Aku dan Bintang udah keliling kampus ini, dan bertanya pada setiap orang yang kami temui. Tapi tak satupun dari mereka yang kenal dengan Mas Noval. Meskipun aku sudah menunjukkan fotonya juga.
Lalu Bintang mengusulkanku agar bertanya pada bagian informasi kemahasiswaan. Dan aku harus berterima kasih padanya, karena aku dapet info kalau ternyata Mas Noval sudah cuti kuliah sejak satu setengah tahun lalu.
Aku putus asa. Aku gak tahu lagi harus mencari dia kemana. Nomer hapenya udah gak aktif. Dan aku juga gak tahu teman-teman dan kosannya.
"Yang sabar ya, Dav.."
"Emang kamu ngeliat aku gak sabaran ya?" Aku berusaha menyengir. "Kita pulang aja deh.."
"Gimana kalau makan dulu?" Ajak Bintang.
"Aku gak laper."
"Kalau bohong aku sumpahin kamu ketemu hantu loh.."
"Iyaa."
Aku dan Bintang makan di sebuah warung padang. Aku memesan rendang, dan Bintang memesan ayam bakar. Aku gak mau jujur pada kalian, tapi disini, aku nambah sampai dua kali loh...!
"Gak laper ya?" Bintang meledekku.
Hapeku bergetar. Telepon dari Om Rico rupanya.
'Kamu dimana, Davi? Kenapa mau pergi gak bilang-bilang?'
"Aku sama Bintang lagi makan nasi padang, Om. Di kampusnya Mas Noval.."
'Noval?'
"Aku kesini mau cari Mas Noval, tapi aku gak ketemu."
'Kamu tunggu disana ya. Biar Om suruh Pak Yus jemput kalian. Jangan lupa, share location kalian ya..'
Aku menyodorkan hapeku ke Bintang. "Om Rico minta share location kita ke Pak Yus. Aku gak ngerti nih.."
Bintang mencuci tangannya. Lalu dia menyapukan jempolnya di layar hapeku. Entah apa yang dilakukannya.
"Kok tadi kata orang itu, Mas Noval cuti kuliah. Emangnya bisa ya? Cuti itu sama aja sakit atau izin sih?"
"Yang aku tahu sih, cuti kuliah itu sama aja berhenti kuliah sementara." Jawab Bintang.
Satu jam berlalu, aku dan Bintang sudah menghabiskan dua porsi nasi padang dan sepuluh gelas es teh manis, akhirnya Pak Yus dateng juga.
Dia kutawari makan juga, tapi dia menolak. Katanya sih belum jam-nya makan siang.
"Mas Davi kan punya nomer saya, kalau mau pergi-pergian bisa kasih tahu saya."
"Aku gak enak, Pak Yus. Soalnya ini kan mobilnya Om Rico. Lagian aku bisa kok naik grab."
"Tapi kan tetap aja gak aman." Pak Yus menoleh dengan wajah cemas. "Kalian itu masih SMP, dan belum tahu jalan-jalan di Jakarta kan?"
Pak Yus membelokkan mobilnya ke SPBU. Kebetulan pikirku. Soalnya aku juga kebelet pipis. Mungkin karena efek kebanyakkan minum es teh di warung padang tadi.
Aku ke toilet sendirian. Tumben si Bintang gak ngikutin aku. Biasanya kan dia selalu mengekor di belakangku.
'Tolonglah, sekali ini lagi -- please..'
'Gimana ya Bim, bukannya gue gak mau. Tapi kan lo tau sendiri gimana kalo si bos udah marah?'
Aku menoleh. Kulihat dua petugas spbu yang masih muda dan lumayan keren itu.
'Noval lagi sakit, bro. Dan dia harus dibawa ke rumah sakit.'
'Terus gue harus apa bilang apa nanti?'
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS
TienerfictieHai, namaku Davi. Dan ini adalah cerita keluargaku yang amat sangat rumit dan menyebalkan...!! Doakan, semoga aku tidak berfikir untuk 'bunuh diri' ya... [[Cerita gay paling absurd nih. Lagi males bikin cerita yang serius soalnya. Jadi ya harap makl...