Part 17

7 2 2
                                    

Pagi yang cerah. Matahari kini sudah bersinar terang menggantikan pekerjaan bulan dan bintang. Cahaya sinar matahari masuk dari celah2 rumah hingga mengenai mata Alam

"Uhg........"
Alam bangun dari tidurnya dan merenggangkan tubuhnya.
Ia duduk sambil menggosok kedua matanya. Ketika Alam melihat sekitarnya ia sangat terkejut. Karena teman2nya tidur di atas lantai, padahal kalau Alam mengajak mereka untuk tidur di atas lantai, semua mengeluh seperti anak perempuan. Biasanya jika mereka datang. Mereka rela berbagi satu tempat tidur untuk lima orang sekaligus. Untung saja tempat tidur Alam berukuran king size.
Alam hendak berdiri dari tempatnya, namun pergerakannya langsung terhenti seketika saat matanya tidak sengaja melihat sosok wanita yang tidak asing lagi baginya
'Itu Lisa kan? Kenapa dia bisa ada disini? Apa gue lagi mimpi? Tapi seperti nyata? Kalau ini mimpi, gue mohon jangan ada yang bangunin gue'
Batin Alam

Plak
Kepala Alam dipukul dengan keras

"Anjir!! Sakit monyet! Gue baru berharap untuk enggak dibangunin dulu! Lo malah seenak jidat mbah lo geplak pala gue! Ngerusak mimpi orang lo! Udah kayak pelakor!"
Alam marah2

"Lo ngeliatin dia angker banget! Udah kayak buaya dapat mangsa!"
Ucap Nazril sambil menggosok kedua matanya

"Eh. Tunggu! Lo tadi geplak pala gue kok sakit ya? Biasanya kalau mimpikan enggak kerasa sakit!"
Alam memasang wajah bingung

"Lo mabuknya semalam! Masih belum sadar juga? Sini gue kasih penghilang rasa mabuk, biar lo sadar dari sisa2 mabuk lo"
Plak
Nazril memukul wajah Alam menggunakan bantal yang dipakainya tadi, hingga kepala Alam kembali keatas bantalnya.

"Bangke! Lo mau gue mati! Gimana kalau tadi enggak ada bantal dibelakang gue! Bisa2 kebela dua pala gue!"

"Biar aja! Kalau lo mati kan tinggal ditanem! Gitu aja kok repot!"

"Zril??"

"Ha?"

"Zril??"

"Apaan sih lo! Udah kayak buaya minta makan aja lo!"

"Iya. Buaya darat yang haus akan belaian. Sini dicium cowok ganteng!"
Alam memegang erat pergelangan tangan Nazril

"Aaaaa..... Gue mau diperkosa buaya! Zaki, Ardi, Sakti tolongin gue!"

"BERISIK!"
Ucap Zaki, Ardi, dan Sakti secara bersamaan sambil menarik selimut menutupi kepala mereka

"Kalian ini!!!"
Nazril menaiki tubuh mereka bertiga dan meronta-ronta diatas, sambil mencoba melepaskan genggaman Alam

"NAZRIL!!!!! Bakal gue bunuh lo!"
Seru Zaki

"Minggir lo! Jangan guling2 diatas badan gue!"
Sakti mencoba melepas diri

"Bangke! Ada aja kelakuan anak ini! Minggir enggak lo Zril?"
Timpal Ardi

"Kalian ngomel aja! Udah kayak bumil! Bantuin gue mangkanya! Biar gue enggak guling2 diatas kalian"

"Gue enggak perlu liat siapa yang jahilin nih anak musang! Alam! Gue tau pasti lo yang lagi jahilin nih bocah!"
Ucap Zaki dengan mata tertutup

"Hum"
Alam tersenyum

"Lepasin Lam! Gue masih ngantuk berat! Kalian diluar aja sana!"
Zaki mulai kesal

"Denger tuh! Lepasin gue cepat!"
Nazril terus meronta. Hingga tak sengaja kakinya mengenai mulut Ardi

"Monyet! Kaki lo bau busuk! Lo udah berapa lama enggak nyuci kaki!? Bau banget!"
Ardi langsung berdiri

"Sorry. Enggak sengaja Di!"
Nazril memasang wajah memelas

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang