini tengah bangun terlalu siang sehingga terlamba ikut latihan. Maka dari itu hamba bahkan melanggar peraturan kerajaan karna di kejar waktu. Hamba pantas mendapat hukuman" jelas Mei Yin membuat para mentri dan pejabat kerajaan begitu terkejut.

Di belakang kaisar Ying, beberapa mentri dan pejabat mulai berbisik-bisik. Jarak mereka tidak terlalu jauh, tidak pula terlalu dekat. Tempat mereka sangat strategis untuk menyuarakan pertanyaan dan pendapat yang menganjal dalam benak mereka.

"Apakah benar di depan sana yang mulia putri Mei Yin?" Tanya mentri Mo pada mentri Chen yang berada di sampingnya dengan suara pelan.

"Sejak kapan yang mulia putri mengakui kesalahannya? Bukankah selama ini ia selalu bersikap angkuh, masa bodoh dan idiot? Bahkan saat ia melakukan banyak kesalahan ia enggan meminta maaf,apalagi meminta hukuman?" Tambah mentri Mo

"Mungkinkah rumor yang beredar itu benar?" Bukannya menjawab pertanyaan mentri Mo, mentri Chen malah bertanya balik.

"Rumor apa?" Tanya menti Mo masih dengan suara pelan

"Kau tak tahu?" Tanya mentri Chen tidak percaya dengan suara nyarik memekik.

Buk!

"Pelankan suaramu bodoh, yang mulia bisa mendengar kita!" Kata mentri Mo melotot tajam memperingati mentri Chen.

"Rumor apa yang kau maksud?" Tanya ulang mentri Mo

"Rumor yang mengatakan yang mulia putri telah berubah, bukankah mentri DiWei pernah menjinggung ini saat yang mulia kaisar mengadakan pertemua dadakan? Atau mungkin apa yang mentri DiWei katakan benar bahwa kau sama sekali ketinggalan informasi itu karna sibuk bermain di selangkangan wanita penghibur?" Tanya mentri Chen tidak percaya.

Mentri Mo menatap mentri Chen garang, ia kembali memukul mentri Chen yang mengadu kesakitan.

"Sialan, kau pikir aku semaniak itu?" kata mentri Mo tidak terima.

"Bukankah faktanya memang seperti itu?" Timpal mentri DiWei yang entah sejak kapan berada di tengah-tengah mentri Mo dan mentri Chen.

"Astaga, kau membuatku terkejut! Sejak kapan kau ada disana? Mengapa tingkah dan kelakuanmu tidak beda jauh seperti hantu" Kata mentri Mo mengelus dadanya.

Mentri DiWei menarik diri dari keduanya, ia lantas mengeluarkan kipas andalannya lalu mengipasi dirinya.

"Benarkah? Padahal aku sudah berada di antara kalian sejak tadi!" Balas mentri DiWei tenang.

"Bagaimana bisa kami tidak menyadarimu?" Tanya mentri Chen yang dibalas seringai misterius oleh mentri DiWei yang kini beranjak pergi meninggalkan mentri Mo dan mentri Chen yang amat penasaran, ia melangkah menuju kaisar Ying dan putri Mei Yin yang masih sibuk dengan urusan mereka.

"Entah mengapa aku merinding melihatnya tersenyum seperti itu" gumam mentri Chen memeluk dirinya.

.
.
.
.
.

TBC

Written on Apr 6th, 2019

Tolong tandai typonya 😄
Vote + komen bila suka 💕
Jangan lupa share pada teman-teman kalian kalau cerita ini layak di baca 😉

Terimakasih 😘💕

Empress Xie [Sudah Di Ebookkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang