Doubt

1.9K 497 78
                                    

Chaewon menopang dagunya. Perempuan itu tak bisa berhenti memikirkan perkataan yang diucapkan oleh Shuhua padanya sejak tadi.

Yuri? Play victim?

Perempuan itu menatap kosong kearah papan tulis kelasnya saat seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.

Sosok itu terseyum manis pada Chaewon. "Ayo temenin aku beli makanan."

Chaewon bahkan belum sempat merespon saat sosok itu sudah terlebih dahulu menariknya menjauh.

Yuri tidak mungkin seperti itu kan?


•••


"Koko nanti jemput aku kan?"

Sosok dibalik sambungan telefon itu menghela nafasnya. "Kan dari kemaren koko udah bilang kalau koko lagi sibuk banget akhir-akhir ini."

Kau mengerucutkan bibirmu. "Koko ga sayang aku....."

"Engga gitu, sayang. Tapi ini kerjaan lagi bener-bener numpuk. Anak yang lain juga gaada yang bisa ngerjain tugas koko. Kamu bareng Renjun atau Dejun aja gimana?"

"Gamau. Kak Siwon atau kak Suho aja gimana?"

Henry kembali menghela nafas berat. "Siwon kan lagi ada tugas ke luar kota. Suho juga lagi liburan ke luar negeri sama temen-temennya." Suara lelaki itu melembut. "Memangnya kenapa sama Renjun dan Dejun? Kamu berantem sama mereka, hm?"

"Engga." Kau mengecilkan volume suaramu. "Dejun kan udah punya pacar. Nanti aku dikirain monopoli pacar orang kan bahaya."

Henry mendengus. "Baru sekarang kamu nyadar? Dari dulu kemana aja?"

"Koko ih."

"Bercanda kok." Tawanya. "Terus kamu kenapa sama Renjun?"

"Gapapa...."

"Bohong dosa loh."

Kau menggigit bibirmu. "Dibilangin gapapa malah ga percaya. Udah ah, koko lanjut kerja aja sana biar aku nanti pulang sendiri aja."

"Sendiri gimana?"

"Ya sendirian."

"Tapi—

"Udah ah koko ga usah berisik. Lanjut kerja aja sana hush hush." Dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, kau memutuskan panggilan secara sepihak.

Setelahnya, kau menenggelamkan wajahmu kedalam lipatan tanganmu.

Apa yang harus kau lakukan sekarang?


•••


"Chaewon."

Chaewon menoleh saat merasakan seseorang kembali menepuk pundaknya.

"Kamu kenapa? Dari tadi aku perhatiin kamunya bengong terus."

Chaewon menggelengkan kepalanya. "Aku gapapa." Ia lalu menatap kearah sahabat perempuannya itu. "Kamu udah selesai?"

Yuri menganggukkan kepalanya. "Iya, ini udah beli banyak."

"Buat apa beli sebanyak itu? Bel pulang kan udah bunyi dari tadi."

Yuri hanya tersenyum. Namun tak lama seekor anak kucing berjalan mendekati mereka yang langsung disambut dengan baik oleh Yuri.

Melalui sudut matanya Chaewon mengawasi apa yang akan dilakukan oleh Yuri. Perempuan itu mengelus bulu anak kucing itu dengan sayang sebelum memberikan beberapa potong roti sebagai makanan untuk anak kucing itu.

"Kamu beli rotinya buat mereka?"

Yuri mengangguk lalu tersenyum pada Chaewon—manis sekali. "Ya, mereka gemesin kan?"

Not HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang