21

5.6K 340 22
                                    

"Mas Noval!! Ini aku..!! Bukain pintu dong..!!"

Aku terus mengetok pintu rumah kontrakkannya Mas Noval. Tapi gak ada satupun yang keluar. Apa mungkin Mas Noval sama Mad Bimo lagi pada keluar ya?

"Coba aja ditelepon dong, Davi.."

"Udah kali, papah. Emangnya aku anak kecil yang gak punya inisiatif?"

"Kamu ini ya --" Papah mengacak rambutku.

"Assallamualaikum!! Mas Noval!!"

Aku mencobanya lagi. Sandal sama sepatunya aja di luar. Pasti mereka ada di dalam kan...?

Cklek..!

Aku berdiri menganga saat pintu rumah itu terbuka. Kudapati Mas Noval dan Mas Bimo sedang berdiri dengan cuma mengenakan celana pendek sepaha dan -- tubuh keduanya yang basah bersimbah keringat..!!?

"Davi? Kok mau kesini gak bilang-bilang?"

Hmm.., bahkan suara Mas Noval itu terdengar gak biasa. Agak ngos-ngosan gitu.

Aku jadi makin curiga...

"Masuk Davi -- pah.." Mas Noval mempersilahkan kami masuk.

Seeuungg..!!

Hidungku langsung mencium bau asem yang sangat-sangat menusuk.

"Maaf agak berantakkan nih.." Kata Mas Bimo sambil memakai kaosnya dan -- aku ngerti sekarang apa yang sedang mereka berdua lakukan.

"Lagi ngecat, Nov?"

"Iya nih, pah. Iseng aja." Mas Noval tersenyum canggung. Dia juga memakai kaosnya yang diberikan sama Mas Bimo. "Kok tumben nih?"

"Yee, emangnya gak boleh dateng kesini ya?" Aku tendang kaki Mas Noval. "Pulang aja deh yuk, pah.."

"Buka aja disini. Dua jam lagi kan.." Usul Mas Bimo.

"Nawar-nawarin buka puasa disini, emamgnya Mas Bimo punya makanan apa? Ada sirup marjan cocopandannya gak?"

"Kan bisa beli, Davi.."

"Punya uang?"

"Davi..." Papah mencubit pipiku.

"Hehehe.." Aku menyengir lebar. Tapi gantian aja aku cubit pinggang papah. "Awas ya, nanti malem gak aku pijitin lagi!"

"Hmmm, Papah juga kayaknya gak bisa ngajakkin kamu jalan-jalan ke Raja Ampat deh.."

"Halahh, jahat!" Aku cemberut. "Si papah mau ngajakkin buka diluar, mas."

"Kenapa gak disini aja, pah? Tanya Mas Noval.

"Gak enak sama Mbak Nova sama Mas Rian juga. Kan udah terlanjur pesen tempat juga.." Aku yang jawab.

"Mereka juga ya, pah?"

"Iyalah!" Aku memutar bola mata. "Sekarang, kalian berdua mandi sana! Terus shalat, terus kita berangkat deh..!"

"Masa mandinya berdua, Davi?" Papah memandangku heran.

"Terus satu-satu gitu?! Ihh si papah mah gimana?! Ya biar cepet aja! Emangnya disini lama-lama papah gak gerah apa?"

Mas Noval bangkit dan mengacak rambutku. "Iya, nanti Mas pasang AC juga disini."

"Yaaa -- percaya aja deh.."

Aku memperhatikan kedua orang itu. Rupanya mereka berdua beneran masuk ke kamar mandi barengan loh! Hhihii..!

"Davi.."

WHEN MONEY TALKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang