Part 16

11 6 0
                                    

Kini mereka sudah sampai di apartemen milik Alam. Ardi meletakkan Alam dikursi terlebih dahulu

"Berhubung kamarnya cuman ada satu. Kalian tidur diruang tamu aja ya Li?"

"Iya kak"

"Bentar. Biar gue siapin semua!"
Ardi mulai menggeseri sofa, menggelar karpet, lalu mengambil bantal dan selimut

"Kak! Zui sama kak Sakti mana?"

"Lagi Otw katanya! Kalau gue tinggal sekarang, berani kan Li?"

"Gue kok ngerasa takut ya kak, Ditinggal berdua gini?"

"Lo tenang aja. Kalau udah kayak gini nih! Dia enggak bakal bangun sampai besok pagi!"
Ardi meletakkan Alam diatas karpet dan menyelimutinya

"Bener ni?"

"Iya!"

"Hum. Ya udah kakak boleh pergi"

"Jangan nakal!"
Ardi berteriak dari depan pintu sambil mengedipkan sebelah matanya

"Siapa juga yang nakal!"
Lisa menggerutu karena ucapan Ardi.

Lisa ingin ke toilet untuk sekedar mencuci wajahnya yang sudah kusam. Dari ruang tamu tempat ia berdiri saat ini, Lisa melihat ada sebuah pintu yang terletak di ujung ruang tamu. Ia berfikir bahwa itu adalah toilet. Ia berjalan menuju pintu itu. Saat ia membuka pintu itu, Lisa langsung terpelongok melihat isi ruangan itu

"Jadi ini kamar Alam? Tapi enggak pantas disebut kamar! Keadaannya lebih parah dari kandang kebo!"
Lisa berbicara sendiri

Ia mulai melangkahkan kakinya ke dalam kamar Alam. Botol minuman keras berserakan di mana2, gorden kamar yang lepas, seluruh baju diatas tempat tidur, buku2 berserakan dilantai, meja yang hancur, dan banyak pecahan kaca.
Saat Lisa ingin merapikan kamar Alam. Tiba2 bell berbunyi terus menerus, hingga membuat Lisa terkejut dan akhirnya salah satu kakinya menginjak pecahan kaca.
Lisa menuju pintu dengan berjalan sedikit pincang.

"LISA! HUUAAAA.... Hiks.... Hiks"
Zui langsung memeluk Lisa

"Lo kenapa nangis Zu? Lo abis digigit dugong?"
Lisa menahan rasa nyeri dikakinya

"Gue...... Gue ..... Li! Gue!"

"Iya! Ini elo Zui sahabat gue yang paling heboh"

"Huaaa..... Gue lagi serius!"

"Kak Sak! Ini anak kenapa?"
Tanya Lisa pada Sakti

"Biasa! Kita masuk dulu ya Li"
Sakti, Zaki dan Nazril masuk begitu saja kedalam apartemen Alam. Tanpa menjelaskan kepada Lisa kenapa Zui menangis tidak jelas

"Ngomong Zu. Gue mana bisa ngerti kalau lo enggak ngomong!"

"Gue... Baru aja putus Li! Huuuaaaa........! Dia selingkuhin gue! Tadi pas gue jalan kemari. Gue liat Andika jalan sama cewek! Gue labrak mereka! Terus Andika langsung gue putusin! Huaaaa..... Sakit banget!"

"Hum!"

"Kok respon lo biasa aja Li?"
Zui memasang wajah dongkol

"Uhm... Bukan gitu. Mending lo cerita di dalem aja. Enggak enak sama orang2"
'Lo mah sering kayak gini Zu, mangkanya gue enggak merasa kahwatir'
Batin Lisa

"Li! Lo jalannya kok agak pincang gitu?"
Tanya Zui sambil senggugukan

"Kaki gue keram!"

"Bentar deh!"
Zui menarik Lisa untuk duduk dilantai, lalu melihat kakinya. Dan mendapati kakinya yang berdarah.

"Auuu!"

"Lo bilang keram! Emang kalau keram sampai berdarah gini?! Lo enggak jago buat ngibulin gue. Sok bilang keram segala! Ini berdarah karena apa? Banyak lagi yang luka!"
Seketika air mata Zui berhenti

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang