Part 12

14 2 2
                                    

Seperti biasa. Alam sudah berada di halte bus tempat ia biasa menjemput Lisa. Sekitar beberapa menit Lisa keluar dari rumahnya dan langsung menemui Alam

"Pagi Sa....yang!"

"Ayo jalan!"

"Siap!"

Alam dan Lisa sampai di sekolah. Alam mengantarkan Lisa sampai kedalam kelasnya. Padahal Lisa melarang Alam untuk mengantarnya.
Mata Manda dan Zui langsung melotot melihat Alam dan Lisa.

"Kak! Kakak pacaran ya sama Lisa? Semakin hari semakin lengket aja. Udah kayak amplop dengan prangko aja!"
Tanya Zui dengan wajah bodohnya

"Menurut kalian kita cocok enggak?"

"Cocok banget kak! Gue setuju kalau putri tidur kita sama kakak!"
Zui mengacungkan kedua jempolnya

"Udah deh kalian! Malah bicara sembarangan!"
Ucap Lisa dengan jantung yang sudah berdetak sangat kencang

"Gue titip massa depan gue ya Zu! Gue permisi"
Alam toss dengan Zui

"Eh anak onta! Kenapa semalam enggak jadi balik lagi ke sekolah?"
Tanya Zui kepada Lisa

"Gue semalam udah nelfon lo bolak balik! Tapi gak nyambung2!"
Lisa menggeplak kepala Zui

"Au ini pala masih di pake! Hp gue low BANGKE! Lagian gue hubungin lo pake hp kak Ardi gak lo angkat!"

"Gue udah males menerima panggilan masuk dari nomor baru! Trauma gue karena si tiang listrik!"

"Telfon dari kak Alam kenapa gak lo angkat juga?"

"Gue juga enggak tau. Yang ada dibenak gue pada waktu itu. Kalau gue angkat, yang ada Alam bakal dengar suara Wira!"

"Lo udah Taken kan Li?"
Tanya Manda

"Dia nembak gue aja enggak! Tapi gue merasa kalau gue jalan sama cowok lain. Perasaan gue jadi enggak nyaman! Kayak jadi takut kalau Alam sampai tau gue lagi sama Wira"

"Ahahaha..... Berarti lo menjaga perasaan kak Alam. Udah deh Li! Lo itu udah fall in love sama kak Alam!"

"Hum! Gue juga belum yakin sama perasaan gue sendiri! Udah deh jangan ngebahas perasaan mulu. Jadi gimana nih gue Zu? Gue masih bisa masuk osis enggak?"

"Berani mencintai berarti berani untuk merasakan sakit!"
Timpal Manda

"Lagak lo! Sok tau lo masalah asmara! Kayak udah pengalaman aja lo! Masalah osis, lo tenang aja Li. Formulir lo udah gue kumpulin. Kalau kata kak Ardi yang penting formulirnya udah dikumpul"
Sambung Zui

Joan memasuki kelas, kepalanya masih menggunakan plaster. Joan langsung menarik Manda keluar kelas
"Gue pinjem Manda bentar!"

Lisa dan Zui saling melempar tatapan satu sama lain. Joan membawa Manda ke taman belakang sekolah.

"Apaan sih lo main tarik2! Lepasin!"
Tangan Joan dihempaskan Manda dengan sangat kuat. Manda hendak meninggalkan taman itu. Namun tangannya dicekal oleh Joan

"Gue mau ngomong sama lo!"

"Kalau ngomong dimana aja bisa! Gak usah sampai bawa gue kemari! Tangan gue, lepasin!"

"Enggak akan. Kalau gue lepasin, lo bakal kabur!"

"Lo mau ngomong apa?!"

"Gue masih penasaran, kenapa lo mau nolongin gue?"

"Gue kan udah bilang sama lo kalau gue ini manusia yang memiliki hati nurani!"

"Gue gak percaya kalau cuman itu alasannya! Gue udah liat cara lo memperlakukan orang. Kalau lo itu enggak peduli sama orang lain! Bahkan sama teman sekelas aja lo gak peduli. Lo peduli cuman sama orang2 yang dekat sama lo aja!"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang