Part 21

3 1 0
                                    

Kini matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Semua orang sudah memulai aktifitasnya masing2. Begitu juga dengan orang2 yang berada di rumah Wira.

Tetapi Wira tidak kunjung bangun dari tidurnya. Pembantu yang bekerja di rumah Wira tidak ada yang berani untuk membangunkannya. Karena Wira paling tidak suka jika dibangunkan. Apabila ada yang berani untuk membangunkannya, maka orang itu akan dilempar oleh Wira menggunakan ponselnya.

Sialnya, lemparan Wira selalu tepat sasaran

"Yanto!"
Panggil Ijah kepada supir keluarga Admaja

"Ada apa Jah?"

"To! Bangunin den Wira sana!"

"Yang kerja di dalam rumah kan kamu Jah! Kenapa nyuruh aku?! Lagian kamu enggak bisa lihat kalau aku lagi nyuci mobil? Kalaupun aku enggak ada kerjaan. Aku enggak mau bangunin den Wira!
Lemparannya selalu tepat mengenai kepalaku ini!"
Yanto menunjuk kepalanya

"Aku juga takut buat bangunin! Tapi kalau kita biarin. Den Wira akan terlamabat ke sekolah!"

"Biarin aja lah Jah! Memangnya Kamu mau dilempar den Wira?"

Ijah menggelengkan kepalanya

Jarum jam sudah menunjuk pukul 08.00 akhirnya mata Wira mulai terbuka

"Uhg......."
Wira merenggangkan badannya
Wira meraba tempat tidurnya, mencari keberadaan ponselnya. Matanya membulat melihat jam saat ini

"BI IJAH!"
Teriak Wira dari dalam kamarnya

"Iya den!"
Ijah berlari ke kamar Wira
'Mati aku!'
Gumam Ijah

"Kenapa enggak dibangunin?"

"Kalau bibi bangunin. Den Wira marah"
Ijah pucat pasi

"Ini kan hari sekolah! Bukan hari minggu!"

"Maafin bibi den. Biasanyakan den Wira selalu bangun tepat waktu untuk berangkat ke sekolah. Jadi bibi pikir hari ini aden enggak masuk"
Ijah mencoba mencari alasan

"Aaaaaaaaa! Gagal semua rencana gue!"
Wira berteriak sangat keras

Dret.... Dret
Ponsel Wira bergetar, menandakan ada panggilan masuk

"Hallo"

"Ada apa pah?"
Tanya Wira

"Mulai hari ini dan seterusnya. Sepulang sekolah kamu langsung ke kantor papa!"

"Ngapain?"

"Belajar lebih lanjut tentang perusahaan milik papa!"

"Aku sekarang lagi sibuk belajar untuk ujian akhir pah!"

"Papa akan datangkan guru privat ke rumah. Setiap malam kamu akan belajar tambahan di rumah!"

"........."
Wira diam

"Kamu dengarkan?"

"Iya"
Ucap Wira acuh dan memutus sambungan telefon

"Shit!"
Wira mengacak-acak isi kamarnya, memecahkan kanvas yang ada di dalam kamarnya dan meninju kaca hingga hancur berkeping-keping

"Tangan aden berdarah. Bibi ambilin obat ya den?"
Ucap Ijah takut

"KELUAR!"
Teriak Wira

"Baik den"
Ijah keluar dari kamar Wira

"Den Wira kenapa Jah? Teriakannya sampai ke lantai bawah dan suara pecahan kaca apa tadi itu?"
Tanya Yanto

"Tadi tuan nelfon. Setelah itu den Wira jadi sangat marah"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang