Run

2.7K 590 77
                                    

"Wah ada cowok ganteng!"
Teriak Nancy yang entah sejak kapan muncul didepan pintu.

Chani mendekati perempuan itu.
"Cowok ganteng aja yang ada di pikiran lo. Tugas mana?"

Nancy tersenyum.
"Hehe. Ini."

Chani mengambil lembaran kertas yang disodorkan oleh Nancy lalu setelahnya ia berpindah dan dan menyodorkan tangannya pada Dejun.
"Mana punya lo?"

Dejun tersadar dari lamunannya dan memberikan lembaran kertasnya kepada Chani.

Kau menggigit bibirmu lalu akhirnya kau memutuskan untuk mengambil tas sekolahmu dan menarik Hendery menuju kearah luar kelas.

"Jena!" Teriak Dejun.

Lelaki itu hendak mengejarmu dan Hendery namun pergerakannya dihentikkan oleh Chani yang mencengkram pergelangan tangannya erat.
"Nama lo belum ditulis."

"Tapi Chan—

Chani tak bergeming dan tetap memegangi tangan Dejun erat.
"Lagian lo mau ngapain?"

"Gue mau ngejar mereka! Cowok itu bukan pacarnya Jena!"

Chani menghela nafasnya.
"Mau cowoknya atau bukan memangnya apa urusannya sama lo? Lo juga bukan cowoknya kan? Mending lo tulis nama lo terus jemput cewek lo di kelasnya. Kasian gue liat dia harus nungguin lo setiap hari cuma demi dapet perhatian dari lo."



•••



Kau mengatur nafasmu yang tak beraturan.

Hendery melihatmu dengan tatapan khawatirnya.
"Kamu gapapa?"

Saat menyadari bahwa kau belum melepaskan tautan tanganmu darinya, kau segera melepasnya.
"Aku.. gapapa."

Hendery menggeleng.
"Kamu capek kan? Mau minum?"

"Gausah.. Maaf aku udah narik kamu kayak gini." Ucapmu.

Hendery melihat kearah sekelilingnya dan pandangannya terhenti pada sebuah bangunan yang terlihat cukup mewah. Tampaknya kau menariknya cukup jauh dari gedung sekolahmu.
"Mau nemenin aku ke coffee shop yang ada disana?"

Kau dengan cepat menggelengkan kepalamu.
"Maaf, tapi aku—

"Please?"

"Hendery, aku—

Hendery tersenyum sedih.
"Kalau ini soal Yena, aku bakal jelasin semuanya ke kamu."

Kedua matamu terbelalak saat mendengarnya mengatakan hal tersebut.
"Darimana kamu tau?"

"Di hari setelah Yuri ngasih tau semuanya ke kamu, dia nelfon aku buat minta maaf. Dia ngerasa bersalah karena liat kamu yang langsung jaga jarak dari aku dan Dejun."

"Aku engga—

"Please dengerin semuanya dari sisi aku ya?"

Dan tanpa sadar kau menganggukkan kepalamu—menyetujui keinginannya.


•••


Dejun menghempaskan kasar tangan Chani yang sebelumnya mencengkram pergelangan tangannya.
"Lo gatau apa-apa."

Nancy terpekik kecil saat melihat respon yang diberikan oleh Dejun pada Chani. Seluruh penghuni kelas pun mendadak hening.

Chani memasukkan kedua telapak tangannya masuk kedalam kantung depan celananya.
"Gue yang gatau apa-apa ini aja tau seberapa menyedihkannya lo, Xiao Dejun."

"Udahlah Chan." Nancy menatap kearah sang ketua kelas dengan tatapan khawatir.

Nancy kemudian melirik kearah murid lainnya yang memandang kedua orang tersebut dengan tatapan tertarik.
"Yang lain udah pada selesai ngumpulin tugas kan? Tolong keluar."

Not HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang