Bab 31

67 28 4
                                    

Sebuah kecelakaan sepersekian detik menginterupsi pendengaran kami dan mengalihkan perhatian agar tertuju pada aksi si pelaku yang semakin gencar.

Mataku membulat sempurna dengan telapak tanganku yang menutup mulut secara spontan dan tak percaya, si pelaku menatapku dengan mengerlingkan sebelah matanya.

Aphni yang melihat kejadian kecelakaan itu dengan teliti akhirnya menatapku meminta penjelasan, bahkan Aphni juga gesit untuk merekam kejadian itu dari awal kecelakaan hingga si pelaku memberi kode jail padaku.

Aku menggeleng cepat sebagai jawaban, "Aku gatau," ucapku dengan cepat.

"Bentar, kalian liat tadi si pelaku memberi kode atau menggoda Mincah? Bukan aku aja yang ngeliat hal itu, kan?" Tanya Axora tak percaya.

Kami bertiga mengangguk mantap dengan keheranan yang menghiasi raut wajah kami.

"Tapi, kenapa aku?" Tanyaku setelah menemukan kalimat pertanyaan yang sedari tadi terputar di otakku.

"Suka? Kagum? Entahlah, apa niat si pelaku. Intinya, dari pandangan si pelaku tadi, tersirat ketertarikan pada Mincah," jawab Axora dengan berkutat menuliskan rentetan kejadian di bukunya yang bersampul hitam.

"Apa hal itu baik? Atau justru buruk?" Tanyaku sambil menggigit bibir bawahku dengan banyak perkiraan yang terus berputar di otakku.

"Sepertinya hal yang baik untukmu, tapi kami belum menjamin jika sepenuhnya baik untukmu. Kamu harus lebih waspada dan bergerak satu langkah ke depan," saran dari Aphni dengan tetap fokus pada rekaman video yang ia ambil tadi.

"Sepertinya, aku pernah melihat mata si pelaku. Tapi lupa, dimana aku liatnya? Kayak udah gak asing lagi, tapi siapa?" Gumaman Stospish yang terus mengaduk minumannya dengan frustasi.

Si pelaku memakai helm full face, kebetulan saja tadi ia menampakkan matanya pada publik. Sepertinya, aku juga pernah mengenal mata itu. Siapa dia? Apa yang dia mau? Kenapa melakukan hal itu? Kapan aku lihat mata itu? Dimana tempat kami bertemu? Semua pertanyaan terus menghampiri kemungkinan yang ada.

Dan otakku kembali diingatkan oleh sebuah surat dengan warna coklat keemasan yang mengkilap. Warna yang sama ketika si pelaku mengenakan jaket kulit warna coklat dengan blink-blink keemasan, juga motor Harley dengan warna coklat keemasan yang mengkilap.

Aku segera mencari foto surat itu dalam galeri foto, setiap kejadian selalu kuabadikan dalam sebuah foto walaupun tidak penting sekalipun. Aku berhasil menemukannya, tanggal 19 Juni 2019 tepatnya pukul 06.36 WIB ketika aku memotretnya dengan segera.

Ku baca isinya dan saat itulah mataku kembali membelalak tak percaya, si pelaku ialah teman SMA ku yang memberi surat terunik padaku. Seperti ini isinya..

Dari Kayal Nev,
Pengagum beratmu

Semoga suatu saat nanti, kamu bisa mengenaliku dengan sebuah kode jail ku. Dimana pun kamu ada, aku bersedia mengelilingi dunia hanya demi mencari keberadaanmu agar keberadaanku bisa kamu perhatikan dalam segi pandang yang berbeda dari sekarang.

Aku mengagumimu karena kamu ialah kamu. Mincah Arshiy, aku pasti mendapatkan dirimu walau ada sebanyak apapun rintangan disana. Sekalipun aku menjadi buronan, aku akan tetap terfokus untuk mencarimu dan mendapatkanmu apapun caranya akan aku lakukan.

LOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang