Part 4

12 2 0
                                    

Malam hari yang begitu sejuk Lisa menikmati hembusan angin di balkon kamarnya sambil mendengarkan alunan musik dengan earphonenya. Sesekali ia menyanyikannya.
Namun lagunya terhenti karena ada panggilan masuk

'Nomor baru? Angkat gak ya. Angkat aja deh siapa tau temen gue ganti nomor'
Gumam Lisa
"Hallo!"

"Sa, ini beneran lo kan?"

"Lo siapa?"

"Alam"

"Cowok Landak! Lo tau nomor gue dari siapa?"

"Sakti. Lebih tepatnya gue nyolong sih! Gak minta"

"Lo gak malu apa? ngambil nomor orang tanpa permisi?"

"Gue udah minta ke dia. Tapi dia gak ngasi. Dia bilang minta aja langsung ke orangnya!"

"Tuh! Kak Sakti aja pengertian! Privasi gue di jaga!"

"Sa. Gue bisa jamin. Kalau gue minta sama lo! Lo gak bakal ngasi. Gue kan lagi usaha"

"Usaha apaan lo? Dagang cengcimen?"

"Ya elah. Lo polos atau pura2 polos! Gue usaha buat lo lah sa! Supaya kita lebih deket"

"Gak usah lo deket2 gue! Alergi gue kumat kalau deket sama lo!"

"Alerginya ada di jantung kan? Gejalanya itu kalau lo deket gue jantung lo berdetak lebih cepet kan sa?"

"Gila lo!"

"Gila Tapi tetep sayang kan sama gue?"

"Bodo Ah! Gue mau tidur. BYE!"

"Sa ja---"
Lisa langsung mematikan telfonnya.

Hp Lisa kembali berbunyi, tetapi bukan panggilan melainkan pesan masuk.

"Jangan lupa mimpikan gue ya sa. Peluk cium buat lo 🤗😘"

"ALAM!!!! Lo nyebelin banget! Buat gue pengen nabok tau gak!"
Teriak Lisa di kamarnya

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Pagi hari yang indah. Sinar mataharipun sudah mulai terlihat. Namun Lisa masih merasa malas untuk membuka kedua matanya. Padahal Laura sudah sedaritadi membangunkannya.
Hingga suara telfonya mengusik tidurnya.

"Ahh ZUI!!!! Lo resek tau gak! Kan gue udah bilang, jangan ganggu tidur gue! Lo nelfon gak pake aturan lagi sampek kuping gue budek!"

Alam menjauhkan hpnya dari telinganya. Karena teriakan Lisa yang sangat kuat
"Gue kan nelfon lo cuman dua puluh kali. Lagian lo kayak kebo jam segini masih molor"

"Lah Zu. Suara lo kok berubah jadi suara cowok?"

"Gue Alam bukan Zui"

"Landak?! Buat apa lo nelfon gue?"

"Gue udah didepan rumah lo. Cepet keluar. Kita berangkat bareng"

"Gak! Gue naik bus aja! Pergi lo jauh2"

"Kalau lo gak keluar. Gue masuk ke dalam rumah lo. Gue bakal bilang ke nyokap lo. Kalau gue pacar putrinya Lisa Arindi"

'Mampus gue. Ntar kalau dia beneran lakuin itu bisa2 leher gue digorok sama papa. Gue kan dikasi pacaran sesudah lulus SMA' batin Lisa

"Eh jangan! Oke lo tunggu gue. Lo Jangan didepan rumah gue. Lo tunggu gue di halte bus depan aja"

"Kenapa harus nunggu di halte sih?"

"Gak usah banyak tanya! Udah lo nurut aja!"

"Kalau lo ingkar janji. Gue langsung jemput lo ke rumah!"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang