Saat Jungkook bangun dari tidurnya beberapa saat lalu, ia tidak menemukan Taehyung di apartemen. Awalnya ia berpikir mungkin pemuda itu keluar untuk membeli makan. Namun nyatanya hingga sekarang, di mana matahari telah berada di atas, Taehyung belum juga menunjukkan batang hidungnya.
"Itu anak ngambek kali ya?" pikirnya. Mungkin Taehyung merasa kesal akibat ucapannya semalam. Namun ia tidak ingin melakukan apapun, termasuk memastikan keadaan Taehyung lalu mungkin meminta maaf. Menurutnya hal seperti ini telah biasa terjadi dalam hubungan persahabatan.
Sedari tadi Jungkook juga memikirkan apa yang diucapkan Taehyung, yang dikatakan pemuda itu benar, ia tidak akan tahu apa yang ada dipikiran lawannya. Walau mereka berteman tapi tetap saja pikiran manusia tidak ada yang tahu, apalagi hadiah kali ini merupakan uang dengan nominal tidak sedikit. Sedikit banyak Jungkook juga masih merasa trauma akibat dicurangi pada pertandingan sebelumnya, ia masih ingat bagaimana tangisan Ibunya yang memenuhi ruang inapnya saat itu.
Tersenyum sendu, akhirnya pemuda itu mengambil ponsel dan mengetik sesuatu disana. Sesuatu yang telah ia pikirkan matang-matang sedari tadi lantas mengirimnya pada lawan mainnya saat bakalan nanti.
_____
Nyatanya bahkan sampai hari telah sore Taehyung tidak kunjung menunjukkan barang hidungnya. Biasanya jam-jam seperti ini ia pasti akan mendatangi Jungkook untuk menumpang makan malam atau mandi. Aneh memang. Sebagai sahabat---atau mungkin pacar, rasa khawatir memenuhi hati pemuda Busan itu. Ia mendengus kasar lalu memilih membuang jauh-jauh egonya. Kali ini ia akan mendatangi apartemen Taehyung guna memastikan keadaan Taehyung.
Saat telah tiba di depan pintu apartemen milik Taehyung, ia terdiam sebentar. Memikirkan kata apa yang akan ia ucapkan jika telah berhadapan dengan Taehyung, ini merupakan kali pertama di mana Jungkook merasa bersalah pada Taehyung dan berakhir ingin meminta maaf, jadi sedikit banyak ia merasakan gugup.
Sibuk dengan pikirannya sampai-sampai Jungkook tidak sadar jika di belakangnya telah ada seseorang---seseorang yang ia khawatirkan sedari tadi, Taehyung. Taehyung sendiri heran melihat keberadaan Jungkook di apartemennya, tumben sekali pemuda itu bertandang ke apartemennya.
"Oi, Jung!" panggilnya, terlihat Jungkook tersentak kaget lalu berbalik dan tiba-tiba menggeplak kepala Taehyung dengan keras.
"Bangsat! Sakit Jung! Lo kenapa sih, gue dateng-dateng malah di geplak." Seru Taehyung kesal. Tak terlihat ingin membalas perlakuan Jungkook padanya. Pemuda itu berjalan melewati Jungkook dan membuka pintu apartemen.
Jungkook mendengus. "Lo ngagetin." Sahutnya kalem, ia lalu mengikuti langkah Taehyung.
"Tae, dari mana aja lo?"
"Main bentar keluar."
Jungkook hanya mengangguk, pikirannya tentang Taehyung yang akan mendiaminya karena ngambek buyar seketika. Ia baru ingat jika sahabatnya itu seorang laki-laki dan tentunya tidak akan melakukan hal menggelikan seperti itu.
"Masalah balapan---"
"Kalau lo masih tetep ngeyel mau ikut, gue gak akan larang lagi. Terserah lo, yang jelas nanti kalau sekarat lagi jangan nyusahin gue." Ujar Taehyung terdengar lebih ketus. Pemuda itu menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu, tentunya diikuti oleh Jungkook.
Jungkook mendengus, "gue belum selesai bicara, bangsat. Hm ... masalah balapan gue nggak jadi ikutan. Bener kata lo, gue harusnya bisa belajar dari yang kemarin-kemarin. Gue nggak mau lagi nginep di rumah sakit." Kata Jungkook, biarlah ia dianggap cupu oleh lawannya, biarlah ia dianggap pengecut karena mundur dari pertandingan.
Taehyung tersenyum kali ini, ia menepuk pucuk kepala Jungkook, "Nah ini baru pacar gue." Dan untuk pertama kalinya Jungkook berhasil dibuat merona oleh sahabatnya sendiri.
4 cup ramen dengan asap mengepul telah terhidang dengan apik di meja makan, Jungkook dan Taehyung nampak asyik memakan ramen mereka sembari sesekali bersenda gurau. Taehyung lebih dahulu menghabiskan ramennya dan kembali meminta setengah porsi ramen milik Jungkook.
"Perut karet." Ledekan Jungkook hanya ditanggapi cengiran tak bersalah oleh Taehyung. Ia malahan membalasnya dengan menepuk-nepuk pipi Jungkook yang menggembung akibat kepenuhan ramen.
"Besok anterin gue ya gendut." Katanya yang segera dibalas dengan delikan tajam oleh Jungkook.
"Kalo minta tolong yang bener, jangan isi ngatain."
"Hehehe, abis lo lucu kalo lagi cemberut gitu."
Jungkook mendecih tak suma, kata lucu terdengar aneh ditelinganya. Tidak cocok untuknya.
Taehyung yang melihat raut wajah Jungkook semakin suram---tapi tetap lucu, akhirnya memilih untuk mengalah. "Jangan ditekuk kenapa itu muka. Iya Jungkook gak lucu kok, tapi gemesin, hehehe---AW!" teriakan Taehyung terdengar memenuhi ruangan setelah satu tinjuan yang bersarang di pipi Taehyung.
"GUE BUNUH LO, ANJING!"
_________
TBC.
25 Nov, dan chapter ini udh ku revisi. Gimana?
Tetap stream Boy With Luv yaaa💜💜💜
Kobam parah sama lagunya, enakk banget. Trus Dionysus juga kerren.
Luv luv.
KAMU SEDANG MEMBACA
bad couple [taekook] - end
FanfictionKarena setiap orang berhak mencintai. Highest rank: #1 at jeon jungkook (26-07-19) #1 at bottkook #1 at rusak (09-07-19) #4 at taekook (25-01-20) #5 at vkook (18-07-19) #11 at bxb (31-08-19) boyslove. Top|Tae Bott|Kook