17

3.4K 265 11
                                    

Aku kira yang datang itu si mamah. Tapi taunya wanita itu lagi. Dia menyapaku ramah. Dan aku membalasnya dengan ramah juga. Aku gak mau kalau sampai dia tahu kalau aku sedang mencurigainya saat ini.

"Aduhh lemes banget gue..." Tukas Fajar sambil ngerebahin tubuhnya di lantai ruang tamu yang sudah digelarin karpet.

"Tapi muat kan ya..?" Tanyaku.

"Lebih dari cukup, Dav." Bintang tersenyum padaku.

Sofa-sofa dan meja sudah dipinggirkan. Air mineral gelas dan botol juga sudah disusun di atas meja kaca sama si Bintang tadi. Kamar-kamar tidur yang akan digunakan oleh teman-temanku menginap nanti pun sudah disiapkan sama art di rumah ini.

Harum kolak dan makanan lainnya sudah mulai tercium dari dapur. Semua itu sudah disiapkan dan diatur oleh para art di rumah ini.

Tadinya sih aku juga mau ikutan negbantuin, tapi setelah dipikir-pikir, kok agak males juga ya aku bantuin? Selain capek, di dapur juga kan panas banget hawanya.

"Dav, pizzanya udah dateng nih.." Bintang muncul sambil membawa tujuh kotak pizza berukuran besar.

"Donatnya juga udah nih.." Dan Fajar juga muncul sambil membawa 5 lusin donat Jco.

"Berarti tinggal ---" Aku menghentikan kalimatku. Pikiranku tiba-tiba teralih pada papah dan Tante Natalie. Sejak dia tiba tadi, dia langsung masuk ke ruang kerja papah, dan gak keluar-keluar lagi sampai detik ini.

"Dav --"

"Kalian shalat ashar duluan deh. Nanti aku nyusul.."

"Gue sih nanti aja ahh, sekarang mau berendem dulu di bathtub.." Tukas Fajar sambil ngeloyor pergi ke kamar tidurnya.

Aku menuju ruang kerja papah di lantai dua, yang berada di bagian belakang. Kudapati pintu ruang kerja papah tertutup. Kucoba untuk mendengarkan apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan di dalam sana.

'Tunggu Pak Rico, apa anda yakin?'

'Tenanglah, Natalie. Tidak akan ada yang tahu..'

Dahiku berkerut. Apa sih maksud dari perkataan mereka berdua itu?

'Pelan-pelan saja -- sakit --'

DEGGGHHH...!!

Suara Tante Natalie itu -- mengingatkanku langsung sama Fajar.

'Pelan-pelan kok, Dav. Gue janji lo gak bakalan ngerasa sakit..'

Astagfirullah!! Waktu itu kan yang dilakukan Fajar adalah dia lagi menggesek-gesekkan tititnya di pantatku. Dan bahkan dia sudah berhasil memasukkan ujung kepala tititnya ke dalam pantatku! Dan itu rasanya sangat perih dan panas sekali!

"Kamu lagi ngapain, Dav?"

Aku langsung menarik tangan Bintang ke lantai bawah. Aku gak mau kalau Bintang sampai mendengar percakapan kotor yang sedang dilakukan papah dan wanita brengsek itu.

"Papah selingkuh, Bin.."

"Hhahh?!! Selingkuh?!!"

Aku refleks membungkam mulut Bintang dengan telapak tanganku. Tapi --- Bintang meraih tanganku dan dia mengecup lembut punggung telapak tanganku.

"Sorry, Dav.." Bintang kelihatan salah tingkah.

"Davi sayang, Mamah pulang...!!"

WHEN MONEY TALKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang