Ibu lagi sibuk marahin aku, capek kalau didengerin. Tapi kalau gak didengerin, bakal dicap anak bandel, dan malah makin lama selesainya. Yang awalnya selesai satu jam jadi tiga jam karena bantahan yang terlontar dari mulutku.
Ibu marah karena aku adalah anak gadis yang pulang setelah adzan maghrib berkumandang. Aku tau, apa yang kulakukan tanpa izin bisa membuat ibu khawatir setengah mati, itu ibu lakukan karena aku adalah satu-satunya anak gadis yang ibu miliki.
Aku senang, ibu mengkhawatirkan aku. Tapi aku sedih, kenapa harus memakai ancaman? Kalau aja ibu tau semakin diancam, semakin aku memberontak.
Tapi perlahan, aku harus menahan berontakan akibat ancaman ibu. Entah darimana, aku memiliki sifat jika dimarahi akan semakin bandel. Mungkin dari sifat ibu dulu yang keras kepala. Namun, apa jika aku mengatakan sifat ini dari ibu yang keras kepala, akan semakin mempercepat waktu omelan ibu? Entahlah, aku tak mau mengambil risiko.
Daripada menganggap omelan ibu sebagai kesalahanku, lebih baik aku menganggapnya bagai angin lalu. Usai dimarahi selama kurang lebih setengah jam, aku bergegas mandi dan mengunci dikamar.
Aku menatap cermin kamarku, helaan napas panjang kulontarkan dengan penuh beban. Kembali ku tatap cermin, aku bisa melihat jika raut wajah Arshiy terlihat bersalah.
["Ca, aku minta maaf.. aku gatau kalo bakal jadi gini. Lain kali, aku bakal lebih menurut kok. Janji!"]
"Udah?"Arshiy mengangguk dengan sedikit menunduk. Aku tersenyum.
"Udah lewat juga. Sekarang kita perlu ngebahas tentang besok. Menurutmu gimana?"
["Em..aku nurut kamu aja"]"Gak bisa gitu donk. Aku tuh minta pendapat kamuuu, dijawab kek"
["Hmm menurut pendapat aku, besok akan jadi pengalaman yang menyenangkan!"]Terlihat raut sumringah terpancar dari wajah Arshiy. Aku senang melihat Arshiy kembali sumringah, terkadang aku merasa jika sisi Arshiy bisa membantuku agar kembali mood. Aneh sih, bisa bahagia melihat diri sendiri sumringah.
Tapi, aku melihatnya bukan sebagai diriku. Melainkan sebagai orang lain yang kembar denganku. Memang inilah yang kuinginkan, memiliki kembaran akan menyenangkan. Tapi kenyataannya, Arshiy adalah parasit yang berbagi tubuh denganku.
Dulu, aku memang mengganggap Arshiy sebagai parasit, tapi kini.. ia telah menjadi mood booster ku.
["Woi! Ca?!"]
"Hm? Apa?"["Heh dasar! Dari tadi aku ngebacot ga ada yang masuk ke telingamu?! Katanya minta pendapat, malah ngelamun!"]
"Ih santuy donk.. aku denger kok. Wlee"Aku seolah mempunyai sobat yang menyenangkan, hingga ku mengejeknya dan aku mendapatkan respon yang memuaskan. Mode jailku tetiba on karena ekspresi kesal yang Arshiy pancarkan.
"Udah, ntar lagi. Sekarang lagi mode jail on. Aku pengen ngerjain orang. Hihihi, bye"
["Ngerjain siapa? Aku bantu ya"]"Kepo ish! Biar aku aja. Wlee dah"
["Hm yodah bye"]Aku mengambil ponsel yang sudah terisi separuh baterainya. Aku mengetikkan sebuah kalimat yang membuat si penerima di seberang merasa senang gak ketulungan.
Krrruuk..
"Ya elah, laper nih perut. Oh wow, ide yang bagus. Hihi siap-siap baper yang disana.." bisikku disertai kikikan yang membuat tawaku menyembur karena membayangkan bagaimana ekspresi wajah si penerima pesan akibat kejailanku.
Tok tok tok!
"Mbak.. makan dulu, udahan ta marahannya?" Tanya ibu sembari mengetuk pintu kamarku.
Aku segera bangkit membuka pintu, senyuman terhiasi pada wajahku.
"Siapa bilang aku marah? Aku cuma tidur bentar, trus sekarang laper. Heheh" ujarku disertai cengiran.
Krrruuk..
Ibu tersenyum hangat dan mengelus lembut puncuk kepalaku, "yaudah makan sana. Maaf ya, tadi ibu kelewatan marahnya. Ibu gak mau kalau-"
"anak gadis ibu terjadi sesuatu. Aku tau kok bu, aku juga salah. Tadi batrai hp abis, jadi terpaksa gak bisa bilang. Tapi, lain kali aku bakal bilang kok. Janji! Aku gak lupa lagi.." sahutku dengan menunjukkan kelingking kananku.
Ibu menautkan jemari kelingkingnya, "Makan yang bener, jaga kesehatan ya" ucap ibu dengan mencium keningku cukup lama.
Aku tersenyum manis dan segera mengambil makan, sempat kulihat jika ibu meneteskan air mata kerinduan. Mungkin ibu rindu masa keharmonisan dulu? Entah aku tak tau.
Ini sudah pukul 19.48 WIB. Aku makan dengan cukup lahap karena perut sudah sangat lapar.
Usainya, kembali kujalankan kaki menuju kamar. Aku menghadap cermin, mengambil kursi terdekat agar aku bisa bicara nyaman dengan Arshiy.
Pintu kamar juga telah kututup rapat-rapat.
["Ada apa Ca? Tumben lo gak tidur"]
"Abis makan masa' tidur, ntar jadi endut"["Bukannya itu yang ibu mau? Lo tinggal tidur abis makan aja biar ibu seneng liat lo endut"]
"Yakin? Gue endut lo juga endut. Mau? Gue sih ga masalah, tapi lo? Masalah baru bakal dateng"["Gak Ca, gue ga mau endut. Ih lo pengen gue emosi ha?"]
"Ihihi, tadi udah gue bilang. Kalo sekarang, gue lagi mode jail. Oiyah gue pengen tanya"["Lo nyebelin ye kalo mode jail. Yodah tanya apaan?"]
"Lo beneran suka sama Bayu?"["Lo ngagetin ih. Tanya tentang itu bilang gue dulu donk, jantung gue nih mau copot rasanya. Hem mau gue jawab jujur apa boong?"]
"Hahaha jantung lo tuh ciptaan Allah, ga bakalan copot kok. Ga perlu lo jawab juga gue udah tau dari gelagat lo yang super duper alay."["Tuh kan. Mancing emosi mulu lo itu, oke oke. Gue suk- eh bukan. Gue cinta sama Bayu. Kenapa lo tanya tentang itu? Lagi kuker?"]
"Hm bisa jadi? Udah deh gue tidur aja. Ngantuk nih"["Ya elah. Padahal gue mau tanya, lo masih suka sama Aphni? Kok lo malah mau tidur sih"]
"Iye, gue suka Aphni. Udah, gue tidur ye. Bye, diri gue yang lain. Yang alaynya gak ketulungan, lebaynya selangit, dan PDnya minta ampun. Bye Arshiy"["Bye juga diri gue yang sekarang ngakunya suka Aphni. Moga lo bisa mimpiin Aphni, lagi."]
"Thanks"Aku segera berbaring dan menaikkan selimut hingga menutupi sampai leher. Mataku terpejam tidur. Aku berdoa niat sebelum tidur dan ingin membisikkan kalimat penyemangat untuk diriku.
"Semoga, besok bisa lebih baik dari hari ini. Amin." Helaan napas panjang kulontarkan dengan merilekskan mencari tempat ternyaman untuk memasuki alam mimpi.
****
Tanggal: 07 April 2019
Mtajnh
Vote and comments please
KAMU SEDANG MEMBACA
LOL
RomanceSekarang aku tau perbedaan antara suka dengan cinta. Suka adalah proses awal untuk mencintai. Dan cinta adalah sebuah proses ingin memiliki. Tapi yang tidak ku mengerti adalah tentang diriku, terkadang aku ragu jika aku suka padanya. Dan terkadang a...