Future

298 39 36
                                    

Beberapa tahun kemudian.

Brave menarik nafas berat.

"Jadi, kamu masih mengingat-ingat masa lalu itu?"

"Iya, memang mengapa? Bukankah bagus mengingat masa lalu?"

Brave mengacak-acak rambut Lily.

"Itu masa lalu, sayang. Tidak perlu kamu ceritakan kepada anak-anak kita."

Lily tersenyum, "baiklah. Aku coba untuk tidak menceritakannya lagi."

Akhir dari semuanya. Lily kembali ke kerajaan tepat setelah dia tersesat di hutan. Entah kemampuan dari siapa. Brave dapat mengetahui jalan keluar menuju hutan belantara.

Sedangkan Adinata, ia akhirnya menikah dengan Xabrina. Memulai hidup bersama-sama. Kejadian masa lalu yang pahit. Seakan mereka telan saja. Waktu membawa mereka ke muara kebahagiaan.

"Ah! Sialan! Dia menemukanku." Seseorang mengumpat dari balik pintu kamar.

"Adinata, bagaimana pakaian ku? Bagus, kan? Aku memilihnya sendiri untuk pertunangan anak kita."

"Kau masih waras, kan? Anak kita baru berumur empat tahun. Dan, kau berencana untuk mengadakan pertunangan?"

Dahi Xabrina berkerut, "apa kau terlalu serius bekerja untuk kerajaan?"

"Apakah kau lupa bahwa kita sempat mengadopsi anak?" Lanjut Xabrina.

"Devandi Cavannas. Nama yang kita berikan untuk anak berumur dua belas tahun yang kita temukan di sungai saat kau sedang merenungi Lily-mu itu."

"Oh!" Adinata terpekik. "Devanas?"

"Jangan sesukanya merubah nama orang lain. Adhieta!"

Seseorang mendecak kesal di balik pintu. Ia tidak terima dengan apa yang terjadi. Ayahnya telah di hukum mati sedangkan ibunya telah diasingkan. Keluarganya hancur. Seperti kaca yang pecah berantakan, ia terkoyak. Dan tidak kembali seperti semula.

Jika ia menyesalinya, itu hanyalah kepura-puraannya. Tidak. Ia tidak pernah menyesal akan apa yang telah ia lakukan. Rencana-rencana baru telah ia laksanakan. Namun, semua yang telah lakukan seakan-akan buram. Tak terlihat hasilnya. Ia telah menangis dan menyesal. Bahkan, ia pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya.

Yang sekarang dapat ia lakukan adalah menunggu kesempatan menyerang keluarga Federica.

"Hei, Clover. Mengapa kamu berada di depan pintu kakak ku? Apakah ada masalah?"

"Ti-tidak. Aku hanya ... "

Clover tampak berpikir.

"Sudahlah, tidak masalah. Lain kali jangan mengintip. Itu tidak sopan."

Lily berlalu memasuki kamar kakaknya dan meninggalkan Clover.

"Hai kakak! Aku dengar, Devanas ingin bertunangan, ya?"

Xabrina tampak menatap tajam ke arah Lily, "namanya, Devandi Cavannas. Bukan Devanas."

"Ya, apalah itu namanya."

"Mengapa kamu tidak bilang kalau mau datang?"

"Ah, aku tidak ingin merepotkan kakak. Secara, semenjak kematian ibu dan ayah, kakak yang paling aktif dalam kegiatan kerajaan. Dan, aku setelah menikah malah meinggalkan kerajaan dan hidup mengembara di hutan."

"Itu bukan masalah besar, Lily."

Lily dan Adhieta Dinatya alias Adinata berbincang-bincang tentang masa lalu.

"Lalu, bagaimana dengan si Dixie itu?"

"Dia. Ah, sudah lama aku tidak mendengar berita tentangnya. Ku rasa. Dia sudah mengorbankan nyawanya demi diriku, Brave, dan juga Ansell."

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang