Part 19

1 2 0
                                    

Kini bahu Alam sudah tidak bergetar lagi. Lisa mulai melepaskan pelukannya

"Sa"
Alam melihat danau dengan tatapan kosong

"Hm?"

"Orang tua gue mau pisah!"

"Karena apa?"
Lisa merasa sangat terkejut mendengar penuturan Alam

"Gue malu cerita ke lo"

"Ya udah. Kalau lo enggak mau cerita ke gue. Gue enggak bakal maksa lo buat cerita"

"Bokap selingkuh!"

"..........."
Lisa merasa sangat terkejut sambil membulatkan kedua matanya dan menatap nanar Alam

"Gue enggak suka di lihat kayak gitu Sa. Gue enggak perlu dikasihani!"
Alam memasang wajah serius

"Maaf. Gue enggak bermaksud"
Lisa merasa bersalah. Karena reaksinya yang terlalu berlebihan menurut Alam

"Sebenarnya. Nyokap sama bokap gue udah lama mau pisah. Tapi nyokap gue enggak mau! Nyokap mau besarin anaknya dengan kasih sayang kedua orang tua!"
Alam menundukkan kepalanya dan kembali meneteskan air mata

"Lo yang kuat ya! Gue dan sahabat2 lo akan ada buat lo"
Lisa mengelus punggung Alam

"Gue memilih tinggal di apartemen karena gue selalu lihat nyokap gue nangis Sa! Bajingan itu selalu nyakitin perasaan nyokap gue! Bahkan dia sengaja membawa selingkuhannya menginap dirumah!"

"Lo salah! Seharusnya lo tetap tinggal dirumah. Buat nemenin nyokap lo! Bukan malah lari dari masalah!"

"Gue tau Sa. Tapi gue muak liat nyokap nangis! Sekarang gue gak tau harus merasa senang atau malah bersedih dengan kabar perpisahan mereka! Karena, nyokap gue benar2 mencintai bokap. Gue yakin, setelah perpisahan mereka. Nyokap gue bakal nyiksa dirinya sendiri"
Alam mengacak-acak rambutnya

"Lo udah coba buat ngomong ke bokap lo?"
Lisa menatap Alam

"Bajingan kayak dia enggak bakal dengerin gue Sa. Gue udah pernah coba buat ngomong, hasilnya jadi berantem. Hah! Sekarang gue enggak tau apa yang harus gue lakuin supaya gue lupa sama masalah gue! Biasanya gue habisin waktu dengan minuman keras. Dengan begitu, waktu bergulir sangat cepat"

"Lo salah kalau lo lakuin itu. Itu sama aja buat ngerusak diri lo sendiri! Lo harus ingat kalau lo masih punya nyokap yang harus lo jaga! Mulai besok lo harus sekolah! Karena, kalau disekolah lo bakal sibuk dengan kegiatan disekolah! Apalagi lo ketua osis. Pasti banyak yang harus lo uruskan?"

"Hum"
Alam tersenyum tipis

"Sekarang lo ikut gue!"
Lisa menarik tangan Alam.
Sekarang mereka berdiri ditepian danau. Lisa mengambil batu besar yang hanya dapat diangkat dengan kedua tangan dan memberikannya kepada Alam

"Batu? Lo mau gue bunuh diri Sa?"
Tanya Alam polos

"Gue masih waras! Sekarang, lo pikirin semua masalah yang lagi lo hadapin. Kalau udah lo pikirin semuanya. Lo buang batu itu kedalam danau dengan seluruh tenaga lo!"
Lisa tersenyum manis

"Gue coba!"
Alam mengayun-ayunkan batu besar itu dengan kedua tangannya. Setelah Alam mengayunkan beberapa kali ia melemparkannya

"Woah!!"
Lisa tercengang melihat lemparan Alam

"Saran lo hebat juga Sa. Gue merasa beban dihati gue berkurang"
Alam tersenyum manis kepada Lisa

"Lemparan lo jauh banget! Gue lempar batu kecil aja, enggak mungkin bisa sejauh itu! Walaupun gue udah pake seluruh tenaga gue!"

"Padahal gue belum keluarin semua tenaga gue"
Ucap Alam santai

"Gue kok mulai merasa takut ya?"
Lisa berjalan mundur

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang