Part 11

18 2 2
                                    

Alam sudah menunggu Lisa dihalte bus tempat ia biasa menunggu. Sekitar lima belas menit Lisa keluar dari rumahnya, sebelum ia menemui Alam, Lisa terlebih dulu singgah diwarung bu Heni untuk mengambil helm titipannya.

"Sa, tadi pagi enggak jatoh lagi kan?"

"Gak! Karena lo gue udah biasa bangun pagi!"

"Bagus dong, berarti gue itu bawak pengaruh baik buat lo!"

"Serah lo deh! Udah ayo jalan. Nanti kita telat!"

"Oke. Ayo naik"

Alam menarik tangan Lisa untuk melingkarkannya dipinggangnya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sekitar tiga puluh menit mereka sampai di sekolah.

"Lama lo!"

"Sengaja. Biar gue bisa lama2 sama lo!"

"LANDAK!"

Alam menarik Lisa, ia melingkarkan tangannya di leher Lisa sambil memasukkan kunci motornya ke dalam tas Lisa. Jantung Lisa sudah berdetak tak beraturan karena perbuatan Alam. Pipinyapun sudah memerah.

"Tangan lo! Mau gue patahin?"
Ucap Lisa tanpa menatap wajah Alam. Karena jika Alam melihat wajah merah Lisa. Pasti ia akan mengejek Lisa

"Sa. Please jangan ngelarang gue buat ngerangkul lo"

"Gak! Gue enggak mau!"
Lisa menggigit tangan Alam

"Auu..... Sakit Sa.....yang"

"Najis tau gak!"

"Tapi kalau ini boleh kan?"
Alam menggenggam tangan Lisa sambil memasang senyum manisnya

"Lepasin gak! Atau mau gue gigit lagi tangan lo!?"
'Aduh senyum lo itu. Buat gue berasa sakit jantung tau gak!' batin Lisa

"Gue rela tangan gue lo gigit. Asalkan lo siap buat nerima serangan balik dari gue"

"Serangan apa!?"

"Satu gigitan lima kali cium"
Alam memasang senyum jahilnya dan menaik turunkan alisnya.
Lisa memutar kedua bola matanya. Mau tidak mau, Lisa harus menuruti kemauan Alam untuk menggenggam tangannya. Di koridor semua mata tertuju kepada mereka berdua. Tetapi Lisa merasa acuh! Karena dia sudah biasa ditatap dengan tatapan membunuh dari para fans Alam.

"Ini udah di depan kelas gue. Lo mau megang tangan gue sampek kapan?"

"Gue antar sampek ke bangku lo!"

"Ogah! Gue bisa kali! Udah kayak nenek2 aja gue sampek diantar ke dalam kelas!"

"Emang nenek. Tapi belum sekarang! Nanti sesudah kita punya cucu"

"PD lo! Emang gue mau sama lo?!"

"Ketauan lo Sa. Lo udah fall in love kan ke gue?, gue kan enggak ada ngomong kalau gue bakal nikah sama lo"
Alam tersenyum

"Lo bilang sesudah kita punya cucu kan?!"

"Iya, tapi lebih tepatnya, kita semuakan kelak akan menikah sama jodohnya masing2"

"LANDAK!"
Lisa menahan amarahnya dan menarik kuat tangannya dari genggaman Alam, ia langsung masuk kedalam kelas sambil mengomel tidak jelas.
Alam menyusul Lisa dan langsung duduk di bangku sebelah Lisa.

"Sa. Lo kenapa marah?"

"Gue gak marah! Udah deh. Mending lo balik ke kelas lo!"

"Kalau gak marah. Kenapa lo gak natap mata gue?"

"Gue lagi katarak dadakan!"

"Tuh kan! Lo pasti ngekode gue. Kalau lo marah karena masalah sebutan nenek tadi"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang