Part 23

3 0 0
                                    

🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Lisa bersandar di bawah pohon besar belakang sekolah. Angin yang sejuk menyapu kulit Lisa. Air matanya menetes terus menerus. Ia bahkan menggigit bibir bawahnya dengan sangat kuat hingga berdarah untuk menahan air matanya. Namun nihil air matanya tetap mengalir, bahkan semakin deras

'Gue konyol! Kenapa gue nangis? Diakan bukan pacar gue!'
Batin Lisa sambil menangis senggugukan

"Kalau nangis jadi jelek!"
Wira menutup kepala Lisa menggunakan kardus

"Apaan sih!"
Lisa hendak membuka kardus itu

"Jangan dibuka! Kalau lo udah gak nangis lagi. Baru lo boleh buka!"

"Gue balik duluan!"

"Eh jangan! Sebagai teman yang baik. Gue bakal nemenin lo disini. Gue enggak bakal nanya apa2 kok!"
Wira menahan pergelangan tangan Lisa

"Gue.... Gue....."
Hiks..... Hiks
Lisa menangis semakin keras
Wira memeluk Lisa dan mengelus-elus punggung Lisa

🥀🥀🥀🥀🥀
Alam berjalan ke ruang UKS untuk mengembalikan kotak P3K. Namun ternyata ruamg UKS sudah tutup. Alam membawa lagi kotak P3K itu bersamanya. Setelah itu Alam bergegas menuju ruangan Lisa. Namun saat ia sampai di sana, ia tidak menemukan siapapun.
Ia menelfon Lisa namun tidak ada jawaban sama sekali

"Lo kemana sih?"
Alam berjalan ke bawah, ia memasuki ruangan organisasi PMR tanpa permisi terlebih dulu

"Nda! Lisa mana?"

"Bukannya dia bareng kakak?"

Alam mengkerutkan keningnya
"Sedari tadi gue enggak ada lihat dia"

"Tadi dia buru2 mau ke kelas kakak. Itu kotak P3K yang ditangan kakak buktinya"

"Hubungannya?"
Tanya Alam semakin bingung

"Itu punya aku kak. Tadi aku suruh Lisa buat pegangin kotak itu. Karena dia buru2! Kotaknya malah ikut dia bawak!"

"Ini kotak P3K lo Nda, thanks!"
Alam langsung berlalu meninggalkan Manda.
Ia bergegas ke parkiran, namun nihil. Alam mengitari seluruh sekolah untuk mencari Lisa.
Sampailah ia dibelakang sekolah. Dari kejauhan samar2 Alam melihat seperti ada orang dibalik pohon besar.
Alam mendekati pohon itu.
Saat ia melihat siapa orang itu. Ia membulatkan kedua matanya.
'Lisa!'
Batin Alam
Lisa dan Wira tertidur. Dengan posisi Wira memeluk Lisa
Alam langsung berlalu meninggalkan tempat itu

🌧🌧🌧🌧🌧🌧
Hujan turun mengenai wajah Wira dan Lisa hingga membuat mereka terbangun

"Ayo Li!"
Wira menarik Lisa ke dalam gedung sekolah

"Gue sampek ketiduran"

"Sama, gue juga! Hari juga udah sore gini. Kita makan dulu ya?"

"Gue balik aja. Takut mama nyari!"

"Nanti gue yang nganter lo sampai kerumah. Sekarang kita makan dulu ya!"

"Tapi...."
Kruk.... Kruk
Suara perut Lisa

"Tuh kan. Cacing lo udah konser dadakan!"
Wira menarik tangan Lisa

'Ini perut rombengan banget sih! Gak bisa apa! purak2 gak laper!'
Batin Lisa

"Lo tunggu bentar disini. Biar gue ambilin payung di mobil"
Wira berlari ke mobilnya

"Gue bisa lari!"
Lisa berteriak, namun hanya dibalas lambaian tangan oleh Wira

"Ayo!"

"Lo jadi basah karena ambil payung ini!"
Wira dan Lisa berjalan menuju mobil

"Stamina gue lebih kuat dari lo. Jadi gue enggak bakal sakit karena serpihan hujan ini!"
Ucap Wira sombong

"Belagu lo!"

"Kita makan dimana?"

"Makan apa aja boleh! Tapi jangan makanan vegetarian!"

"Siap tuan putri!"

Wira dan Lisa meninggalkan sekolah. Lisa terbawa suasana, ia sampai lupa untuk melihat ponselnya.
Mereka tertawa bahagia.
Waktu berlalu dengan cepat, hingga kini sudah pukul lima sore. Hujan tak kunjung redah.
Wira mengantarkan Lisa pulang ke rumahnya

"Bentar! Biar gue aja!"
Wira keluar membuka pintu mobil untuk Lisa dan langsung memayunginya.
Wira mengantarkan Lisa sampai kedepan pintu rumah Lisa

"Makasi ya!"

"Iya!"

"Ada tamu, siapa Li?"
Tanya Laura

"Anak rekan kerja papa mah!"

"Wira tante!"
Ucap Wira sopan dan langsung mencium tangan Laura

"Anaknya....."
Laura berpikir sambil mengamati wajah Wira

"Anaknya Wijaya tante"

"Oh iya! Mari masuk dulu!"

"Enggak usah tante. Soalnya udah sore"
Ucap Wira sopan

"Ya udah. Makasih ya nak Wira, udah anterin Lisa!"

"Iya tante. Saya pamit pulang ya tante, Li gue balik ya!"

"Hati2 ya nak Wira!"
Lisa hanya tersenyum membalas ucapan Wira

"Mama mau tanya. Kalian habis dari mana? Sampai jam segini baru pulang?"

"Tadi ......"
'Kalau gue bilang ketiduran, mama bakal mikir macem-macem, gue harus bilang apa ya?'
Batin Lisa

"Tadi apa?"

"Itu mah... Tadi hujan disekolah lebat banget. Jadi kami makan dulu deh. Karena keenakan ngobrol sampai gak inget waktu"

"Pacar kan? Biar mama kasi tau papa! Kalau putrinya udah berani pacaran"

"Bukan mah! Sumpah deh"
Ucap Lisa sangat serius

"Apa jangan2 putri mama jatuh hati pada nak Wira!"
Ucap Laura menggoda Lisa

"Enggak lah mah! Lisa naik dulu ya mah. Mau mandi"
Lisa langsung bergegas meninggalkan Laura

"Jangan lama2. Selesai mandi langsung bantu mama di dapur!"
Teriak Laura

"Iya mah!"

🍃🍃🍃🍃🍃
"Ponsel gue mana? Sial! Jatuh dijalan atau jatuh di mobil Wira ya? Semoga aja jatuh di mobil Wira! Ada kabar gak ya dari kak Alam? Ngapain juga gue mikirin dia! Ini otak udah korslet kali ya!?"
Lisa menggetok keningnya

Di bathub Lisa memejamkan kedua matanya sambil menikmati aroma mawar dari sabunnya.
'Kenapa gue ngerasa ada yang hilang dari diri gue ya? Kenapa gue ngerasa kosong gini!'
Lisa tiba2 menangis

🥀🥀🥀🥀🥀
"Papa belum pulang mah?"

"Belum. Katanya bakal pulang terlambat!"

"Hm!"

"Lagi ada masalah?"
Tanya Laura penuh selidik

"Masalah apa. Emangnya siapa yang punya masalah?"

"Enggak ada yang perlu dirahasiain dari mama. Mama tau sekarang kamu lagi ada yang dipikirin!"

"Enggak. Mama udah kayak paranormal KW tau enggak!. Ramalannya salah tuh!"
Lisa tersenyum tipis

"Ya udah. Kalau belum bisa cerita ke mama. Enggak mama paksa"

"Udah deh mah. Goda Lisa mulu! Lisa bantu ngapain ini? Lihat2 aja?"

"Ini, cuci yang bersih sayurnya!"

"Siap! Kapten!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang