Bab 29

54 28 5
                                    

Tok tok tok!

"Mbak..?"

Tok tok tok!

Aku menggeliat dengan membuka mata sedikit. Memandang langit-langit kamar dengan mencoba berpikir, 'semalam cuma mimpi'.

Tok tok tok!

Tanganku mengusap wajah dengan sedikit kekecewaan karena ternyata hanya mimpi. Namun, mimpi itu yang membuat wajah bangun tidurku tersenyum manis. Aku terduduk dan menguncir rambutku yang acak-acakan.

Tok tok tok!

"Mbak, udah pagi. Ayok bangun nak.. sholat subuh dulu" teriak ibu di depan pintu kamar.

Aku bangkit dengan sedikit terhuyung. "Iya bu.." ucapku sambil membuka pintu kamar.

Setelah terbuka lebar, ku lihat senyuman ibu yang selalu menjadi senyuman idolaku sejak kecil.

"Senyuman ibu yang dulu udah balik lagi. Ternyata, ibu emang rindu keharmonisan yang sudah berlalu. Namun, sayang beribu sayang.. ayah mengkhianati keluarga manis ini."
["Huaa Mincah, gue udah gak tahan. Gue bakal gantiin kesadaran lo!"]

Aku memegang pelipis sejenak. Dan berhambur ke pelukan ibu dengan begitu tiba-tiba, isakan kecil terlontar dari bibir mungilku.

Ibu mengelus kepala dan punggungku dengan lembut, begitu lembut hingga membuat diriku nyaman.

"Sial! Lo emang dasar! Gue gak abis pikir deh. Lo suka banget ngelakuin yang tiba-tiba. Gue kan belom siap, begi!!"
["Bego! Denger lo ngomel gini bikin gue gagal buat suasana sedih. Huh!"]

"Weh! Liat jam woi?! Udah jam berapa ini.. mandi sono, ibu mungkin ga tahan bau lo!"
["Idih! Ngatain kok ngatain diri sendiri. Gila lo! Lagian gue ini masih wangi, parfum yang gue beli awet wanginya"]

"Nak, mandi dulu ya. Abis itu langsung sholat, ibu udah siapin sarapan. Makan gih" ujar ibu dengan mencium keningku.

"Emang aku udah bau, bu? Gimana kalo makan dulu, trus mandi, dan sholat?" Ucapku dengan nada yang sedikit malas.

"Bau sih nggak, cuma.. mandi bikin badan seger. Percuma donk wangi tapi ga seger, terus.. sholat ga boleh ditunda, nduk.." ibu menimpali dengan mencolek hidungku.

Aku mengangguk dan tersenyum tulus, kembali kujalankan kaki menuju kamar untuk mengambil pakaian dan segera mandi, saat keluar..

"Gue lupa kalo gak sholat.. jadi langsung makan nih!"
["Makanan! Kemarilah.."]

Badan udah seger, mata binar-binar lihat makanan yang kelihatan lezat.

30 menit kemudian..

"Ih, belum bel juga nih.." gerutuku saat masih menunggu di kelas.

Ku lihat jam tangan sudah pukul 06.32 WIB. Aku sudah menunggu lumayan lama, katanya akan dijemput sebelum bel bunyi.

"Ih lama banget sih! Ntar keburu bel," batinku dengan terus mengotak-atik handphone.

"Sabar aja napa, ada apa sih?" Tanya seseorang yang entah sejak kapan sudah duduk di samping kiriku.

"Gue gak ngomong apa-apa," ucapku dengan tatapan heran.

"Tapi elo barusan ngebatin. Gue tau, kok," ucapnya dengan kepedean.

"Hah, plis deh jangan ngaco!" Timpalku dengan mendengus sebal.

"Beneran abis ngebatin, kan? Udah, ngaku aja. Emang ada apa kok buru-buru?" Tanya cowok yang bername tag Kayal Nev.

"Gak usah kepo, bisa gak?" Tanyaku dengan cuek.

"Bisa aja," jawabnya dengan menyodorkan sebuah surat beramplop oranye.

"Silakan dibaca, gue permisi," ujarnya dengan meninggalkan kelas yang hanya menyisakan tatapan penasaranku pada amplop oranye ini.

Dugaanku, isinya ada sebuah surat. Tapi dari siapa? Dan kenapa? Daripada aku mati oleh rasa penasaran, tangan kananku segera mengambil amplop itu dan mengambil isinya.

Sebuah surat berwarna coklat keemasan yang mengkilap segera ku foto, kemudian kubaca tiap kata yang ada di surat ini.

Dari Kayal Nev,
Pengagum beratmu

Semoga suatu saat nanti, kamu bisa mengenaliku dengan sebuah kode jail ku. Dimana pun kamu ada, aku bersedia mengelilingi dunia hanya demi mencari keberadaanmu agar keberadaanku bisa kamu perhatikan dalam segi pandang yang berbeda dari sekarang.

Aku mengagumimu karena kamu ialah kamu. Mincah Arshiy, aku pasti mendapatkan dirimu walau ada sebanyak apapun rintangan disana. Sekalipun aku menjadi buronan, aku akan tetap terfokus untuk mencarimu dan mendapatkanmu apapun caranya akan aku lakukan.

Tunggu sampai tanggal mainnya tiba, suatu saat nanti..

Cinta sang pengagum berat selalu menyertai dirimu♥

Betapa terkejutnya aku ketika mengetahui niat seorang Kayal Nev untuk kedepannya. Tapi, aku sama sekali tidak peduli apa yang akan terjadi suatu saat nanti. Karena perjalanan ini masih lama untuk mencapai momen dewasa.

Puk!

Aku mendongak, tatapanku dan Bayu bertemu. Senyuman indah terpancar dari kedua sudut bibirnya, aku segera membereskan tasku dan segera mengikuti langkah Bayu untuk keluar kelas dan kini kami menuju parkiran.

Elji sudah menunggu di atas motor ninja warna hijaunya, sepertinya baru ia pakai atau baru dibeli. Bayu menaiki motor ninja warna putih keperakan yang mengkilap, mulutku membentuk huruf O secara sempurna. Sekarang, bagaimana caraku menaiki motor itu?

Bukan masalah rok, hanya saja posisi duduk itu pasti tidak mengenakkan. Huh, kenapa ia menyusahkan aku sih? Pagi yang menyebalkan!

Bayu menyodorkan sebuah helm full face warna putih silver, aku menerima helm itu dengan mendengus tak suka sedangkan Bayu sedikit terkekeh puas.

"Kenapa pake motor ini? Gimana cara naiknya? Duh, nyusahin aja!" Semburku dengan melipat kedua tangan sambil memegangi helm full face yang belum aku pakai.

"Pegangan pundak aja, kan bisa?" Ujar Bayu dengan nada jail.

"Aku jalan kaki aja, males naik motor tinggi kayak gitu," ucapku dengan mengembalikan helm full face silver.

"Pasti capek, udah sekali aja gapapa, kan? Ayok naik! Tuh Elji udah ngejek," timpal Bayu menyuruhku naik motor ninja miliknya.

"Oke, tapi aku gak mau pake helm!" Tawaranku dengan tegas, seakan-akan tak menerima penolakan.

Bayu terkekeh dan mengangguk pelan, aku segera naik dengan perlahan. Sedikit susah karena tinggiku belum nyampe. Aku berpegangan pada pundak kiri Bayu dan menyingkap rok abu-abu hingga memperlihatkan celana hitam semata kaki.

Aku tetap berpegangan pada kedua sisi pundak Bayu selagi motor ninja keluar ke jalan raya yang mulai padat.

"Lain kali jangan pegangan di pundak, aku bukan tukang ojek tapi pasanganmu," ucap Bayu sedikit berteriak untuk mengalahkan suara kendaraan yang berlalu lalang.

"Males, jangan kepedean dulu. Siapa tau kamu bukan milikku," timpalku dengan senyum miring.

"Kamu pasti jadi milikku! Dan kalo gak jodoh, pasti kamu bisa aku dapatkan," ujar Bayu yang lagi-lagi dengan kepedean tingkat dewa.

Aku hanya tertawa menanggapi ucapan Bayu, bukan lucu. Hanya heran, kenapa pagi ini ada dua cowok yang memaksa keputusan takdir, sih? Hahaha, tak sabar ingin menunggu hasil akhirnya.

****

Tanggal: 28 April 2019
Mtajnh
Vote and comments please

LOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang