The Room

833 107 23
                                    

Lily membuka matanya perlahan lahan.

Ukh, gelap! Sekarang bagaimana? Apakah tubuh ku sedang di kendalikan oleh laba laba itu? Ah, bahkan aku tidak tahu nama laba laba seram itu.

Penglihatan Lily menuju ke bawah. Hasilnya tetap sama. Ia tidak melihat apapun. Hanya gelap. Gelap. Sangat gelap. Ia bahkan tidak bisa melihat tangannya sendiri. Kakinya. Bahkan tanah yang ia pijak.

"Lily!" Suara lembut, tegas, tetapi agak serak. Mengingatkan Lily akan kakak nya.

Inikah alam baka? Kata orang orang, ketika meninggal dan menuju ke alam baka kita akan di temui oleh sang kematian. Ukh, cerita lama. Bahkan, aku tidak suka membacanya walaupun dalam bentuk novel.

Katanya, kita akan melihat hidup kita diulang kembali. Memori menyakitkan dan membahagiakan akan diulang.

Hey! Tetapi aku tidak mau mati!

Lily berjalan maju dari awal tempat ia berdiri.

"Lily!" Kali ini panggilannya semakin keras namun suaranya lembut. Mengingatkannya pada Ratu Aqua.

Lily tersentak sesaat.

Ibu?

Ayah?

Clover?

Adinata?

Apakah mereka selama ini mencari ku? Apakah selama ini mereka rindu padaku? Apakah mereka kehilangan sosok Lily?

Tiba-tiba ruangan itu menjadi terang.

Lily baru tahu, saat penglihatannya menangkap ruangan ini tanpa akhir. Hanya putih. Putih. Dan putih saja yang ia lihat di sini.

"Mereka tidak merindukan mu Lily,"

Suaranya mirip Clover? Pikir Lily.

"Mereka mengganti posisi mu dengan ku, hahaha. Apakah kamu sampai berpikir kamu akan di rindukan?"

Lily mendengar suara itu dengan seksama.

"Kamu tidak akan di rindukan."

Suara itu kembali terdengar.

"Salah mu sendiri. Tidak mau keluar dari kastil."

"Semua perhatian tertuju padaku sekarang, Lily!"

"Se-mu-a," Suara itu terdengar sangat pelan tapi sangat menusuk.

"Aku tidak percaya kamu adalah Clover," Lily akhirnya angkat bicara.

"Tapi, kenyatannya aku Clover."

Suara itu seakan meyakinkan Lily bahwa ia adalah Clover.

"Dimana kau? Tunjukkan bahwa kau adalah Clover!" Lily mulai menggertak tak sabar.

"Aku? Aku dimana saja. Bisa saja aku di belakang mu atau mungkin di sampingmu. Di atas mu," Suara itu berhenti. Sosok di balik itu seakan sedang menghela nafa.

"Bahkan di bawah mu," Lanjutnya.

Voment uii

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang