Enggak kerasa udah part 20 aja yak :v
Ini aku kerasukan apa sampai nulis dalam kurun waktu 6 hari udah nulis sampai 20part? 😅😅😅
Finally, happy reading and stay enjoy 😘
* * * * *
Keesokan harinya, kondisi Mei Yin telah membaik. Pagi-pagi buta Mei Yin mulai kembali melakukan rutinitasnya berlari pagi di lapangan latihan prajurit kerajaan MingWu.
Hari masih sangat gelap, matahari bahkan belum terbit. Embun pagi masih menghiasi, terlebih hembuasan angin di pagi terus saja berhembus kencang dan sangat dingin menerpa permukaan kulit menusuk hingga ketulang.
Hal itu tidak menganggu atau melunturka rutinitas yang Mei Yin lakukan untuk menurunkan berat badannya. Mei Yin akan berusaha keras agar saat festival telah dimulai, saat itu tubuhnya tidak segendut ini. Paling tidak berat badannya turun, syukur-syukur jika ia berubah menjadi kurus dan mendapat tubuh idel. Ia tak tahu apakah waktu 4 bulan cukup, namun setidaknya ia berusaha terlebih dahulu.
Mei Yin berhenti saat pandangannya disuguhkan hamparan rumpul luas yang di jadikan sebagai tempat latihan para prajurit kerajaan, Mei Yin mengatur nafasnya yang memburu hebat dan setelah nafasnya kembali normal ia menyuingkan senyum lebar.
Betapa ia merindukan lapangan latihan prajurit yang sempat ia abaikan selama empat hari, ia rindu berlari mengelilingi lapangan dengan semagat seraya berharap lemak dalam tubuhnya terbakar habis akibat lari yang ia lakukan.
Menjadi kurus dalam waktu singkat jelas mustahil jika Mei Yin hanya berlari setiap pagi dan sore, maka dari itu ia akan menambah beberapa olahraga berat yang lain agar proses penurunan berat badannya lebih cepat sebelum festival dimulai.
Dengan semangat dan senyum yang tidak pudar, Mei Yin mulai melangkahkan kakinya berlari di hamparan tanah luas yang di tumbuhi rerumputan yang terawat. Luas lapangan tempatnya berlari sekitar satu hektar, maka di putaran kedua Mei Yin bahkan sudah kelelahan dengan nafas yang tersengal-sengal.
Memilikih tubuh yang bobotnya diatas normal kadang membuat Mei Yin kesusahan, ia terlalu muda lelah. Dengan berat hati Mei Yin beristirahat di pinggir lapangan tepatnya di bawah pohon ceri yang saat ini tengah berdaun lebat. Mei Yin duduk dengan kaki yang berselojor kedepan, ia mengatur nafasnya kembali normal. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk Mei Yin beristirahat dan kembali berlari mengelilingi lapangan sebisanya, ia tak ingin memaksakan tubuhnya melebihi batas kemampuannya sebab besok ia akan mulai berlatih di bawa pengawasan pamannya, DiWei.
* * * * *
Ke esokan harinya, hal yang sama Mei Yin lakukan saat hari masih gelap. Para penghuni kerajaan bahkan masih enggan bangun dan lebih memilih kembali tidur dan mendekap selimutnya lebih rapat.
Semalam hujan turun dengan deras, hal itu tentu saja membuat beberapa orang semakin lelap dalam tidurnya. Hujan baru saja berhenti dini hari dan saat ini hanya menyisahkan gerimis.
Mei Yin keluar dari kediamannya. Awalnya ia mengigil karna udara dingin yang berhembus menyapu kulitnya lebih dingin dari biasanya. Dengan menggosok-gosok kedua tangannya seraya menciptakan kehangatan, Mei Yin pun lari setelah dirasa tubuhnya cukup beradaptasi dengan udara dingin yang menusuk hinggat tulang belulang.
Dengan bibir yang ia tutup rapat agar tidak mengigil, Mei Yin terus melanjutkan larinya. Saat tiba di lapangan latihan prajurit yang ada di halaman belakang, Mei Yin berhenti sejenak.
"Semangat Mei Yin, kau pasti bisa!"
Setelah menyemangati dirinya, Mei Yin mulai berlari mengelilingi lapangan. Kali ini Mei Yin jelas merasa ada kemajuan sebab, di putara kempatlah ia baru merasaka kelelahan dan nyaris tumbang. Mei Yin berhenti sejenak seraya membungkukan badan dengan kedua tangan yang bertumbuh pada kedua lututnya. Nafas Mei Yin putus-putus. Ia begitu lelah hingga merasa oksigen yang ada di paru-parunya menipis.
"Hegh.. hegh.."
"Men-menjadi ku-rus tidak mudah, hegh..hegh!"
Mei Yin mengerjap saat pandangannya menangkap sepasang sepatu yang di buat khusus oleh perngrajin sepatu kini ada di hadapannya, Mei Yin mendongak dan terkejut saat mendapatkan mentri DiWei tersenyum mencemoh kearah Mei Yin.
"Oh god!" Pekik Mei Yin yang langsung mendapat kernyitan di kening mentri DiWei.
"Apa yang paman lakukan disini?" Tanya Mei Yin setelah mengendalikan keterkejutannya.
Mentri DiWei yang sempat bingung dengan bahasa asing yang baru di dengarnya tersadar dan kembali menatap Mei Yin dengan tatapan mencemoh dan mencela.
"Ini usaha yang kau lakukan untuk menurukan berat badan?" Tanya mentri DiWei menilai Mei Yin dari atas hingga bawa dan kembali keatas lagi.
Mei Yin yang di tatap seperti itu jelas risih, namun ia tak menampakannya secara terang-terangan.
"Ck, itu tidak akan membantu banyak!" Lanjut mentri DiWei sarkas.
"Paman akan membantu memberimu latihan special!"
"Hah?"
.
.
.
.
.
.TBC
Written on Apr 5th, 2019
Mei Yin : Thory paman DiWei kesarasukan setan apa? Aku kok merinding dan makin horor yak ??
Me : kerasukan setan iba plus kasihan.
Mei Yin : setan jenis apa tuh, kok baru dengar yak?
Me : setan jenis baru abad 21 di dunia khayalan 😆😆😆
Mei Yin : Anjritt, gue di bodohi 😤😤
*****
Tolong tandai typonya 😄
Vote + komen bila suka 💕
Jangan lupa share pada teman-teman kalian kalau cerita ini layak di baca 😉Terimakasih 😘💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xie [Sudah Di Ebookkan]
أدب تاريخيWARNING ⚠ [CERITA TELAH DI HAPUS BEBERAPA PART. JIKA INGIN MEMBACA SECARA LENGKAP, SILAKAN BELI E-BOOKNYA DI GOOGLE PLAY] . . . Follow me 😉💕 Written on Mar 30th, 2019 * Bagaimana rasanya, jika tiba-tiba saja kau terbangun dari sebuah peti mati dan...