Bel pulang sekolah telah berbunyi namun kelasmu masih cukup ramai oleh para siswa dan siswi yang belum juga pergi meninggalkan kelas—termasuk kau dan Renjun.
Kau beberapa kali melirik sekilas kearah wajah serius Renjun yang sedang sibuk menuliskan sesuatu di beberapa lembaran kertas.
"Kenapa?"
Karena terkejut, kau tak sengaja menjatuhkan beberapa peralatan tulismu ke lantai. Kau berdecak kesal, perutmu sedang sakit dan alat tulis bodoh itu malah terjatuh ke berbagai tempat.
Renjun menghela nafasnya berat lalu memutar posisi duduknya kearah belakang guna menghadap Yangyang.
"Yang, beresin barang dia."Yangyang yang juga sedang sibuk menulis menampilkan raut tak percayanya.
"Kok gue? Lo ga liat gue lagi sibuk?""Jadi menurut lo siapa yang harus ngambil? Gue?"
"Jena lah. Kan itu punya—
"Yangyang."
"Apa sih Jun? Lo kok babu-in gue terus? Gue kan—
Renjun menatap malas Yangyang.
"Nyokap bakal ga seneng waktu denger info dari gue tentang anak bungsu dia kayaknya."Entah apa yang diancamkan oleh Renjun, yang pasti setelahnya Yangyang langsung meninggalkan pekerjaannya dan mulai memunguti isi kotak pensilmu.
Kau hendak menunduk—berniat ikut membantu Yangyang. Namun Renjun sudah terlebih dahulu menggenggam lenganmu. Kau menatapnya bingung dan dia hanya terdiam tanpa suara.
Lelaki itu baru melepaskan genggamannya saat Yangyang telah selesai memunguti semua barangmu yang berceceran di lantai.
Yangyang berdecih.
"Kamu kok bawa barang banyak banget. Mau buka jasa fotokopi apa gimana?""Maaf..."
"Yangyang." Tegur Renjun lagi.
Yangyang memutar bola matanya.
"Lo kalo khawatir sama Jena tuh jujur aja. Gausah pake acara ngancem-ngancem gue. Gue ngerti kok.""Siapa juga yang khawatir. Memangnya gue gaada kerjaan apa?"
"Iya deh terserah tuan muda aja."
Kau menatap Yangyang.
"Yang... Maaf..."Yangyang tertawa lalu mengacak rambutmu pelan.
"Gapapa. Aku cuma bercanda tadi.""Yang, udah selesai belum? Nyokap udah nelfonin terus ini. HP gue geter terus." Ucap Renjun.
Yangyang berdecih.
"Kalau gue pinter kayak lo sih udah dari tadi juga selesai."Kau mencolek lengan Renjun.
"Apa?"
"Yangyang lagi ngerjain apa?"
"Tugas tambahan doang kok. Lo ga perlu buat."
"Oh, gitu.."
Renjun membereskan mejanya lalu menatapmu.
"Hari ini dijemput koko lo kan?"Kau bergumam pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Her
FanfictionI'm not her, Nor do i want to take her place. Please understand.