11

4K 297 9
                                    

"Anak-anak, seperti yang kita ketahui bahwa minggu depan kita sudah memasuki awal bulan suci ramadhan. Dan Ibu harap, kalian kumpulkan tugas kelompok minggu lalu, selambat-lambatnya, satu minggu sebelum libur menjelang Idul Fitri."

TTTEEETTT...!!

Tugas kelompok -- kelompok -- dan kelompok lagi. Kenapa sih semua guru di sekolah ini harus memberikan tugas kepada murid-muridnya secara berkelompok?

"Ehhmm -- Dav, sore nanti gue ---"

Aku bangkit dan bergegas menuju meja guru. Aku sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun di kelas ini. Bahkan aku ingin cepat-cepat pulang dan memandangi layar led baru di kamarku.

"Apa ini, Davi?" Tanya wali kelasku.

"Tugas kelompok makalah biologi tentang organ reproduksi, makalah ekonomi dasar, soal latihan bab empat, lima dan enam, mengarang bahasa inggris, dan juga ringkasan dari novel "Bulan" untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia."

"Kamu sudah menyelesaikan semuanya?"

Aku mengangguk. "Aku menyelesaikan semuanya sendiri. Karena aku tidak membutuhkan bantuan siapapun. Aku pulang dulu. Permisi. Selamat siang."

Aku tahu kalau Bintang akan memanggil dan menghentikan langkahku. Tapi aku sama sekali tak menoleh padaku.

Seandainya aja, sekarang tidak mendekati puasa. Dan sekarang itu bukan waktunya bagi mamah dan papah bulan madu, sudah pasti aku akan minta pindah dari sekolah yang sangat menyebalkan ini.

"Davi tunggu!!"

Aku mempercepat langkahku. Tapi tetap saja kakiku yang pendek ini, masih kalah  cepat dengan kaki milik manusia bantet itu.

"Gue tahu gue salah, dan gue kan udah minta maaf!"

Hanya tinggal beberapa puluh meter lagi aku mencapai mobilnya Papah Rico. Tapi langkahku harus terhenti karena manusia gak tahu diri ini!

"Dav, apa kita tidak bisa menyelesaikan semuanya dengan kepala dingin?"

Ohhh --- lihatlah manusia yang sok bijaksana itu? Apa sekarang dia sedang berusaha mencari perhatian dari teman-teman yanhg lain?

"Sebenernya Davi kenapa sih? Apa ini karena kalian berdua?"

Ya! Ini karena dua orang pengacau itu! Mereka yang sok benar dan sempurna! Mereka yang cuma bisanya membuat kepalaku pusing tujuh keliling!

"Aku tahu Davi itu tidak pernah sampai semarah ini, kalau tidak ada sebabnya.."

"Jujur aja deh, pasti kamu kan biang keroknya, Jar?!"

Fajar tersenyum sinis. "Kalian tanya aja sama anak baru itu. Lagian, sebelum ada dia -- gue sama Davi gak pernah ribut kan?"

"Bintang? Emangnya Bintang udah ngelakuin apa sama Davi?"

WHEN MONEY TALKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang