The Ninja

314 32 65
                                    

Waktunya sudah tiba. Saatnya kamu kembali.

Seseorang mengetuk secara perlahan pintu kamar Lily.

"Halo, Lily. Aku Dixie. Kamu sudah makan malam?" tanya Dixie dari balik pintu.

Lily terbangun dari posisi duduknya. Ia langsung menutup sebuah buku yang berada di tangannya. Dan menaruhnya di  samping posisi ia terduduk.

"Masuklah!"

Dixie membuka pintu kamar itu secara perlahan, "kamu belum makan malam, kan? Aku sudah membawakan makan malam untuk mu."

Lily menerima nampan berisi nasi, lauk dan segelas air putih yang disodorkan Dixie.

"Cuci tanganmu terlebih dahulu," Dixie mengingatkan Lily yang sedang mengarahkan tangannya ke arah mulut. Bersiap memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Baiklah, aku akan mencuci tanganku," ujar Lily seraya bangkit dari posisi duduknya dan langsung menuju kamar mandi. Berniat untuk mencuci tangannya.

Aku seperti mempunyai bayi, saja. Batin Dixie.

Lily datang kembali dari kamar mandi menuju kamar tidurnya. Di perjalanan ia bertemu dengan Brave dan ansell.

"Halo kak Brave dan Kak Ansell," sapa Lily saat bertemu dengan mereka yang sedang berbincang. Pembicaraan mereka terlihat serius kali ini. 

"Hai Lily," sapa mereka bersamaan.

Semakin mirip saja wajah kalian. Apakah mungkin kalian adalah jodoh? Tidak mungkin. Mereka berdua adalah laki-laki. Pemikiran Lily semakin aneh dan tidak jelas.

Kak Dixie hanya memberi tahu bahwa mereka adalah teman Kak Dixie. sudahlah, aku tidak perlu tahu tentang mereka. yang jelas, aku sangat bersyukur dipertemukan oleh orang-orang baik semacam mereka. Lily bersyukur sambil memegang knop pintu kamarnya.

Lily masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dixie sedikit terkejut atas kedatangan Lily.  Tetapi, ia sudah menormalkan perasaan terkejutnya.

"Sudah kak," Lily berkata sambil menunjukkan kedua telapak tangannya yang masih terlihat basah.

Dixie mengangguk. Tanda ia sudah mengizinkan Lily memakan makan malamnya. Melihat Lily sudah melahap makanannya membuat hati Dixie terasa lebih lega.

Setelah Lily selesai makan, ia meminum air yang disediakan oleh Dixie. Tentunya, ia memeriksa terlebih dahulu apakah di dalam sana ada hewan bernama cicak yang sedang berendam di gelas air minumnya.

Dixie merapihkan bekas makan Lily. Dia terlihat seperti seorang ibu yang sedang membereskan bekas makan anaknya.

"Sudah ya Li. selamat malam. dan, mimpi indah."

Perkataan yang setiap malam dikatakan oleh Dixie. Bukan hanya ucapan tidur. Itu adalah ucapan yang mengandung mantra agar Lily bisa tertidur dengan tenang tanpa gangguan mimpi-mimpi aneh tentang dunia paralel. 

Pada saat awal terbangun dari tidur panjangnya, Lily melihat sosok perempuan cantik. Saat pertama kali melihat, ia kira ia sudah berada di kerajaan dengan kasur empuk dan terbangung dengan teman sejatinya, yaitu clover. Tetapi perkiraannya salah. 

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang