Part 8

15 4 1
                                    

Jam sudah menunjukan pukul enam pagi. Lisa sudah siap untuk berangkat kesekolah, padahal biasanya dia akan bangun pukul tujuh. Tapi karena tadi pukul lima tepat Alam sudah membombardir hp Lisa dengan panggilan bertubi dengan alasan, tak mau jika harus menunggu Lisa terlalu lama. Jadi Alam menyuruh Lisa untuk segera bersiap. Supaya ketika Alam sampai, mereka bisa langsung berangkat ke sekolah.
Lisa masih memasang muka ngantuknya memejamkan kedua matanya sambil berjalan kebawah untuk sarapan bersama dengan keluarganya. Ditangga terakhir kaki Lisa tersandung hingga membuat dia tersungkur kedepan dan mencium lantai.

"Auuu sakit banget!"
Lisa duduk dan menggosok keningnya dengan lembut

"Loh dek ngapain duduk disitu?"
Aganta belum memperharikan wajah adiknya. Karena Lisa tertunduk sambil mengelus keningnya.

"Ini kak. Lisa jatuh dari tangga. Jadi yah gini deh"
Sambil mendongakkan kepalanya dan menunjukkan keningnya yang memar

"Astaga. Hidung kamu sampek mimisan gitu! Mah......mama!......"

"Kenapa teriak2?"
Ucap Laura

"Ini mah. Lisa mimisan. Keningnya juga lebam!"

"Kenapa bisa sampai mimisan gini? Ganta ambilkan kotak P3K sama es batu"

"Lisa jatuh mah! Mungkin tadi hidung Lisa kebentur kelantainya terlalu keras. Jadi sampek mimisan gini deh"

"Kamu kenapa bisa sampek jatuh?"

"Lisa masih ngantuk banget mah, tadi Lisa jalan sambil tutup mata"

"Kan biasanya kamu bangun pukul tujuh. Ini kok jam segini udah rapi?"

"Lisa ada urusan mah"

"Ini mah kotak obatnya. Sini biar kakak yang kompres keningnya"

Selesai Lisa diberi obat dan lebam dikeningnya juga sudah mulai menghilang mimisannyapun sudah berhenti. Mereka langsung duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan bersama. Selesai sarapan Lisa berpamitan untuk berangkat.

"Mah, pah, kak. Lisa berangkat duluan ya!"

"Hari ini gak usah masuk ya, kepala kamu kan masih sakit"

"Memangnya Lisa kenapa?"
Tanyak Gilang bingung

"Lisa gak kenapa2 kok pah"
Lisa langsung mengangkat jari telunjuknya dan meletakkannya dibibirnya sambil menggelengkan kepalanya kepada Aganta dan Laura.
Karena Lisa tak mau membuat papanya yang super duper protektif itu menjadi khawatir

"Kamu berangkat sama papa aja!"

"Gak usah pah. Kantor papa sama sekolah Lisa kan beda arah. Lisa naik bus aja. Lisa jalan duluan ya!"
Sambil menyalim semua keluarganya

"Hati2!"

Lisa berjalan ke halte bus, ia memghampiri Alam.
Saat Alam melihat wajah Lisa sontak Alam kaget dan langsung memegang kedua pipinya

"Dahi lo kenapa sa? Ini hidung lo merah juga"

"Tadi gue jatoh! Mata tajam ya! Padahal udah gak keliatan banget!"

"Lo jatoh karna bangunnya terlalu pagi ya?"

"Gak usah dibahas MONYONG!

"Lo mau gue kasi obat paling ampuh gak? Gue belum pernah loh kasi obat ini ke siapapun. Berhubung lo jatoh juga karna gue, gue bakal kasi tuh obat buat lo"

"Obat apa emang?"

"Jawab dulu. Lo mau apa enggak?"

"Hum. Boleh deh!"

"Oke!"
Alam lansung mengecup kening Lisa dengan lembut.

"LANDAK!!!!!!!! BRENGSEK!!!!!"
Lisa langsung menginjak kaki Alam.
Untung saja kalau jam segini halte bus belum ada orang

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang